Permasalahaan Bahan Baku Kendang Jimbe di Blitar
oleh : Tania Patresia Maheswari, Mahasiswa Ekonomi Pembangunan, Universitas Muhammadiyah Malang
TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG-Kendang Jimbe merupakan alat musik yang berasal dari benua Afrika saat ini sedang digandrungi oleh banyak masyarakat . Blitar menjadi salah satu kota dengan pengrajin kendang Jimbe terbesar di Jawa Timur. Pusat pengrajin kendang jimbe berada di Kampung Kendang Sentul, Kecamatan Kepanjenkidul, dan Kecamatan Sananwetan. Kendang Jimbe asal Blitar ini tidak hanya dicari oleh masyarakat lokal tetapi telah merambah ke pasar Internasional, dan importir terbesarnya yaitu dari Benua Afrika dan Neraga Tirai Bambu atau China. Selain kedua negara itu ada juga negara Kanada tetapi konsumennya tidak sebanyak Afrika dan China. Di China kendang jimbe tidak hanya digunakan sebagai kerajinan tangan belaka, tetapi digunakan sebagai alat musik dalam kegiatan pembelajaran anak-anak.
UMKM Kendang Jimbe ini memberdayakan pekerja rumahan untuk memproduksi kendang yang selanjutnya dikumpulkan ke pengepul. Salah satu owner dari usaha kendang jimbe, Pak Sugeng memberdayakan para pengrajin untuk memenuhi permintaan pasar. UMKM ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar sehingga mengurangi angka penangguran. Dalam setiap minggunya di Kampung Kendang Sentul mampu memproduksi sekitar 8000 kendang dengan jumlah sekitar 100 orang pengrajin dan 20 orang pengepul. Ukuran kendang yang diproduksi juga beragam ada yang kecil, sedang, hingga yang ukuran besar.
Kendang jimbe ini memiliki ciri khas yang unik berbeda dengan kendang yang lain karena ada motif ukiran dibadan kendangnya hal ini menarik minat para pembeli dari luar negeri. Karena banyaknya permintaan dari konsumen baik dari dalam atau luar negeri, usaha iini memberdayakan para pengrajin kendang untuk memenuhi permintaan pasar internasional. Para pengrajin ini diberi pembinaan terkait dengan kualitas yang harus dipenuhi agar bisa diterima konsumen luar negeri. Selain dari pengrajin yang harus memiliki skill tinggi dalam mengrajin ada juga bahan baku yang perlu diperhatikan.
Kendang jimbe ini seluruh bahan bakunya memanfaatkan bahan baku organic sehingga ramah lingkungan. Bahan-bahan yang digunakan yaitu kayu mahoni, kulit kambing tua, cat, dan tali alpin sejenis tali untuk panjat tebing, bahan tersebut diambil langsung dari para supplier. Ada permasalahan dalam memenuhi bahan baku kendang ini salah satunya yaitu kayu mahoni. Kayu mahoni ini diambil dari supplier di Bali karena kualitas yang tinggi dan para pengrajin terkendala dalam hal biaya karena jarak yang jauh dan harga kayunya mahal. Sebenarnya di Perhutani setempat terdapat kayu mahoni tetapi harganya cederung lebih mahal daripada kayu yang diambil dari masyarakat di Bali. Atau bisa menggunakan kayu Nangka tetapi kualitasnya tidak sebaik kayu mahoni dikarenakan ada getahnya.
Untuk bahan baku lain seperti kulit kambing, tali kendang dan cat tidak mengalami permasalahan, karena bahan bahan tersebut mudah didapatkan. Mereka mengambil langsung dari para supplier selain itu bahan lain juga mudah didapatkan karena persediaan yang banyak. Berbeda dengan kayu mahoni, selain karena faktor harga kayu ini jika dieksploitasi terus menerus akan terjadi kelangkaan dan berdampak bagi lingkungan.
Artikel ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Sumber Daya Manusia dan Ketenagakerjaan yang diampu oleh Dra. Arfida Boedirochminarmi, M.S.