Membentuk Nilai Tukar yang Stabil dan Berkelanjutan
TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG-Di era globalisasi, nilai tukar telah menjadi masalah utama bagi banyak negara. Fluktuasi nilai tukar dapat berdampak serius terhadap perekonomian negara, mengganggu perdagangan internasional, dan memengaruhi daya saing produk ekspor. Untuk mencapai stabilitas ekonomi yang berkelanjutan, banyak negara mengikuti pendekatan tingkat harga saat menyusun nilai tukar mereka. Pendekatan tingkat harga mengacu pada sistem di mana nilai tukar ditentukan oleh perbedaan tingkat harga antara dua negara. Konsep ini didasarkan pada teori Purchasing Power Parity (PPP), yang menyatakan bahwa nilai tukar antara dua mata uang harus mencerminkan perbandingan harga barang dan jasa di kedua negara. Pendekatan ini mengharapkan bahwa jika ada perbedaan tingkat harga antara dua negara, nilai tukar akan disesuaikan untuk mengkompensasi perbedaan tersebut. Misalnya, jika harga barang dan jasa di negara A lebih tinggi daripada di negara B, maka nilai tukar negara A harus turun agar produk negara A tetap kompetitif di pasar internasional.
Menerapkan pendekatan tingkat harga untuk pembentukan nilai tukar memiliki beberapa keuntungan. Pertama, pendekatan ini dapat membantu mencegah fluktuasi nilai tukar yang ekstrim. Dengan menghubungkan nilai tukar ke tingkat harga, fluktuasi yang tidak semestinya dapat dikurangi, membawa stabilitas baik bagi pedagang maupun investor. Kedua, pendekatan ini juga dapat membantu memperbaiki neraca perdagangan negara. Ketika mata uang suatu negara terlalu kuat, ekspor ke negara lain menjadi lebih mahal sementara impor menjadi lebih murah. Dalam jangka panjang, hal ini dapat menyebabkan defisit perdagangan yang berlebihan. Dengan menerapkan pendekatan tingkat harga, nilai tukar dapat disesuaikan untuk menyeimbangkan ekspor dan impor serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Namun, ada juga tantangan dalam menerapkan pendekatan tingkat harga. Pertama, perbedaan tingkat harga antar negara dapat dipengaruhi oleh faktor selain faktor ekonomi, seperti perbedaan kualitas barang dan jasa, perbedaan kebijakan fiskal dan moneter, serta faktor politik. Faktor-faktor ini dapat mengakibatkan perbedaan antara nilai tukar yang diharapkan dan nilai tukar yang sebenarnya. Di antara negara-negara yang menggunakan pendekatan tingkat harga untuk membentuk nilai tukar, beberapa di antaranya menggunakan indeks harga konsumen (IHK) sebagai ukuran tingkat harga. Indeks harga konsumen mengukur perubahan harga rata-rata sekelompok barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga.
Pendekatan tingkat harga bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi nilai tukar, tetapi salah satu faktor terpenting dalam menciptakan lingkungan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan. Negara-negara yang mengadopsi pendekatan ini harus mempertimbangkan kebijakan ekonomi yang komprehensif dan koheren untuk mencapai nilai tukar yang optimal bagi perekonomian mereka. Singkatnya, pendekatan tingkat harga adalah salah satu metode yang digunakan banyak negara untuk menentukan nilai tukar mereka. Dengan mengaitkan nilai tukar dengan perbedaan tingkat harga antar negara, pendekatan ini bertujuan untuk meningkatkan stabilitas nilai tukar, mendorong pertumbuhan ekonomi yang seimbang dan meningkatkan daya saing produk ekspor. Meskipun masih ada tantangan, kerja sama internasional dan pemantauan yang cermat dapat membantu meningkatkan efektivitas pendekatan tingkat harga ini untuk mencapai nilai tukar yang stabil dan berkelanjutan di masa mendatang.
Penulis : Rizki Yogi Pratama, NIM 202110180311051, Prodi Ekonomi Pembangunan Kelas 4B, Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2021, Artikel ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Internasional dengan dosen pengampu Happy Febrina Hariyani, S.P., M.E.