Upacara Larung Sesaji di Kaki Gunung Willis
Oleh : Syarifah Nur Khasanah, Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Universitas Muhammadiyah Malang.
TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG-Sebelumnya saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Arfida BR., Dra.M.S. selaku Dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia sehingga saya dapat menyelesaikan sekaligus memenuhi tugas yang telah diberikan.
Telaga Ngebel salah satu tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi di jawa timur. Lokasinya yang bisa dibilang cukup strategis yaitu dikawasan kaki Gunung Wilis menjadikan Telaga Ngebel ini banyak di kunjungi oleh wisatawan mancanegara maupun lokal terlebih dimusim ketika digelarnya kegiatan rutin oleh warga setempat. Luas Telaga Ngebel berkisar 150 hektar dan berada di ketinggian 734 mdpl yang menyebabkan udara dikawasan tersebut sejuk dengan suhu berkisar 20 derajad Celcius.
Tradisi turun temurun yang masih dilaksanakan di telaga ngebel setiap 1 suro yang bertujuan untuk mengucap rasa syukur kepada Tuhan YME atas karunianya yang telah diberikan. Upacara dilaksanakan sebanyak 2 kali yaitu pada pagi hari dan malam hari. Pada saat malam hari dilakukannya beberapa serangkaian acara yaitu yang pertama memandikan kambing kendhit kemudian kambing kendhit disembelih . Darah kambing kendhit ditampung yang nantinya akan dilarungkan ke tengah telaga ngebel . Selain itu dilakukannya juga tasyakuran,tahlil akbar,istighosah,tirakatan,membakar kemenyan,mengkubur kaki dan kepala kambing kendhit,dan yang terakhir adalah larung sesaji.