Tradisi Lebaran Khas Suku Betawi
TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG-Suku Betawi merupakan suku asli dari penduduk wilayah kota JAKARtA . dari beragm sejarah menyatakan bahwa kakek dan nenek buyut dari pada suku Betawi merupakan percampuran antara beragam suku lainnya seperti ; suku Melayu , Sunda , Jawa , Bugis , Arab , dan Tiongkok.
Seperti suku – suku lainnya yang ada di Indonesia suku Betawi pun mempunyai cukup banyak dan beragam kesenian yang di milikinya , seperti contohnya yang cukup banyak di kenal oleh masyarakat Indonesia adalah Ondel -Ondel Betawi.
Secara historis Ondel – Ondel ada sekitar 1.600 tahun sebelum Masehi . Pada dulu nya Ondel – Ondel merupakan sebuh boneka besar yang di gunakan untuk keperluan upacara adat , yaitu upacara Tolak Balak. Yang bertujuan mengusir penyakit atau roh – roh jahat yang ingin menyerang suatu perkampungan.
Akan tetapi pada tahun kepemimpinan Gubernur jakata pada saat itu yaitu Bapak Ali Sadikin, Ondel – Ondel sebagai wajah baru dan icon dari kota Jakarta yang mempunyai maksud agar boneka Ondel – Ondel menjadi boneka yang ramah kepada setiap orang dan setiap kalangan. Dan pada zaman sekarang banyak boneka / patung Ondel – Ondel yang dengan sengaja di tempatkan di depan Gedung – Gedung Instansi negara ataupun di berbagai kegiatan atau acara hari – hari besar seperti Ulang Tahun Kota Jakarta , Hari Raya Idhul Fitri dan lainnya
Berbicara tentang Hari Raya Idhul Fitri ada beberapa ciri khas / tradisi Hari Raya Idhul Fitri yang di Rayakan dan di laksanakan oleh suku Betawi, di antaranya ;
Tradisi Andilan
Andilan yang artinya adalah iuran atau patungan untuk membeli hewan ternak seperti sapi, kerbau, kambing, domba dan lainya. Menjelang bulan Ramadhan , yang nantinya hewan itu akan di pelihara terlebih dahulu di beri pakan yang banyak dan baik agar hewan tersebut semakin gemuk dan sehat , dan ketika bukan Ramadhan tiba hewan tersebut akan di sembelih dan di bagi rata kepada warga atau keluarga yang ikut dalam andilan / patungan tersebut . tradisi tersebut di adakan karna ingin adanya perasaaan bersama , gotong royong ,dan berterimakasih kepada tuhan yang Maha Esa atas rezeki yang telah di berikannya.
Bermain Bledugan
Bledugan merupakan permainan yang biasanya di mainkan oleh anak remaja laki – laki Betawi Permainan ini memerlukan bahan baku yaitu ; Bambu, Spirtus, Korek dan lainnya yang di modifikasi agar menjadi sebuah Meriam yang mengeluarkan suara ledakan.
Nyorok Atau Tuker Rantang
Tradisi Nyorok atau Tuker Rantang merupakan wujud saling berbagi antara warga, tetangga , atau keluarga. Dengan cara bertukan rantang dengan isi makanan yang berbeda – beda yang di masak masing masing rumah atau keluarga dengan menu makanan kesukaan masing – masing keluarga
Membuat Panganan Khas Betawi
Biasanya 3 hari menjelang perayaan Hari Raya Idhul Fitri para kaum wanita suku Betawi mencrai bahan baku makanan Khas Betwi yang nantinya akan di sajikan saat momen Lebaran tiba seperti; membuat Ketupat Sayur, Oporayam, Semur daing, Sambel Kentang Goreng, Dodol Betawi, Tape Uli, Nastar, dan Kolang kaling
Saling Bermaafan
Biasanya pada saat sebelum sholat Idhul Fitri berlangsung sesama warga akan berjalan bersamaan menuju Masjid atau Mushola terdekat , setelah menulaikan sholat masyarakat saling bermaafan dan berkeliling menuju rumah rumah tetangga lainnya untuk bermaafan dan bersilahturami. Setelahnya biasanya di saat siang atau sore hari suatu keluarga akan berkujung kerumah keluarga yang di tuakan dan biasanya dengan waktu yang lebih lama.
Nyekar
Nyekar adalah menziarahi atau mendatangi kuburan Orang tua, Keluarga, kerabat, dan yang lainya.Biasanya keluarga melakukan Nyekar di selang satu atau dua hari seletah Hari Raya Lebaran.
Silahturahmi Dalam Satu Pekan
Dalam kebiasaan / ciri khas suku Betawi adalah merayakan atau menjalin Silahturahmi kepada sanak keluarga, kerabat dan lainnya dengan bergantian mendatangi kediamannya. Dalam satu pekan, karna bagi suku Betawi lebaran yang di jalaninnya adalah satu pekan lamanya
Artikel ini ditulis Muhammad Faluthy mahasiswa semester 2 Prodi Ekonomi Pembangunan Universitas Muhammadiyah Malang. Bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tugas mata kuliah Bahasa Indonesia oleh Ibu Dra. Afrida Boedirochminarni, MS.