Problematika Pekerja di Pantai Mandalika
TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG-Pulau Lombok memiliki banyak destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi, salah satunya adalah Pantai Kuta Mandalika. Pantai Kuta Mandalika adalah salah satu pantai yang terletak di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Indonesia. Pantai yang terletak di Desa Kuta, Kecamatan Pujut ini terkenal akan pasir putihnya yang seperti butiran merica, air lautnya yang jernih, serta menjadi lokasi upacara besar di Lombok, yakni Upacara Sasak. Lokasi Pantai Mandalika dekat dengan Bandara Internasional Lombok hanya memerlukan waktu sekitar 30 menit sehingga sangat mudah untuk dijangkau. Pantai Mandalika menawarkan beragam pesona, seperti pantai yang membentang luas, hingga hamparan pasir yang bersih dan putih membentang sepanjang 7,2 kilometer. Di sebelah barat, terdapat Bukit Mandalika dengan keindahan yang tak kalah menarik untuk dieksplorasi. Beberapa pekerjaan non formal yang terdapat di Pantai Mandalika adalah pekerja pariwisata, nelayan, dan pedagang. Pantai mandalika memiliki banyak pedagang yang menjual berbagai macam barang, seperti makanan, minuman, pakaian, dan souvenir khas daerah Lombok. Beberapa problematika dari pekerja non formal di Pantai Mandalika, diantaranya yaitu:
- Rendahnya Tingkat Pendidikan
Potensi laut Indonesia sangat luar biasa, tetapi tidak diimbangi dengan kualitas pendidikan. Factor yang menyebabkan buruknya kondisi pendidikan masyarakat pesisir yaitu kondisi ekonomi, factor social, dan factor lainnya.
- Sosial Ekonomi yang Kurang Memadai
Kehidupan masyarakat pesisir secara aspek ekonomi masih jauh dari kelayakan yang diharapkan. Dengan kondisi ekonomi seperti ini ditambah dengan tanggungan rumah tangga yang tidak sedikit, tentu sulit bagi sebagian besar masyarakat pesisir untuk dapat membiayai anak-anaknya. Factor social juga memiliki peran besar dalam mempengaruhi pola pikir dan kebiasaan orang-orang dalam bersosialisasi.
- Ketebatasan Lapangan Pekerjaan
Di daerah pesisir masih terdapat keterbatasan lapangan perkerjaan, hal ni dapat mempengaruhi tingkat pengangguran serta banyaknya pekerjaan yang tidak terjamin bagi penduduk setempat.
- Ketidakpastian Pekerjaan
Ketidakpastian pekerjaan, seperti perubahan iklim dan kondisi kerja yang tidak aman akan menekan pekerja sehingga mempengaruhi tingkat pendapatan.
- Rendahnya Pendapatan
Salah satu problem pekerja pesisir adalah rendahnya pendapatan atau tidak sesuainya pendapatan upah yang diperoleh dengan tuntutan untuk memenuhi kebutuhan hidup serta tanggungannya. Rendahnya pendapatan bagi pekerja di daerah pesisir disebabkan oleh minimnya lapangan kerja formal, keterbatasan keterampilan, dan kurangnya akses ke peluang ekonomi yang baik.
- Banyak Pekerja yang Masih Dibawah Umur
Banyak anak dibawah umur yang bekerja dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Factor yang menyebabkan munculnya pekerja dibawah umur ada beberapa hal seperti kemiskinan, dan rendahnya pendidikan, rendahnya pendidikan orang tua juga mempengaruhi pola pikir anak yang menganggap menghasilkan uang lebih penting dibandingkan sekolah.
- Dampak Perubahan Iklim
Perubahan iklim seperti cuaca yang ekstrem dapat mengancam keberlanjutan pekerjaan di daerah pesisir, dapat menggangu mata pencaharian serta menyebabkan kerugian ekonomi.
Dilihat dari problematika diatas, pekerja anak adalah persoalan krusial bangsa yang menunggu tindakan konkret Pemerintah untuk segera mengatasinya. Pada dasarnya ada beberapa alasan pekerja dibawah umur tidak diperbolehkan, yaitu:
- Jam kerja yang tidak menentu menyebabkan anak sulit mengakses pendidikan.
- Pekerja anak menanggung beban kerja yang sangat berat, bahkan tidak jarang pekerjaan-pekerjaan tersebut mengancam nyawa mereka sendiri.
- Tidak terjaminnya kesejahteraan pekerja anak.
- Kekerasan fisik ataupun psikologi yang mungkin terjadi pada pekerja anak.
Melihat permasalahan ketenagakerjaan diatas, tentu saja membutuhkan pemecahan yang baik dan sistematis, karena permasalahan tenaga kerja bukan lagi permasalahan individu yang bisa diselesaikan dengan pendekatan individual, tetapi merupakan persoalan sosial, yang akhirnya membutuhkan penyelesaian yang mendasar dan menyeluruh. Persoalan yang sangat erat hubungannya dengan fungsi dan tanggung jawab negara untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya harus diselesaikan melalui kebijakan dan pelaksanaan oleh negara bukan diselesaikan oleh pekerja dan pengusaha. Sedangkan masalah hubungan kerja dapat diselesaikan oleh pekerja dan pengusaha. Menghadapi permasalahan yang ada maka pemerintah tidak cukup dengan hanya merevisi perundang-undangan, melainkan mesti mengacu kepada akar permasalahan ketenagakerjaan itu sendiri. Yang terpenting adalah pemerintah tidak boleh melepaskan fungsinya untuk melindungi dan memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya adalah hal ini kesejahteraan bagi pekerja/buruh. Salah satu cara untuk mengatasi problematika ini adalah menciptakan lapangan kerja yang lebih beragam, dan peningkatan pelatihan dan pendidikan untuk masyarakat agar masyarakat dapat mendapatkan pekerjaan yang layak dan terjamin, serta perlu adanya program adaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat setepat, dan juga perlu adanya pengembangan infrastuktur yang memadai untuk para pekerja didaerah pesisir.
Penulis: Aldita Tyara Sabilla, NIM: 202110180311064, Prodi Ekonomi Pembangunan Kelas 4B, Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2021. Artikel ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah Ekonomi Sumber Daya Manusi (ESDM), Dosen Pengampu: Drs, Afrida Boedirochminarni, MS.