Perbandingan Antara Sistem Perekonomian dan Bisnis Kapitalis, Sosialis, serta Perekonomian Islam
Artikel ditulis oleh Ardia Regetha Syaharani, Ikhdazahrotunni S.M, Devi Rosalia Anindita, Nurlaili Izhati, Mahasiswi Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Muhammadiyah Malang
TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG – Sistem perekonomian adalah sekumpulan komponen atau komponen yang terdiri dari unit-unit dan agen-agen perekonomian serta lembaga-lembaga perekonomian yang tidak hanya saling berhubungan dan berinteraksi satu sama lain, tetapi sampai batas tertentu juga saling mendukung dan mempengaruhi (Gregory Grossman, 1984). Sistem perekonomian yang dikenal masyarakat dunia adalah sistem perekonomian kapitalis dan sosialis.
Sistem kapitalis dipengaruhi oleh semangat menghasilkan keuntungan semaksimal mungkin dengan sumber daya yang terbatas. Sedangkan sistem ekonomi sosialis bertujuan untuk mencapai kemakmuran bersama. Filsafat ekonomi sosialis adalah tentang bagaimana mencapai kesejahteraan bersama. Selain dua sistem tersebut, terdapat juga sistem perekonomian islam, yaitu sebuah sistem perekonomian berdasarkan pengajaran nilai Islam, sumber dari semua nilai-nilai ini tentu saja Quran, hadis, ijma, dan qiyas. Nilai-nilai sistem ekonomi Islam ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan. Ajaran Islam sangat komprehensif dan tersedia dinyatakan oleh Allah SWT sebagai ajaran sempurna, karena didasarkan pada nilai-nilai. Demi Tuhan, sistem ekonomi Islam tentu saja akan melakukannya berbeda dengan sistem ekonomi kapitalis dan sosiolog. Memang, di satu sisi, sistem Ekonomi Islam merupakan kompromi antara kedua sistem, tetapi dalam banyak hal Sistem ekonomi Islam benar-benar berbeda dengan kedua sistem (Effendi, 2019).
Prinsip Dasar Sistem Ekonomi Islam:
- Allah Pemilik Segala Sesuatu Allah memberikan kekayaan kepada manusia dan Dia adalah pemilik segala sesuatu.
- Kekayaan di Dunia adalah untuk Mencari Kehidupan Akhirat Manusia harus menggunakan kekayaan yang diperolehinya di dunia untuk mendapatkan kehidupan yang baik dan kesejahteraan di Akhirat kelak.
- Bagian di Dunia Tidak Boleh Diabaikan dalam Mendapatkan Akhirat
- Berlaku Adil kepada Sesama Manusia
- Tidak Boleh Melakukan Kerusakan
- Menjunjung Kebebasan Individu
- Mengakui hak individu terhadap harta
- Ketidaksamaan ekonomi dalam batas yang wajar
- Distribusi kekayaan
- Larangan menumpuk kekayaan
- Kesejahteraan individu dan masyarakat
Sistem ekonomi Islam masih berlandaskan aqidah, syariah dan etika. Sistem ekonomi kapitalis dan sosialis menempatkan benda (materi) sebagai tujuan utama, sedangkan sistem ekonomi Islam menempatkan kebahagiaan hakiki di dunia dan akhirat sebagai tujuan utama dan kekayaan hanyalah sarana/alat. Dalam sistem ekonomi Islam terdapat norma istikhlaf yang menyatakan bahwa apa yang dimiliki seseorang hanya dipercayakan kepadanya oleh Allah. Karena setiap muslim berkeyakinan bahwa dirinya adalah makhluk Allah, bahwa ia bekerja dengan izin Allah, manusia hanyalah penjaga yang dapat dipercaya, dan hal ini tidak terdapat pada sistem lain. Kaum sosialis mereka justru memakan hasil riba.
Sistem ekonomi Islam banyak dibicarakan di seluruh dunia. di dunia disebabkan oleh kemampuan sistem ekonomi Islam dalam mengatasi permasalahan perekonomian global dari masa lalu hingga saat ini. Sistem ekonomi Islam tentu saja berbeda dengan sistem ekonomi kapitalis yang berdasarkan ajaran kapitalisme, dan berbeda pula dengan sistem ekonomi sosialis yang berdasarkan ajaran sosialisme. Namun, sistem ini telah terlibat dalam pergulatan dalam sejarah ekonomi dunia, sehingga yang kita kenal saat ini hanyalah sebuah sistem ekonomi. Mengajar secara teratur di banyak universitas. Sistem ekonomi Islam mewujudkan model Islam. Pengembangan sistem ekonomi Islam bukan untuk bersaing dengan sistem ekonomi kapitalis atau sistem ekonomi sosialis, melainkan untuk menciptakan sistem ekonomi yang mempunyai keunggulan. (*)
Artikel ini ditulis Ardia Regetha Syaharani (2020-011), Ikhdazahrotunni S.M. (2020-017), Devi Rosalia Anindita (2020-026), Nurlaili Izhati (2020-031), Mahasiswi Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Muhammadiyah Malang.