Pengelolaan Usaha Ternak Lebah di Singosari
oleh: Varanda Velysha Ananta Putri, Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Muhammadiyah Malang
TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG- Wisata petik madu yang terdapat pada daerah Singosari Lawang merupakan salah satu tujuan wisata yang menarik perhatian pasalnya pengelolaan ternak lebah yang menyita pengetahuan para wisata untuk mengetahui bagaimana prosesnya. Desa Singosari sendiri memiliki berbagai sumber daya yang cukup unik, baik alam juga maupun buatan. Kekayaan sumber daya alamnya sendiri dapat dimanfaatkan dan juga digunakan pada kehidupan sehari-hari masyarakat disana. Sebagian besar pula penduduk yang masih bekerja sebagai petani di desa tersebut, dan masih menghasilkan hasi pertaniannya sebagai pangan yang masyarakat gunakan sehari-harinya. Kembali membahas pengelolaan ternak lebah yang ada di Singosari Lawang, Madu merupakan produk hasil pengelolaan lebah yang tentunya banyak sekali manfaatnya, selain hasil peternakan lebah, wisata lebah madu juga digemari oleh wisatawan. Meskipun begitu, masih belum abnyak wisatawan yang mengetahui potensi wisata pengelolaan ternak lebah yang disebut “Petik Madu” di Desa Singosari Lawang ini, sangat disayangkan apabila potensi wisata yang memiliki manafaat edukasi cukup tinggi kurang dimanfaatkan juga kurang dinikmati dengan baik oleh wisatawan.
Pengelolaan ternak lebah di desa Singosari Lawang selama ini masih tetap menggunakan cara tradisional yaitu dengan pindahkan koloni liar yang ada di pohon Anda ke kotak atau sarang baru. Hal ini menghambat proses peningkatan jumlah koloni. Karena proses adaptasi koloni baru di dalam kotak madu bisa memakan waktu hingga satu bulan. Oleh karena itu, cara berikut ini merupakan alternatif yang efektif untuk memperbanyak jumlah lebah yang menjadi koloni baru dalam kotak atau sarang madu guna meningkatkan hasil dengan tetap menjaga kualitas. Ini dapat dicapai dengan membeli koloni hidup sekitar 4000-6000 lebah. Setiap koloni ditempatkan dalam kotak khusus di dalam sarang, bersama dengan ratusan lebah jantan dan ribuan lebah pekerja. Ini terdiri dari ratu lebah. Selain pembelian koloni pembibitan baru, perlu dilakukan kegiatan pelatihan antara lain pembuatan kotak perangkap bagi peternak lebah di desa Singosari untuk mengembangkan koloni lebah dengan biaya yang relatif murah. Untuk ribuan lebah yang melarikan diri dari koloni karena tidak adanya ratu pemimpin, disediakan kotak perangkap, dari mana kotak perangkap koloni dibuat. Yang pertama adalah menjaga kebersihan lingkungan dari serangga dan lebah predator serta menjauhkan kotak dari api dan asap. Kotak koloni dapat ditempatkan secara individual dalam satu atau lebih kotak. Budidaya dengan menggunakan kotak perangkap relatif mudah dan murah untuk dilaksanakan. Dalam model ini, kotak perangkap ditempatkan di semak-semak yang diperkirakan memiliki jumlah lebah yang signifikan. Di dalam kotak perangkap terdapat delapan rangka yang terbuat dari bambu yang dilapisi dengan madu asli. Bau madu menarik lebah di dekatnya, sehingga mereka tertarik ke dalam kotak perangkap. Segera setelah seekor lebah memasuki kotak perangkap, seekor ratu lebah ditempatkan. Perangkap kotaknya dianggap berhasil jika lebah tidak keluar dari kotaknya dalam waktu seminggu. Setelah kotak perangkap penuh, biarkan selama sebulan sebelum membawanya ke area tumbuh.
Tata kelola ternak lebah di desa Singosari Lawang ini selain masih menggunakan cara tradisional, akan tetapi juga masih menggunakan peralatan yang cukup tradisional yang namun tentunya tidak semua peralatan masih tradisional, beberapa saja peralatan masih menggunakan peralatan tradisional. Karena masyarakat didalamnya yang masih kental dengan tradisional yang juga perlahan mengikuti layaknya cara pengelolaan sekarang ini. Maka itulah mengapa sangat diperlukannya pengenalan lebih luas lagi mengenai potensi wisata ini agar wisata juga mengetahui pemanfaatan sumber daya pada desa ini cukup memiliki manfaat yang cukup besar, akan tetapi juga agar masyarakat mengenal lebih luas lagi tata kelola modern yang dapat terus meningkatkan pengelolaan ternak lebah di desa Singosari Lawang. Yang nantinya masyarakat bisa menghasilkan lebih banyak lagi potensi pengelolaan sumber daya lainnya. (*)