Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Volume Ekspor Impor Terhadap Nilai Tukar Rupiah
Oleh : Gayatri satiya wardani
TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG-Perekonomian sebuah negara sangat dipengaruhi oleh nilai tukar Rupiah, terutama dalam perdagangan. Besaran suku bunga, volume ekspor, dan impor adalah beberapa variabel yang dapat memengaruhi nilai tukar Rupiah. Aliran modal masuk dan keluar dapat dipengaruhi oleh suku bunga, sedangkan volume ekspor dan impor dapat memengaruhi supply dan demand mata uang negara.
- Tingkat suku bunga
Tingkat suku bunga mengacu pada persentase atau tingkat pengembalian yang harus dibayarkan atau diterima atas pinjaman atau investasi. Secara umum, tingkat suku bunga mencerminkan biaya pinjaman atau biaya peluang yang harus ditanggung oleh pihak yang meminjamkan atau berinvestasi. Dalam kebijakan moneter, tingkat suku bunga biasanya ditentukan oleh bank. Bank sentral menggunakan kebijakan suku bunga untuk mengatur suplai uang dan mengendalikan laju inflasi serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang stabil. Tingkat suku bunga dapat berdampak pada pinjaman konsumen, kredit bisnis, investasi, dan arus modal masuk atau keluar suatu negara.
Tingkat suku bunga sangat memengaruhi nilai Rupiah. Saat ini tingkat suku bunga Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75%. Kebijakan moneter yang digunakan oleh bank suatu negara untuk menentukan tingkat suku bunga dapat berdampak langsung pada aliran modal masuk dan keluar, serta permintaan untuk mata uang negara tersebut. Menaikkan suku bunga bank sentral cenderung meningkatkan daya tarik investasi di negara tersebut. Investor akan mencari peluang investasi dengan tingkat pengembalian yang lebih besar saat suku bunga rendah. Meningkatnya aliran modal keluar dapat melemahkan nilai tukar Rupiah karena peningkatan penawaran mata uang negara di pasar valuta asing.
Dalam transaksi perdagangan internasional, permintaan dan penawaran mata uang juga dapat dipengaruhi oleh tingkat suku bunga. Investor akan lebih suka menukar mata uang mereka dengan Rupiah ketika suku bunga dalam negeri nominalnya tergolong cukup besar. Akibatnya, permintaan untuk Rupiah meningkat, yang dapat meningkatkan nilai tukarnya.
- Volume ekspor dan impor
Volume ekspor dan impor digunakan sebagai indikator penting dalam mengukur aktivitas perdagangan suatu negara dengan negara lain. Kenaikan volume ekspor menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang kuat dan kemampuan daya saing produk domestik di pasar internasional. Sebaliknya, kenaikan volume impor dapat menunjukkan meningkatnya permintaan domestik atau ketergantungan pada impor barang dan jasa tertentu.
Volume ekspor-impor memengaruhi nilai tukar. Volume ekspor menunjukkan jumlah produk dalam negeri yang dijual oleh suatu negara ke luar negeri, sedangkan volume impor menunjukkan jumlah barang dan jasa yang dibeli oleh suatu negara dari luar negeri. Kedua komponen ini dapat mempengaruhi penawaran dan permintaan mata uang, yang pada gilirannya dapat berdampak pada nilai tukar Rupiah. Nilai impor dan ekspor Indonesia dari Juni 2021 hingga Juni 2022 ditunjukkan di sini.
Ketika jumlah ekspor suatu negara meningkat, ini menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang kuat dan daya saing yang baik di pasar internasional, yang dapat meningkatkan permintaan Rupiah. Ketika suatu negara melakukan kegiatan impor dari negara lain, permintaan terhadap mata uang negara tersebut meningkat, yang mengakibatkan peningkatan permintaan terhadap mata uangnya. Di sisi lain, peningkatan volume impor berdampak negatif terhadap nilai tukar karena, dapat meningkatkan tekanan terhadap nilai tukar.
Namun, ada banyak faktor lain yang dapat memengaruhi pengaruh volume ekspor impor terhadap nilai tukar Rupiah, yang tidak bersifat linier. Hubungan antara volume ekspor impor dan nilai tukar juga dapat dipengaruhi oleh kebijakan perdagangan, kondisi ekonomi global, dan fluktuasi harga komoditas.
Referensi
El Yudha, A., & Hadi, S. (2009). Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI Dan Volume Ekspor Impor Terhadap Nilai Tukar Rupiah. Jurnal Ekonomi Pembangunan, 7(1), 47-62.