Pengaruh Tingkat Suku Bunga Terhadap Adanya Permintaan Uang
Oleh : Deft Syatir Putri Reza. ProdiEkonomi Pembanguan
TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG-Dalam perekonomian suatu negara uang merupakan aset yang paling likuid yang dimana merupakan alat pertukaran utama yang digunakan karena secara universal diakui sebagai media pertukaran dan diterima sebagai mata uang umum. Permintaan uang sangat berperan penting dalam perilaku kebijakan moneter di setiap perekonomian dan dapat menentukan besarnya jumlah uang yang disuplai oleh otoritas moneter dimana Bank sentral dan Bank umum merupakan lembaga yang dapat menciptakan uang.
Jumlah uang yang beredar merupakan alat transaksional utama yang menggerakkan perekonomian. Ketersediaan komoditas yang dibutuhkan masyarakat dan daya beli aktualnya akan dipengaruhi oleh jumlah uang yang beredar. Jumlah uang yang beredar di masyarakat tumbuh secara wajar; jika tidak, inflasi akan terpicu, yang jelas berdampak buruk pada kemampuan suatu negara untuk mengembangkan ekonominya.
Jumlah uang yang beredar harus dikendalikan sesuai dengan kapasitas ekonomi suatu negara, oleh karena itu terus diupayakan agar tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit. Kegiatan ekonomi masyarakat akan terganggu oleh permintaan uang yang tidak terkendali, yang akan berdampak pada suku bunga, tingkat harga, dan tingkat pendapatan.
Dalam keseimbangan pasar (market equilibrium) terjadi ketika orang bersedia untuk membeli (permintaan) sama dengan jumlah orang yang bersedia untuk menjual (penawaran) pada harga yang sudah ditetapkan atau sudah ditentukan yang disebut suku bunga keseimbangan atau suku bunga market cleaning. Ketika permintaan dan penawaran uang mencapai titik spesifik yang sama, yaitu ekuilibrium, harga atau suku bunga dapat dicapai. Keputusan seseorang untuk berinvestasi atau menabung juga dipengaruhi oleh tingkat bunga atas penggunaan dana investasi (loanable fund)..
Teori Keynesian menunjukkan bahwa tingkat bunga merupakan fenomena moneter, artinya dipengaruhi oleh penawaran dan permintaan uang, berbeda dengan pandangan klasik yang menyatakan bahwa bunga adalah harga yang terjadi di pasar dan di investasi. Keynes setuju bahwa keinginan untuk menggunakan uang tunai untuk transaksi meningkat seiring dengan pendapatan karena orang dengan pendapatan lebih tinggi ingin bertransaksi lebih banyak daripada mereka dengan pendapatan lebih rendah. Akibatnya, jika suku bunga naik, maka permintaan uang juga akan naik. oleh karena itu permintaan uang akan turun secara terbalik jika suku bunga naik.
Jumlah uang tunai yang ditawarkan pada waktu tertentu tidak dipengaruhi oleh suku bunga. Permintaan akan uang, di sisi lain, adalah kebutuhan agregat total perekonomian akan uang, yang mencakup permintaan uang tunai untuk transaksi, asuransi, dan spekulasi. Jumlah uang yang beredar sering dikaitkan dengan inflasi, pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP), dan suku bunga. Surplus uang dapat menyebabkan inflasi dengan menaikkan biaya barang secara keseluruhan. Pertumbuhan ekonomi akan terhenti jika jumlah uang beredar terlalu rendah. Berdasarkan hal tersebut maka perlu diatur jumlah uang beredar agar sesuai dengan kemampuan perekonomian.