Pengaruh Nilai Tukar Terhadap Ekspor Dan Jumlah Uang Beredar
Oleh: Titis Setya Anggraini, Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan, Universitas Muhammadiyah Malang
TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG-Dalam perdagangan internasional, terutama dalam kegiatan ekspor, harga komoditas akan ditentukan oleh nilai tukar. Nilai tukar mengacu pada perbandingan harga mata uang nasional dengan negara lain. Jika nilai mata uang suatu negara mengalami peningkatan, sehingga akan menguntungkan bagi negara yang melakukan ekspor, juga sebaliknya. Namun, saat nilai tukar menurun, akan mendorong negara untuk melakukan impor guna memenuhi kebutuhan mereka.
Nilai tukar yang berubah dapat mempengaruhi harga relatif produk sehingga dapat menjadi lebih mahal atau lebih murah dibandingkan dengan kurs yang menurun, Harga produk-produk Indonesia di pasar internasional menjadi lebih terjangkau atau lebih rendah dibandingkan dengan harga produk serupa dari negara lain. Pengaruh perubahan nilai tukar dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang bervariasi pada tingkat komoditas. Oleh karena itu, dampak terhadap ekspor dapat bervariasi ketika barang dan sektor ekspor yang berbeda digabungkan.
Pertumbuhan ekspor dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu Korelasi antara nilai tukar dan jumlah uang beredar sangat mempengaruhi pertumbuhan ekspor, karena perubahan nilai tukar dapat mempengaruhi daya saing ekspor suatu negara. Ketika kurs semakin kuat, ekspor suatu negara bisa turun. Ini terjadi karena produk dalam negeri lebih mahal daripada produk impor. Selain itu, peredaran uang juga mempengaruhi pertumbuhan ekspor di Negara tertentu. Jika peredaran uang mengalami peningkatan, maka secara tidak langsung jumlah ekspor juga dapat meningkat karena orang memiliki lebih banyak uang untuk membeli produk ekspor.
Nilai tukar ini bisa jadi memiliki efek positif juga negatif pada ekspor. Efek positif bisa terjadi jika apresiasi kurs bisa berpengaruh terhadap ekspor maka ekspor juga bisa meningkat. Nilai tukar juga bisa berpengaruh terhadap harga barang ekspor. Saat nilai tukar rupiah kepada dolar menjadi semakin kuat, maka harga barang-barang ekspor meningkat. Hal ini dapat mengurangi jumlah barang yang diminta, karena konsumen akan mencari alternatif produk yang lebih murah. Di sisi lain, Ketika rupiah terdepresiasi terhadap dolar, harga ekspor turun, sehingga jumlah barang yang diminta akan meningkat. Pandangan ini sejalan Menurut teori ekonomi, permintaan turun ketika harga suatu barang naik, dan sebaliknya.
Nilai tukar bisa berdampak negatif saat nilai tukar melemah (terdepresiasi). Menurut Sukirno (2012), mata uang asing menjadi lebih mahal ketika nilai rupiah terdepresiasi sehingga menyebabkan peningkatan ekspor. Penyebabnya adalah karena nilai tukar yang rendah membuat produk ekspor menjadi lebih terjangkau atau lebih murah di pasar luar negeri. Namun, Apabila nilai mata uang dalam negeri menguat terhadap mata uang asing, maka harga impor untuk penduduk lokal akan menjadi lebih rendah, mendorong impor dan mengurangi ekspor.
Penulis : Titis Setya Anggraini NIM : 202110180311061, Prodi Ekonomi Pembangunan Kelas 4B, Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2021, Artikel ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Internasional dengan dosen pengampu Happy Febrina, S.P., M.Si