Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, dan Jumlah Uang Beredar terhadap Nilai Tukar
Oleh: Deva Sefiani, Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan, Universitas Muhammadiyah Malang
TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG-Perkembangan globalisasi mengakibatkan tindakan atau gerakan ekonomi pada masa ini menjadi satu kesatuan global (globally unified). Evolusi yang berlangsung dalam ekonomi suatu negara dapat dengan mudah berdampak terhadap ekonomi negara lain, khususnya negara yang memiliki hubungan perekonomian yang erat atau menjadi mitra ekonomi.
Terdapat fluktuasi nilai mata uang yang tercermin dari perubahan dalam kegiatan ekonomi. Hal ini bisa menimbulkan kekhawatiran bagi perusahaan multinasional, eksportir, atau importir yang harus menghadapi risiko depresiasi atau apresiasi. Selain itu, mereka juga harus bersiap menghadapi kegiatan para spekulator mata uang yang terkadang memengaruhi nilai mata uang secara signifikan.
Umumnya, faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap nilai tukar yaitu faktor fundamental, faktor teknis, faktor intelektual, serta faktor spekulasi. Selain itu, penawaran dan permintaan suatu mata uang juga diakibatkan oleh sejumlah faktor tidak langsung seperti neraca pembayaran, tingkat inflasi, tingkat suku bunga, tingkat pendapatan, aturan serta pedoman pemerintah.
Sedangkan menurut pandangan perspektif makroekonomi, terdapat beberapa komponen yang bisa memengaruhi nilai tukar yakni tingkat suku bunga, inflasi, perputaran uang, serta neraca pembayaran. Komponen pertama hingga ketiga dianggap sangat signifikan dalam mempengaruhi nilai tukar, sementara komponen keempat yaitu neraca pembayaran lebih kompleks dikarenakan melibatkan lebih besar komponen ekonomi dibandingkan ketiga komponen sebelumnya.
Teori kesamaan daya konsumsi atau purchasing power parity dapat menggambarkan bagaimana tingkat inflasi memengaruhi nilai kurs mata uang asing. PPP absolut atau biasa dikenal sebagai law of one price (LOP), mengatakan bahwasanya harga barang atau produk yang sejenis dalam dua negara yang berbeda akan sepadan saat dinilai dalam mata uang yang sejenis. Apabila ada perbedaan harga dalam mata uang yang sejenis, menimbulkan ada perubahan permintaan yang mengakibatkan harga barang juga mengalami perubahan. Dampaknya, perubahan harga dapat berpengaruh terhadap penyamaan nilai tukar.
Interest rate parity adalah landasan yang terkenal dalam bidang keuangan global dan menjelaskan bagaimana interaksi bursa mata uang asing dengan pasar keuangan multinasional. Konsep tersebut mengatakan bahwasanya kesenjangan tingkat suku bunga di pasar keuangan multinasional mungkin bisa sejalan dengan premi forward rate atau diskon.
Faktanya, hubungan antara tingkat suku bunga, inflasi, serta nilai tukar tidak begitu menyebabkan perubahan, sebab diakibatkan secara bersamaan oleh peristiwa mutakhir dan informasi yang sama. Dikarenakan ketika terjadi pembaharuan, maka penyesuaian akan terus dilakukan.
Penulis : Deva Sefiani, NIM : 202110180311082, Prodi Ekonomi Pembangunan Kelas 4B, Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2021, Artikel ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Internasional dengan dosen pengampu Happy Febrina, S.P., M.Si