Banyaknya Uang Beredar Berpengaruh Pada Nilai TuKar di Indonesia
Oleh : Anindya Khansa A.R, Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan, Universitas Muhammadiyah Malang
TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG-Di seluruh negara di dunia ini, uang merupakan salah satu alat pembayaran tunai yang sah di mata hukum. Tanpa disadari oleh khalayak awam, uang yang beredar di sekitar mereka sangat berpengaruh terhadap harga barang yang mereka konsumsi setiap saat. Peredaran uang sangat berpengaruh terhadap nilai tukar atau harga barang yang akan kita beli, jika uang beredar yang ada di sekitar sangat banyak akan berdampak pada kenaikan harga barang dan sebaliknya apabila uang yang beredar disekitar kita sangat kecil atau sedikit maka harga barang yang kita beli bisa lebih murah atau harga turun.
Peredaran uang juga sangat berpengaruh terhadap inflasi di suatu negara terutama Indonesia, karena hal tersebut merupakan salah satu kebijakan moneter yang dimana pengendalian uang beredar yang dapat berpengaruh terhadap variable inflasi hingga suku bunga. Kebijakan moneter dalam mengatur jumlah uang beredar sendiri mampu memberikan dampak yang signifikan dan jelas terhadap variable makro lainnya dan bisa berdampak besar pada kondisi perekonomian negara. Kenaikan pada uang beredar sebesar 1% bisa berdampak pada naiknya inflasi sebanyak 2,93%. Hal itu dapat dilihat dari nilai R-Square yang sebanyak 0,60.
Peningkatan jumlah uang beredar tanpa adanya peningkatan yang seimbang dalam produksi barang dan jasa, masyarakat lebih memilih banyak uang untuk membeli barang atau jasa yang serupa. Ini dapat menyebabkan peningkatan permintaan domestik terhadap barang impor, yang pada akhirnya menyebabkan defisit perdagangan. Defisit perdagangan artinya negara mengimpor lebih banyak daripada yang diekspor, Hal tersebut berdampak pada jumlah permintaan mata uang asing meningkat dan otomatis dapat mengakibatkan mata uang domestik melemah.
Selain itu, inflasi juga dapat menurunkan daya beli mata uang domestik. Ketika inflasi di Indonesia lebih tinggi daripada di negara mitra dagang, nilai tukar rupiah akan melemah terhadap mata uang mereka. Ini dapat mengakibatkan harga barang impor menjadi lebih mahal serta dapat mengurangi daya saing produk ekspor dari Indonesia. Untung saja secara parsial kenaikan suku bunga tidak berpengaruh lebih terhadap kegiatan investasi di Indonesia, namun akan berdampak secara simultan dimana tingkat inflasi memiliki pengaruh oada investasi di Indonesia.
Pengaruh banyaknya uang beredar pada nilai tukar tidak selalu linear dan langsung. Ada faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi pergerakan nilai tukar di Indonesia, seperti faktor eksternal (kebijakan moneter global, situasi ekonomi global, dan perubahan permintaan dan penawaran mata uang luar negeri) dan faktor internal (seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas politik, dan kebijakan moneter). Oleh karena itu, penting untuk melihat pengaruh jumlah uang beredar dalam konteks faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai tukar. Analisis yang komprehensif membutuhkan pendekatan yang melibatkan faktor-faktor ekonomi, politik, dan keuangan secara menyeluruh untuk memahami pergerakan nilai tukar di Indonesia.
Penulis : Anindya Khansa Alysia R., NIM : 202110180311057, Prodi Ekonomi Pembangunan Kelas 4B, Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2021, Artikel ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kulian Ekonomi Internasional dengan dosen pengampu Febrina Hariyani, S.P, M.Si.