UMLA Undang Dosen TMU Taiwan Bahas Kolaborasi Intreprofesional-Home Care Medicine
TABLOIDMATAHATI.COM, LAMONGAN-Profesionalisme dan prospek peluang bisnis homecare menarik perhatian Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Lamongan (UMLA) mengundang dosen dari Taipei Medical University (TMU), Taiwan untuk memberikan kuliah tamu.
Kegiatan pada (7/7) tersebut dikatakan Kepala Kantor Urusan Internasional UMLA, Nurhidayati, M.Kep, untuk membahas profesionalisme dan prospek usaha homecare di negara Taiwan. Nara sumber yang didatangkan adalah dosen Taipei Medical University atas nama Assistant Professor Wu, Yu-Lin, R.N., WOCN., Ph.D, menjelaskan topik Health Interprofessional Collaboration – Home Care Medicine.
Menurut Nurhidayati meskipun kegiatan dilaksanakan secara virtual (online) sekitar 300 Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) dari Prodi S1 Keperawatan, S1 Kebidanan, S1 Farmasi, S1 Administrasi Rumah Sakit, D3 Kebidanan, D3 Fisioterapi, D3 Farmasi, sangat antusias mengikutinya bahkan aktif diskusi dengan berbagai pertanyaan.
Dijelaskan Nurhidayati Taipei Medical University merupakan salah satu kampus swasta di Taiwan yang menduduki ranking ke 38 berdasarkan QS World University di bidang keperawatan. Atas dasar itulah kantor urusan internasional UMLA mengundang salah satu dosennya untuk memaparkan kolaborasi interprofessional antar tenaga kesehatan yang semakin dibutuhkan.
Kolaborasi Kesehatan interprofessional terdiri dari dokter, dokter gigi, perawat, ahli gizi, apoteker yang memberikan pelayanan kesehatan pada pasien di rumah. Kolaborasi Intreprofesional Kesehatan di rumah populer disebut Home Care Medicine.
Home Care Medicine dapat memperbaiki kondisi pasien, mencegah duplikasi penggunaan obat, juga dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas serta memaksimalkan perawatan pasien di rumah. Beberapa cara untuk meningkatkan kerjasama interprofessional adalah dengan membangun kepercayaan antar profesi, setiap profesi harus percaya diri dengan kemampuan dan pengetahuannya masing-masing.
Kolaborasi interprofesional harapannya dapat memberikan layanan komprehensif dengan bekerja bersama pasien, keluarga mereka, pengasuh dan komunitas untuk memberikan perawatan dengan kualitas terbaik.
Pelayanan home care banyak berfokus pada lansia karena sebagian besar lansia di Taiwan tinggal di apartemen tinggi dan tidak memiliki lift, termasuk lansia sendirian di rumah yang juga didampingi sesama lansia sehingga kesulitan membawa pasien ke rumah sakit bila terdapat keluhan.
Kata Nurhidayati beberapa kasus pasien yang menjalani perawatan di rumah (home care) diantaranya lansia, pasien yang kesulitan ke rumah sakit, penyakit kronis yang terkontrol, kebutuhan perawatan paliatif, pasien yang membutuhkan kebutuhan perawatan akut.
Secara umum, Nurhidayati menyebutkan home care medicine di Taiwan diklasifikasikan menjadi empat yaitu home care support, hospitalized at home, traditional family physician visits, dan home medicine emergency.
Menariknya, saat sesi tanya jawab Nurhidayati menceritakan sebagai besar mahasiswa UMLA bertanya apakah home care di Indonesia dapat dikembangkan seperti Taiwan? Mendengar pernyatan tersebut langsung dijawab Ms. Wu bahwa kebutuhan home care di masing-masing negara disesuaikan dengan hasil pengkajian dari permasalahan yang ada di negara tersebut.
Perlu pengkajian terlebih dahulu apakah permasalahan kesehatan yang ada di Indonesia terutama di bidang kesehatan di rumah, baru kemudian ditentukan apakah home care dibutuhkan seperti yang berkembang di Taiwan. (rilis: humas umla/editor: doni osmon)