Dosen PGSD UMLA Kembangkan E-Modul IPA Berbasis Etnosains Tingkatkan Keterampilan Berpikir Kritis di MI Muhammadiyah 1 Payaman
TABLOIDMATAHATI.COM, LAMONGAN — Inovasi dalam dunia pendidikan dasar kembali digagas oleh para akademisi Universitas Muhammadiyah Lamongan (umla). Dua dosen dari Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), A.F. Suryaning Ati MZ, M.Pd dan Ahmad Ipmawan Kharisma, M.Pd, melaksanakan penelitian pengembangan E-Modul Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berbasis etnosains yang berorientasi pada peningkatan keterampilan berpikir kritis peserta didik.

Dijelaskan A.F. Suryaning Ati MZ, M.Pd, disapa Tika penelitian dilaksanakan di MI Muhammadiyah 1 Payaman, Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan, pada tanggal 2–5 Juni 2025. Penelitian ini merupakan bagian dari program pendanaan Riset Muhammadiyah (RisetMU) Batch VIII dengan skema Penelitian Fundamental Reguler yang didanai oleh Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Tika menjelaskan bahwa penelitian yang dilakukannya mengusung model 4D (Define, Design, Develop, Disseminate) dan fokus pada tahap pengembangan, yang dikemukakan oleh Thiagarajan (1974). Subjek penelitian melibatkan 27 siswa kelas IV MI Muhammadiyah 1 Payaman pada semester genap tahun ajaran 2024/2025, dalam mata pelajaran IPA.

E-Modul yang dikembangkan dinyatakan valid berdasarkan hasil penilaian para ahli, baik dari sisi isi, media, maupun kebahasaan. Uji kepraktisan menunjukkan skor respons siswa sebesar 3,28 (kelompok kecil) dan 3,64 (kelompok besar), sementara aktivitas siswa dalam pembelajaran meningkat dari 3,68 menjadi 3,89. Ini menunjukkan bahwa modul sangat praktis dan mudah digunakan oleh siswa.
Uji efektivitas menggunakan desain pretest-posttest control group pada dua kelas (IVA dan IVB) menunjukkan perbedaan signifikan (Sig. = 0,001 < 0,05). N-gain kelompok eksperimen mencapai 72,90% (kategori tinggi), sedangkan kelompok kontrol hanya 50,94% (kategori sedang). Nilai efektivitas sebesar 1,43 mengindikasikan bahwa E-Modul sangat efektif dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis.
Keberhasilan E-Modul IPA berbasis etnosains dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa tidak terlepas dari beberapa faktor berikut ini. Pertama Integrasi Nilai-Nilai Etnosains dengan memuat konten yang dekat dengan budaya lokal siswa. Kedua aktivitas reflektif dan Kritis dirancang untuk menuntut siswa tidak hanya menerima informasi, tetapi juga menganalisis, mengevaluasi, dan menyimpulkan.
Ketiga Visualisasi dan Interaktivitas Tinggi Penggunaan media digital memungkinkan visualisasi konsep abstrak IPA secara menarik dan interaktif, sehingga mendorong pemahaman konsep lebih dalam.

Lima hal utama mendukung efektivitas E-Modul ini: Integrasi etnosains menjadikan pembelajaran lebih kontekstual dan relevan dengan kehidupan siswa. Aktivitas kritis dalam modul mendorong siswa berpikir tingkat tinggi (analisis, evaluasi, kesimpulan). Format digital interaktif memudahkan visualisasi konsep abstrak. Pembelajaran mandiri mendorong regulasi diri dan eksplorasi pribadi. Kontekstualisasi IPA melalui budaya lokal membuat pembelajaran lebih bermakna.
Kepala MI Muhammadiyah 1 Payaman, Bapak Bashori, S.Ag, menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan ini. “Kami menyambut baik penelitian ini. Modulnya sangat sesuai dengan karakteristik siswa dan meningkatkan pemahaman mereka terhadap IPA secara kontekstual. Semoga inovasi seperti ini bisa dikembangkan di sekolah-sekolah Muhammadiyah lainnya,” ujarnya.
Penelitian ini menunjukkan bahwa E-Modul IPA berbasis etnosains dapat menjadi alternatif media pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa sekolah dasar. Diharapkan ke depan, inovasi serupa dapat dikembangkan lebih luas dan menyentuh berbagai mata pelajaran lain yang relevan dengan kehidupan siswa serta nilai-nilai budaya lokal. (rilis: A.F. Suryaning Ati MZ)
