PMM 55 UMM, Inovasi-Branding, Digital Marketing Keripik Singkong Origin’s
TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG – Mahasiswa Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) kelompok 55 gelombang 4 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dari Prodi Ekonomi Pembangunan UMM memberikan sentuhan pada UMKM berupa inovasi, branding, dan pemasaran (marketing) di salah satu pemilik usaha di Desa Kedungbunder (5/8). Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Disampaikan oleh Koordinator Kelompok PMM 55 UMM, Edwin Dermawan Sudarma, misi PMM mereka untuk menguatkan salah satu UMKM di desa tersebut yang menjual keripik singkong dalam kurun waktu dua minggu.
Adapun anggota tim PMM yaitu Mochamad Barik Zulfikar, Tevina Carisa Herdinanda, Zahra Hana Fadia, dan Dewi Setiawati. Mereka didampingi oleh Dosen Pendamping Lapang (DPL), Firda Ayu Amalia, SE, Ak, M.SA.
PMM 55 UMM melakukan program pengabdian mereka secara bertahap. Edwin menyebutkan pada tahap pertama melakukan survei dan memilih satu UMKM yang menjual keripik singkong. Setelah itu Edwin dan rekannya membantu membuatkan branding baru dengan pembuatan logo dan nama yang sama-sama disepakati oleh pemilik UMKM menjadi “Keripik Singkong Origin’s”. Dilanjutkan dengan pembuatan NPWP guna mendaftarkan izin usaha NIB (Nomor Induk Berusaha).
“NIB merupakan titik awal yang harus dimiliki oleh pemilik UMKM yang nantinya bisa dipergunakan untuk mengurus izin lainnya, termasuk sertifikasi halal,” ujar Edwin.
Sambung Edwin, melanjutkan ke tahap Inovasi produk dalam dua sisi yaitu inovasi rasa dan kemasan. Pada sisi rasa, diusulkan menambah varian rasa pedas daun jeruk. Sedangkan pada sisi kemasan baru dengan memberikan sticker logo yang sudah dibuat dan mengupgrade kemasan menjadi lebih tebal serta lebih praktis saat dikonsumsi. Hal tersebut sebagai solusi dari keterangan pemilik usaha, Imam Ghozali, yang menyebutkan bahwa konsumennya sebagian besar orang tua. Harapannya dengan perubahan tersebut bisa menarik minat semua kalangan.
Menuju tahapan terakhir, Tim PMM Kelompok 55 membuatkan satu marketplace online sebagai upaya penyebarluasan pemasaran. Selain itu dengan bantuan fitur yang disediakan oleh marketpacle (Shopee) bisa menjadi wadah promosi daring untuk pasar yang lebih luas. Marketplace dinamai sesuai dengan nama produk agar mudah dicari calon konsumen. Selain itu juga dilakukan sesi pemotretan produk agar lebih menarik untuk ditampilkan di Shopee. Tidak lupa juga mereka membuatkan media sosial Instagram khusus untuk pemasaran produk untuk menambah jangkauan pemasaran. (reporter: hamara)