Jiwa Korsa Dua Paskibraka SMK Mutu Gondanglegi
TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG– Upacara detik-detik proklamasi, menjadi satu momen sakral dan istimewa untuk seluruh rakyat Indonesia. Terlebih untuk petugas pengawal bendera pusaka atau paskibraka. Disampikaan Kaprodi OTKP PB (Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran- Perbankan) SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi, Silvia Rachman, tugas mengawal pengibaran dan penurunan bendera pusaka, sama halnya dengan tugas negara yang wajib ditunaikan dengan sempurna.
Menurut Silvia HUT RI 78 tahun ini SMK Mutu-singkatan SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi- mengirim 10 wakil siswa untuk menjadi bagian penting dalam upacara hari kemerdekaan 17 Agustus yang dilaksanakan di stadion Tawang Sari, Kecamatan Gondanglegi.
Sepuluh siswa ini terbagi ke dalam 3 kompi, kompi 17, kompi 8 dan kompi 45. Khusus pasukan 8, terdapat 3 siswa SMK Mutu yang bertugas mengawal bendera. Dua diantaranya menjadi petugas penarik bendera dan pembentang bendera. Mereka adalah Rangga Tri Wahyu Pratama dan Muhammad Adzka Mufti.
Sekedar diketahui, kata Silvi Rangga dan Adzka bersemangat mengikuti porsi latihan yang dilaksanakan selama 3 pekan sebelumnya. Bersama pasukan 17 dan pasukan 45 serta bimbingan dari Polsek dan Babinsa Kecamatan Gondanglegi.
Tidak sekedar latihan fisik, mereka ditempa secara mental, serta ditanamkan jiwa korsa sebagai penerus bangsa. Yang terpenting dididik untuk menjadi manusia yang bernilai dan bermanfaat bagi manusia lain dengan tetap menjaga rasa tawadhu’.
Sementara itu, salah satu siswa SMK Mutu anggota Paskibra, Rangga Tri Wahyu Pratama disapa Rangga, tahun ini menjadi istimewa. Pasalnya, ia berkesempatan menjadi petugas pembentang bendera sekaligus komandan kompi pasukan 8.
Rangga sebagai putera dari Bapak Sucipto Ini merasa sangat senang dan berbangga dapat menjadi pasukan pengibar bendera dalam dua tahun berturut-turut.
Bagi Rangga tugas mengawal bendera adalah idaman para pelajar SMA/SMK sederajat. Kesempatan ini semakin mengobarkan semangatnya untuk mewujudkan cita-cita menjadi perwira Angkatan Darat kelak.
Siswa paskibra yang lain, Muhamad Adzka Mufti juga menuturkan yang sama. Ia merasa senang dan bangga dapat menjadi pasukan pengibar bendera di tingkat kecamatan. Kesempatan tahun ini adalah yang pertama bagi siswa yang saat ini belajar di jurusan Teknik Alat Berat SMK Mutu.
Tentu saja, kesempatan menjadi paskibra di tingkat kecamatan tidak disia-siakan oleh Adzka, karena akan menjadi pijakan untuk menjadi paskibra kabupaten bahkan provinsi di tahun depan.
Adzka sebagai putera dari Bapak Muhammad Yasin ini, rupanya telah memiliki cita-cita untuk menjadi paskibra sejak masih di bangku SMP, di Ketapang Kalimantan Barat. (rilis: humas smk mutu/penulis: silvi/editor: doni osmon)