Pergerakan Nilai Tukar Terhadap Perdagangan Internasional
Penulis: Abel Januar Putra Gautama, Universitas Muhammadiyah Malang
TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG-Nilai mata uang suatu negara dalam kaitannya dengan mata uang negara lain disebut sebagai nilai tukar , juga dikenal sebagai nilai tukar mata uang atau nilai tukar mata uang asing. Ini juga dapat dijelaskan sebagai nilai mata uang dari satu negara yang dinyatakan atau diukur dalam mata uang negara yang berbeda . Biaya relatif mata uang terhadap mata uang negara lain dikenal sebagai nilai tukar. Faktor fundamental dan tambahan keduanya dapat berdampak pada bagaimana nilai tukar bergerak di pasar. Makroekonomi indikator seperti perkembangan ekonomi, tingkat inflasi, dan kemajuan perdagangan ekspor impor mencerminkan faktor fundamental. Nilai tukar mewakili keseimbangan internal dan eksternal dalam ekonomi makro. Dalam hal mikro ekonomi, nilai tukar menggambarkan kestabilan antara produksi, konsumsi dan produk yang terkait dengan perdagangan dan yang tidak terkait dengan perdagangan.
Depresiasi Q akan meningkatkan harga produk perdagangan relatif akan barang bukan perdagangan (PT/PN), yang bisa menyebabkan penurunan konsumsi terhadap barang perdagangan dalam kaitannya dengan barang bukan perdagangan ( CT/CN ) apabila konsumsi produk perdagangan dan bukan perdagangan dinyatakan sebagai (CT/CN) terhadap kurva konsumsi miring negatif. Sebaliknya, penurunan Q akan menaikkan harga barang trade ketika skala produksi produk trade dan nontrade diartikan sebagai (FT/FN) dan memiliki kemiringan kurva terhadap produksi positif. Ketika berbicara tentang pergerakan nilai tukar jangka panjang, cara ini terkait dengan konsep hukum satu harga dan teori paritas daya beli. Hukum satu harga menentukan bahwa jika dua negara menghasilkan produk yang sama dengan biaya transportasi dan hambatan perdagangan yang sangat rendah, harga produk itu harus sama di mana pun produk itu dibuat. Teori paritas daya beli, adalah teori jika nilai tukar dengan dua mata uang menggambarkan pergantian tingkat harga kedua negara .Tetapi hanya jika barang di produksi serupa di kedua negara dan biaya transportasi maka hambatan perdagangan sangat rendah. Secara umum , kebijakan nilai tukar didalam suatu negara bertujuan untuk meningkatkan neraca pembayarannya untuk mendukung keberhasilan kebijakan moneter. Dari sudut pandang kebijakan moneter, penurunan nilai tukar yang signifikan menyebabkan inflasi, yang melemahkan tujuan kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas harga. Kebijakan nilai tukar yang baik merupakan faktor penting dalam perekonomian negara. Karena ruang lingkupnya, sistem nilai tukar yang berbeda digunakan tergantung pada prinsipnya. Pada umumnya suatu negara dapat menggunakan sistem kurs tetap atau sistem kurs mengambang. Namun, jika kenaikan suku bunga nominal disebabkan oleh ekspektasi inflasi yang meningkat permintaan aset domestik turun dan suku bunga asing turun sehingga memicu depresiasi mata uang. Naiknya suku bunga asing meningkatkan pengembalian yang diharapkan berasal melalui aset luar negri, sehingga dapat mengurangi suatu permintaan untuk aset dalam negeri dan memicu depresiasi mata uang yang merupakan nilai tukar yang diharapkan di masa depan . Ekspektasi yang lebih tinggi dari nilai tukar di masa depan mengarah pada peningkatan relatif dalam pengembalian yang diharapkan atas aset domestik di masa depan, yang mengakibatkan peningkatan dalam permintaan aset domestik dan mengapresiasi mata uang domestik. (*)