Mewujudkan Wisata Halal Tourism Melalui Pemanfaatan Masjid Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan
oleh: Fahmi Fathur Rohman, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Program Studi Ekonomi Pembangunan. Tulisan ini untuk memenuhi tugas mata kuliah bahasa indonesia yang diampu oleh Bu Afrida BR,Dra,MS.
TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG-Potensi Kabupaten Bangkalan dalam menciptakan halal tourism didukung dengan keadaan Sumber Daya Alam (SDA) yang dimiliki oleh Kabupaten Bangkalan seperti pondok pesantren, masjid, bukit, tempat bersejarah. Hal tersebut yang menjadi dasar mengapa pariwisata yang berbasis halal harus dikembangkan dan terus digerakkan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Heni Noviarita dkk, 2021) mengungkapkan bahwa dengan adanya halal tourism ini dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Wisata halal merupakan implementasi dalam menciptakan pembaharuan pariwisata yang ada di Indonesia dengan mengendepankan nilai-nilai agama islam. Pariwisata halal sendiri mampun beradaptasi dan menarik simpati pengunjung lokal maupun asing untuk menikmati pariwisata halal yang telah disediakan. Bukan hanya itu wisata halal juga mampu meningkatkan pemasukan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, upaya menciptakan wisata halal tersebut sesuai dengan pencerminan bangsa Indonesia yang mayoritas memeluk agama islam. Sehingga dengan terciptanya sebuah wisata halal ini memberikan citra baru kepada negara Indonesia untuk terus memberikan pembaharuan terhadap sektor pariwisata.
Berdasarkan data penelitian dari PEW Research, populasi Muslim adalah populasi terbesar di dunia yang mencapai angka 1,7 miliar jiwa, dan menurut Thomson Reuters Global Islamic Economy Report 2017/2018, konsumsi Muslim adalah terbesar di dunia di 6 sektor yaitu makanan, pariwisata, pakaian, farmasi, media/rekreasi, dan kosmetik. Konsumsi masyarakat terhadap pariwsata membawa respon baik dan sebuah dukungan dalam terciptanya halal tourism, sehingga sudah seharusnya pemharuan dalam bidang halal tourism terus ditingkatkan.
Syaikhona Muhammad Kholil merupakan ulama besar yang memiliki kelahiran di Kota Bangkalan, Madura, Jawa Timur. Keahlian beliau dalam menyebarkan ajaran agama islam memberikan dampak terhadap banyaknya murid yang mengikuti dan belajar bersama beliau dimasa hidupnya. Beliau meninggal dunia pada tahun 1925, untuk menghargai jasa beliau terbentuklah sebuah masjid yang awalnya berukuran 8×10 meter. Semakin bertambahnya berkunjung dan masyarakat yang ingin melakukan ziarah maka masjid ini dibangun pada tahun 2006 lebih megah.
Dalam mendukung wisata halal di wilayah Kabupaten Bangkalan maka Syaichona Kholil terus dikembangkan guna optimalisasi perekonomian di Kabupaten Bangkalan. Kehadiran masjid Syaichona kholil membuat para pedangang di Kabupaten Bangkalan melakukan proses jual-beli yang dapat meningkatkan pendapatan. Hal tersebut juga didukung dengan banyaknya para masyarakat yang berasal dari luar kota untuk berkunjung dan melakukan ziarah. Terimakasih kepada Ibu Arfida BR., Dra., M.S selaku dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia sehingga penulis dapat menyusun artikel ini untuk memenuhi tugas yang diberikan. (*)