Kreativitas Tenagakerja Nelayan di Muncar
oleh: Nanda Sabrina Ayunani, Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Muhammadiyah Malang
TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG-Produktivitas tenaga kerja adalah kemampuan tenaga kerja untuk menghasilkan barang-barang produksi. Cara perhitungannya adalah nilai tambah dibagi jumlah karyawan. Produktivitas tenaga kerja adalah kemampuan tenaga kerja untuk menghasilkan barang-barang produksi.
Kawasan Muncar merupakan salah satu kawasan dengan potensi perikanan dan peluang industri terbesar di Jawa Timur. Secara geologis, wilayah Banyuwangi terletak di ujung terjauh Pulau Jawa di sebelah timur. Banyuwangi terletak antara 70 43′-80 46′ LS dan 1130 53′ – 1140 38′ BT. Pantai Banyuwangi berjarak ± 175,8 km. Jadi jangan heran jika banyak pilihan yang bisa dipilih dari beberapa perusahaan perikanan.
Pelabuhan Muncar di Banyuwangi identik dengan komoditas utama ikan lemuru yang banyak ditangkap nelayan. Bahkan sentra perikanan Lemuru pun identik dengan tempat ini dan memiliki industri terbesar di perairan Selat Bali. Tak heran, banyak armada penangkap ikan modern dan tradisional yang menjadikannya tangkapan utama bersama ikan tuna, salmon, dan ikan terbang. Selain itu, ikan yang ditangkap di kawasan Muncar merupakan kualitas ekspor yang diminati berbagai negara. Produk ikan olahan diekspor ke Eropa, Jepang, Amerika Serikat, Australia, Singapura, dan Kanada. Selain pelabuhan dan pasar ikan, kawasan pelabuhan Muncar juga memiliki objek wisata Pantai Satelit sebagai daya tarik tersendiri. Perairan Bali Selatan yang meliputi perairan Muncar merupakan daerah penangkapan ikan bagi para nelayan. Saat melaut, pantai Muncar terlihat hidup, terutama di pelabuhan nelayan. Tambak-tambak tersebut diawaki oleh warga Dusun Muncar yang jumlahnya semakin meningkat saat musim melaut. Ikan yang dominan ditangkap adalah lemuru.
Meski berkeinginan untuk berkembang menjadi nelayan, masyarakat Muncar yang sebagian besar adalah Madura ini tetap mengikuti cara nenek moyangnya. Upacara petik laut masih diadakan setiap tahun, meski membutuhkan sumber daya yang cukup banyak. Upacara ini juga termasuk salah satu tempat wisata di provinsi Jawa Timur. Kondisi Muncar, dimana produk ikan tumbuh dari tahun ke tahun, tidak menutup kemungkinan untuk dikembangkan menjadi pelabuhan perikanan. Semua berawal dari kondisi desa pantai yang berkembang menjadi kota pantai, terutama kota pelabuhan. Kegiatan seorang nelayan membutuhkan banyak keterampilan, nelayan harus tahu cara mengemudikan perahu, memperbaiki mesin dan jaring, dan setidaknya memiliki pengetahuan tentang ilmu kelautan.
Seorang nelayan harus memiliki upaya yang kreatif. Upaya tersebut antara lain: memanfaatkan potensi sumber daya alam laut, khususnya potensi perikanan, untuk diolah menjadi produk yang lebih berkelanjutan dengan nilai pasar yang lebih tinggi. Masyarakat nelayan lebih memilih untuk melakukan pengolahan ikan karena melihat potensi penangkapan ikan yang besar di wilayahnya. Melihat kondisi tersebut, masyarakat nelayan mulai beralih pekerjaan dari awalnya mencari ikan di laut menjadi perilaku kreatif dalam mengolah produk ikan laut menjadi produk olahan yang memiliki nilai jual lebih tinggi. produksi terasi, kerupuk ikan dan sarden. Dengan berkembangnya perusahaan pengolahan ikan pada masyarakat nelayan, maka perilaku kreatif masyarakat nelayan juga mulai berkembang. Masyarakat nelayan juga memperbaiki kemasannya agar lebih menarik dan ekonomis. Berkembangnya perilaku kreatif masyarakat nelayan juga tercermin dari peningkatan pendapatan. Masyarakat nelayan akan terus melakukan perilaku kreatif pengolahan ikan apabila usaha tersebut menguntungkan dan dapat meningkatkan perekonomian keluarga. Pendapatan masyarakat nelayan tidak lagi bergantung pada ikan yang dimakan di laut, tetapi pada hasil memancing kreatif mereka.
Saat musim panen, pendapatan rata-rata nelayan bisa naik di atas 2,5 ton per perahu. Namun jika tidak, seperti Maret 2023, nelayan hanya mampu memproduksi sekitar 500 kilogram. Ini juga yang menyebabkan harga lemuru berubah. Jika menangkap banyak, harganya mulai dari Rp7.500 hingga Rp10.000. Namun jika tidak musim ikan, harganya Rp 10.000 hingga 12.000. Hasil tangkapan nelayan di Banyuwangi Jawa Timur mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Penurunan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya penurunan stok ikan. Sementara itu, cuaca yang kurang mendukung dan mulai berkurangnya pasokan ikan juga menjadi penyebab menurunnya hasil tangkapan nelayan. Faktor lain yang menurunkan produksi ikan di Pelabuhan Muncar adalah perilaku overfishing dan pencemaran yang disebabkan oleh limbah pabrik pengolahan ikan. Ada juga masalah kekurangan solar, yang membuat nelayan tidak bisa melaut. Saat ombak besar dan bulan purnama, nelayan berhenti melaut sekitar 7-10 hari.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa Muncar merupakan salah satu daerah dengan potensi perikanan terbesar, di Muncar ikan lemuru merupakan ikan yang dominan. Produk ikan muncar juga diekspor ke beberapa negara. Selain produksi ikan, Muncar memiliki adat atau tradisi yang disebut petik laut, yang bertujuan untuk mengungkapkan rasa terima kasih atas limpahan hasil laut sepanjang tahun. Seorang nelayan juga harus memiliki kreativitas untuk tidak hanya mencari ikan, tetapi juga mengolah ikan menjadi terasi, sarden dan kerupuk ikan. Selain itu pendapatan nelayan tidak menentu tergantung dari jumlah hasil tangkapan dan juga faktor cuaca.
Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dra. Arfida Boedirochminarni, M.S. yang telah memberikan tugas dalam mata kuliah ESDM & Ketenagakerjaan, karena dengan adanya tugas ini saya dapat mengetahui tentang kreativitas tenaga kerja yang ada di muncar dan juga perkembangan tentang sumberdaya yang ada di muncar. (*)