Ken-Duren Wonosalam
Oleh : Hasna Ayu Kharima, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang prodi Ekonomi Pembangunan. Tulisan ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia yang diampu oleh Bu Afrida BR, Dra, MS.
TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG-Ken-Duren Wonosalam atau disebut Kenduri Durian adalah tradisi tahunan yang dilakukan masyarakat dari 9 Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, Jawa Timur yang sudah ada sejak tahun 2011. Tujuan tradisi ini yaitu sebagai wujud rasa syukur mereka kepada Tuhan atas hasil panen masyarakat yang melimpah.
Acara Ken-Duren wonosalam dilaksanakan setiap panen buah durian antara bulan Februari dan Maret yang nantinya akan digelar di lapangan Wonosalam. Acara tidak hanya dimeriahkan masyarakat Wonosalam saja, adapun masyarakat dari luar kota atau kabupaten di Jawa Timur yang serta ikut dalam memeriahkan Ken-duren Wonosalam ini. Pengunjung yang datang dari luar kota jauh hari sebelum acara Ken-Duren Wonosalam digelar sudah datang di Wonosalam,
Dalam acara Ken-Duren perwakilan dari 9 desa membawa tumpeng hasil bumi berkumpul di depan kantor Kecamatan Wonosalam, setelah bupati memberikan sambutan dan melepas arak-arakan tumpeng dari 9 desa tersebut menuju ke lokasi acara. Tumpeng hasil bumi meliputi kacang panjang, timun, terong, cabe, tomat, pisang, jeruk, salak, manggis, ubi jalar, dan ubi kayu.
Sesampai di lokasi acara kenduren, tumpeng hasil bumi dari 9 desa mengelilingi tumpeng durian raksasa setinggi ± 10 meter, kemudian dibacakan doa dan ujub oleh pemuka agama yang berasal dari kantor MUI dan KUA setempat. Setelah dibacakannya doa dan ujub, tumpeng durian raksasa dipurak atau dimakan bersama dengan masyarakat yang hadir dalam acara kenduren Wonosalam.
Ken-Duren Wonosalam dapat dimaknai sebagai aktivitas untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Karena dengan adanya tradisi Ken-Duren Wonosalam, masyarakat berusaha menunjukkan potensi-potensi yang mereka miliki baik hasil Usaha Kecil Menengah (UKM) setiap desa dari mulai potensi alam dan pariwisata yang dimiliki Kecamatan Wonosalam kepada para pengunjung acara Ken-Duren Wonosalam. (*)