Hati Suhita dan Tempat Berkhidmahku
oleh: Moh. Saifudin, S.Kep., Ns., S.Psi., M.Kes, Kepala Layanan Bimbingan dan Konseling Universitas Muhammadiyah Lamongan.
TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG-Ya, saya telah melihat, mengikuti, memahami, dan mungkin ikut terhanyut dengan cerita di film Hati Suhita yang pasti ada sedih, tertawa, kecewa, ada jengkel juga disana tapi Alhamdulillah tidak sampai menangis…hehehe.
Cerita di film ini memang luar biasa dan sangat menyentuh hati, tapi saya harus jujur mengatakan bahwa di tempat berkhidmahku ini, Ruang Bimbingan dan Konseling Universitas Muhammadiyah Lamongan, saya bersaksi dan menjadi saksi bahwa cerita yang ada dalam film Hati Suhita, baik yang dialami oleh Alina Suhita, Ratna Rengganis ataupun Gus Birru, semuanya ada dan terpampang nyata dan ada dalam tempat berkhidmahku, baik itu sesuai dengan cerita ataupun dalam versi lain, hehehe, bahkan kalau boleh saya menilai secara objektif menurut persepsi saya, banyak yang lebih berat, lebih kompleks, lebih waooo pokoknya lebih mengharu biru permasalahanya dari pada yang tersaji di film tersebut.

Cerita hidup dan berkehidupan yang nyata dan telah kami sharingkan dan kita bersama-sama mencari solusi dalam proses pengkajian masalah, analisis masalah sampai dengan proses pemecahan masalah bersama, baik itu mahasiswa, mahasiswi, karyawan, dosen, orangtua mahasiswa atau mahasiswi ataupun warga masyarakat yang lain yang membutuhkan layanan bimbingan dan konseling, bismillah, semoga bermanfaat..aamiin.
Pesanya adalah bahwa, permasalahan-permasalahan dalam hidup dan berkehidupan itu sangat banyak, luar biasa dan bisa jadi sangat kompleks, dan kalau ada istilah “diatas langit ada langit”, itulah permasalahan yang ada dalam kehidupan manusian bahwa beban hidup dan masalah hidup dan berkehidupan manusia itu sangat bervariasi baik itu ringan, sedang, berat atau bahkan sangat berat sekalipun, jadi kita harus bisa menyadari kadang kita merasa permasalahan kita sangatlah berat padahal itu mungkin tidak ada apa-apanya dibanding apa yang dirasakan dan dialami orang lain, tapi itu semuanya juga tergantung bagaimana kita menilai dan mempersepsikan masalah tersebut, bismillah, wallahualambishawwab.
“Orang yang bermasalah adalah orang yang tahu bahwa dirinya bermasalah tetapi merasa tidak mempunyai masalah dan merasa baik-baik saja” (Oedheen, PB). Wallahualambishawwab.
“Orang yang relatif sehat jiwa dan relatif tidak bermasalah, adalah orang yang tahu dia mempunyai masalah dan kemudian berusaha untuk menyelesaikan dan memecahkan masalah” (Oedheen, PB). Wallahualambishawwab.
Jadi kalau kita mempunya masalah lebih baik kita segera berusaha untuk berusaha menyelesaikan masalah, berdoa dan baru tawwakal, bukan hanya menyerahkan masalah kita kepada waktu untuk diselesaikan, dengan berkata biarkan waktu yang menjawab, biarkan waktu yang berbicara dan semua akan indah pada waktunya.
Ucapan yang juga sering kita dengar “kuat dilakoni gak kuat tinggal ngopi” hehehe, bukan tidak setuju dengan kalimat tersebut tetapi penulis bisa mempersepsikan dan berdasarkan pengalaman penulis bahwa : ngopi? ya… ngopi apalagi bersama teman-teman memang bisa meringankan dan membantu melupakan masalah, tapi tidak untuk melupakan masalah untuk selamanya, lebih-lebih menyelesaikan masalah? Sepertinya tidak bisa, dengan bukti setelah selesai ngopi dan kita kembali sendiri, masalah itu kembali menjadi beban pikiran…hehehe, wallahualambishawwab.
Waktu hanya bisa sedikit melupakan masalah kita, dan waktu tidak akan bisa menyelesaikan masalah kita tanpa kita berusaha menyelesaikanya dengan berusaha, berdoa dan bertawwakal..bismillah, wallahualambishawwab. Bismillah, semoga bermanfaat…aamiin. (*)