Dampak Perang Rusia Vs Ukraina Terhadap Kegiatan Pada Perdagangan Internasional
Oleh : Cindi Fitria N. 202110180311031
TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG-Pada Februari 2022, dunia telah diguncang dengan isu yang buruk, yaitu isu memanasnya antara Rusia dengan Ukraina yang telah mengguncang dunia, baik secara politik, sosial, maupun secara ekonomi. Perang ini sebenarnya perang lanjutan yang sebelumnya terjadi pada tahun 2014. Awal mula perang ini terjadi yaitu dikarenakan adanya revolusi martabat ukraina, dimana status wilayah Donbas dan Krimea menjadi milik Ukraina.
Seiring dengan berjalnnya waktu, banyak faktor lain yang menyusul seperti kejayaan Rusia di masa lalu yang dimana Ukraina dulunya adalah bagian dari Rusia, selain itu Rusia juga menolak apabila Ukraina bergabung dengan Nato dengan dalih apabila Ukraina bergabung dengan Nato, Nato akan membawa persenjataan ke negara Ukraina, sehingga kota kota yang ada di perbatasan Rusia dapat menjadi sasaran target dari Nato, sehingga membuat perseteruan tersebut kembali memanas di bulan Februari 2022.
Perseteruan tersebut telah memakan korban sebanyak 62.925 jiwa yang rata – rata merupakan angkatan militer. Selain itu, sebanyak 17juta jiwa mengungsi serta bangunan yang hancur sebanyak 140.000. Selain memakan banyak korban, peperangan tersebut juga menyebabkan kerugian sebesar US$411M.
Selain kerugian tersebut, akibat adanya perseteruan antara Ukraina vs Rusia juga memberikan dampak terhadap kegiatan Internasional, salah satunya adalah perdagangan Internasional. Kegiatan ekspor dan impor di wilayah Eropa Timur semakin terganggu akibat dari isu tersebut, sehingga pasokan beberapa gas, minyak bahkan bahan makananpun semakin berkurang. Dengan terganggunya kegiatan ekspor dan impor di Eropa Timur, maka beberapa harga komoditas, energy dan bahan makananpun semakin meningkat. Kondisi ini tidak hanya terjadi di wilayah Eropa Timur, namun terjadi hampir di seluruh dunia.
Kenaikan harga akibat adanya perseteruan tersebut juga terjadi pada alat – alat yang memiliki tekhnologi tinggi. Dikarenkan kegiatan eskpor dan impor bahan pembuatan alat tersebut terganggu. Selain itu, menurut Institute for Development of Economic and Finance mengatakan bahwa terjadi pemotongan pertumbuhan ekonomi dunia. World bank memotong pertumbuhan yang awalnya berada di angka 4,1% diturunkan menjadi 2,9%. Lalu apakah perseteruan tersebut memiliki dampak terhadap perdagangan di Indonesia ?
Jawabannya adalah iya, meskipun dampak tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan, namun di Indonesia juga merasakan dampak akibat dari perang tersebut. Hal ini terjadi pada pasokan gandum di Indonesia. Dikarenakan Indonesia masih mengimpor gandum dari Ukraina. Maka dari itu, kegiatan impor gandum dari Ukraina menjadi terganggu sehingga pasokan gandum di Indonesia semakin berkurang dan mengakibatkan mahalnya harga gandum yang ada di Indonesia. Dengan mahalnya bahan baku gandum, maka harga pangan yang memiliki bahan dasar gandum, seperti mie dan roti akan mengalami kenaikan. Apalagi kedua pangan tersebut adalah yang paling sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. (*)