Pengaruh Perdagangan Internasional Terhadap Pertumbuhan Indonesia
Artikel oleh : Laila Choirummin Alfin, Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Malang.
TABLOIODMATAHATI.COM, MALANG-Perkembangan ekonomi Indonesia sangat dipengaruhi oleh perdagangan internasional. Indonesia adalah negara kepulauan dengan populasi yang besar dengan banyak potensi pasar dan sumber daya alam. Indonesia dapat memanfaatkan keunggulan komparatifnya, mendapatkan akses ke pasar global, dan memperoleh keuntungan ekonomi dari hubungan dengan negara lain melalui perdagangan internasional.
Pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat dipengaruhi oleh perdagangan internasional. Jika suatu negara mengekspor lebih banyak daripada mengimpor, pendapatan nasionalnya akan meningkat, yang akan berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi. Memungkinkan suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa dengan harga rendah dan mengekspornya ke luar negeri merupakan keuntungan dari perdagangan internasional. Perdagangan internasional dapat meningkatkan pendapatan negara, transaksi modal, cadangan devisa, dan kesempatan kerja.
Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 adalah 238.518.800 orang, sedangkan pada tahun 2015 jumlah penduduknya turun sebesar 26,16%. Data menunjukkan bahwa nilai ekspor Indonesia mengalami penurunan setiap tahun dari 203.496,60 juta US$ pada tahun 2011 menjadi 150.252,50 juta US$ pada tahun 2015. Dengan demikian, nilai ekspor Indonesia mengalami penurunan sebesar 26,16% dari tahun 2011 hingga 2015.
Industri mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan bagian besar dari ekonomi nasional. Usaha kecil dan menengah (UMKM) berjumlah 60,7 juta unit pada tahun 2015, sebagian besar merupakan usaha berskala mikro (98,73 persen). Pertumbuhan UMKM antara tahun 2011 dan 2015 mencapai 2,4 persen. Usaha menengah mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 8,7%.
Hasil pertanian, hutan, perikanan, pertambangan, industri, dan jasa adalah beberapa produk ekspor Indonesia. Karet, kopi kelapa sawit, cengkeh, teh, lada, kina, tembakau, dan cokelat adalah hasil pertanian. Selain itu, kayu dan rotan adalah produk hutan. Ekspor kayu atau rotan tidak harus dalam bentuk kayu gelondongan atau bahan mentah; sebaliknya, harus dalam bentuk barang jadi atau setengah jadi, seperti mebel.Tuna, cakalang, udang, dan bandeng adalah produk perikanan. Sebaliknya, produk tambang termasuk ekspor timah, alumunium, batu bara, tembaga, dan emas. Semen, pupuk, tekstil, dan pakaian jadi adalah produk industri. Indonesia mempekerjakan orang di bidang jasa ke Malaysia dan negara-negara timur tengah.
Dengan demikian, barang-barang mentah masih merupakan bagian besar dari ekspor Indonesia, dengan sedikit produk ekspor industri.Impor Indonesia terdiri dari barang konsumsi, bahan baku penolong, dan barang modal. Barang konsumsi termasuk daging lembu beku, susu bubuk, beras khusus, apel, dan anggur. Impor bahan baku penolong termasuk peralatan helikopter, kain katun. Laptop, telepon, mesin logam, penggilingan, mesin air panas, kedelai, peralatan elektronik, bagian peralatan elektronik. (*)