Angka Anak Putus Sekolah Meningkat, Ini Solusi H. Puguh Wiji Pamungkas
TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG-Pendidikan adalah faktor utama dan menentukan terhadap keberlangsungan sebuah bangsa. Oleh karena itu, di bangsa kita amanat untuk menjadikan pendidikan sebagai salah satu unsur dan instrumen penting bagi tata kelola bernegara menjadi salah satu yang mendapatkan perhatian yang sangat intens.
Dibuktikan dengan alokasi APBN, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dimana amanat undang-undang dasar 1945 adalah tidak boleh kurang dari 20% dari total APBN Kalau kita lihat, memang dari tahun ke tahun kecenderungannya meningkat jumlah alokasi anggaran untuk pendidikan ini.
Namun yang menjadi ironis adalah, ternyata data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik terjadi sebuah fenomena yang cukup mengkhawatirkan dimana angka putus sekolah kembali meningkat Ini tentu menjadi salah satu fakta kontra-produktif, fakta antagonis yang terjadi di tengah-tengah masyarakat kita dimana di satu sisi pemerintah sedang memperbesar terus alokasi anggaran jumlahnya semakin besar alokasi anggaran untuk Pendidikan.Di satu sisi ternyata anak-anak muda dari mulai usia sekolah tingkat SD, SMP dan SMA ada kecenderungan tingkat putus sekolahnya semakin tinggi Dari data yang sama yang saya peroleh, bahwa ternyata tingkat putus sekolah tertinggi di tahun ini adalah di rentang usia sekolah dasar di susul kemudian di rentang SMP dan kemudian SMA.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan mereka putus sekolah, salah satunya adalah menurut survei dari Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa 76% mereka yang putus sekolah itu menyatakan penyebab utama anak putus sekolah adalah karena alasan ekonomi dan 67% menyebutkan karena tidak bisa membayar biaya sekolah. Sementara 8,7 persen harus mencari nafkah. Selain memang ada faktor sosial, faktor kesehatan dan latar belakang pendidikan keluarga yang juga turut menjadi salah satu penyebab dari anak-anak yang putus sekolah.
“Bangsa kita yang sudah berusia 78 tahun tentu salah satu backbone dari pertumbuhan bangsa adalah sumber daya manusianya. SDM Indonesia dari rentang pendidikan dasar, menengah, atas, sampai tinggi merupakan iron stock yang suatu saat nanti akan bisa diunduh menjadi faktor kekuatan untuk memajukan bangsa Indonesia di seluruh level. Dari mulai level pusat sampai level daerah bahkan sampai di level desa.” Tutur Haji Puguh Wiji Pamungkas selaku Presiden Nusantara Gilang Gemilang
Oleh karena itu, meningkatkan kesadaran bagi seluruh masyarakat Indonesia terutama anak-anak yang direntang usia sekolah agar mereka memiliki kesadaran untuk bersemangat dalam menuntut ilmu menjadi salah satu hal yang sangat penting. Menumbuhkan kesadaran ini tentu tidak bisa dibeli, tidak bisa dengan meningkatkan kemudian mereka akan bersemangat sekolah tetapi memang ini pekerjaan yang komprehensif.
Dibutuhkan kerjasama antara seluruh stakeholders yang ada di masyarakat, dari mulai orang tua sebagai produsen dan pencetak generasi muda bangsa generasi bangsa dari dalam rumah, dibutuhkan juga peran serta para ulama sebagai penjaga moralitas di tengah-tengah bangsa dibutuhkan juga peran serta pihak swasta yang juga memberikan banyak inspirasi bagi para generasi muda untuk menjadikan diri mereka lebih baik dan lebih bermartabat.
Serta dibutuhkan juga peran serta dari media masa yang mereka tentu memiliki peran serta dalam mengkampanyekan. Turut mengkampanyekan betapa pentingnya kita semua anak Indonesia itu sampai kepada level pendidikan tertinggi.
Hari ini bangsa kita yang sedang berada pada era bonus demografi dimana mayoritas diisi oleh para anak-anak bangsa direntang usia produktif maka menjadi salah satu hal yang mengkhawatirkan ketika posisi era bonus demografi ini tidak diikuti dengan peningkatan dan kesadaran berhadap pendidikan.
“Oleh karena itu, menyongsong 100 Indonesia Merdeka 22 tahun lagi kita semuanya harus bergandengan untuk melahirkan generasi gemilang dimana generasi yang jangankan putus sekolah mereka akan memiliki semangat yang membaca dan menggelora untuk mencapai pendidikan tertinggi mereka. Sehingga tidak ada kata lain bagi mereka kecuali berprestasi, bersekolah sampai ketinggian yang tinggi dan tidak ada sekolah lagi untuk putus sekolah.“ pungkas Haji Puguh. (*)