Anak Terlambat Bicara Simak Gejala-Ini Tips Atasinya
TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG – RSI Asiyiyah Malang (RSIA) live show kembali dengan agenda NgoPi (Ngobrol Pintar) pada (20/6). Menghadirkan Terapis Wicara, Choirun Nisa’ M.N., S.Tr.Kes untuk membahas fenomena dimana anak terlambat bicara dan bagaimana tips menanganinya.
Anak memiliki periode emas (golden age) untuk berkembang yang terjadi di lima tahun pertamanya. Mulai dari perkembangan motorik, fisik, psikis, dan verbal atau kemampuan berbicara. Pada usia lima tahun menurut Nisa anak harus sudah mampu merangkai beberapa kata dalam kalimat dengan jelas. Namun setiap anak memiliki keunikannya sendiri seperti salah satunya kurangnya kemampuan berbicara.
Nisa menjelaskan bahwa fenomena tersebut bisa disebut sebagai speech delay (keterlambatan bicara). Tetapi Nisa menambahkan bahwa speech delay bukan hanya terlambat bicara melainkan pada kejelasaan dan pelafalannya. Anak pada usia 2-3 tahun pada umumnya sudah mulai berceloteh dengan beberapa kosa kata dan terus bertambah seiring waktu. Namun tidak dapat dipungkiri ada beberapa anak yang mengalami speech delay.
Lantas apa saja yang perlu dilakukan orang tua? Nisa menganjurkan untuk mengenali kondisi anak terlebih dahulu. Jika anak dalam usia dua tahun masih belum bisa mengucapkan 25 kosakata maka bisa menjadi faktor adanya gangguan bicara pada anak. Nisa menganjurkan untuk segera pergi ke para ahli (terapis wicara atau dokter anak) untuk berkonsultasi.
“Saya sangat mengapresiasi bagi orang tua yang datang ke saya. Berangkat terapi bukan sesuatu yang mudah karena labelling masyarakat masih kental ketika sang anak dibawa terapi.” ujar terapis wicara.
Penting diketahui, ada sembilan faktor yang dapat menyebabkan speech delay pada anak. Faktor tersebut antara lainnya adalah kelahiran premature, sindrom, permasalah fisik, permasalahan genetik, keturunan, urutan kelahiran, jenis kelamin, tingkat pendidikan orang tua, sosial ekonomi, dan lingkungan pola asuh. Nisa menegaskan bahwa gangguan ini adalah hal yang disebabkan oleh multi faktor sehingga perlu diketahui penyebabnya.nSelain faktor-faktor tersebut, mengutip dari WHO, gangguan juga bisa disebabkan oleh gadget yang membuat anak tidak berkomunikasi dua arah.
Ada beberapa tips yang bisa dilakukan oleh orang tua di rumah. Nisa menyebutkan yang pertama yaitu orang tua harus menjadi fasilitator bahasa yang baik dengan tidak mengikuti gaya bahasa anaknya. Bahasa yang disampaikan harus jelas dan lugas tanpa bertele-tele. Selanjutnya orang tua harus terus menstimulus anak agar mau berbicara dengan melakukan kontak mata. Berikutnya orang tua bisa menambahkan gesture (gerak tubuh) untuk memperjelas kosakata. Terakhir, orang tua harus mampu menarik perhatian anak dengan cara membaca buku dan bernyanyi bersama. (hamara)