Peran Strategis Organisasi Profesi FGTIKKNAS dalam Transformasi Digital Pendidikan Indonesia: Menguatkan Koding, AI, Literasi Digital, dan Berfikir Komputasional
oleh : Darsono, Mahasiswa Pascasarjana Program Studi Pedagogi Universitas Muhammadiyah Malang.
PENDAHULUAN
Pendidikan di Indonesia tengah menghadapi tantangan besar di era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0, di mana keterampilan teknologi digital menjadi kebutuhan pokok dalam berbagai sektor kehidupan. Perkembangan teknologi kian pesat menuntut dunia pendidikan menyesuaikan kurikulum dan metode pembelajaran agar selaras dengan kebutuhan masa depan. Kompetensi digital seperti kemampuan koding, kecerdasan artifisial (AI), literasi digital, dan keterampilan berpikir komputasional sudah semestinya menjadi bagian penting dalam sistem pendidikan nasional. Sayangnya, implementasi program berbasis teknologi ini masih belum optimal di berbagai daerah, terutama di wilayah 3T. Dalam konteks ini, kehadiran Federasi Guru Informatika Nasional (FGTIKKNAS) menjadi elemen penting dalam mendorong pemerataan pendidikan digital di Indonesia. Organisasi ini aktif melakukan pelatihan guru, menyusun kurikulum berbasis informatika, dan memfasilitasi kolaborasi antar pemangku kepentingan pendidikan digital. Di tengah kondisi yang masih beragam, banyak sekolah di Indonesia yang telah mencoba menerapkan program koding dan AI sebagai kegiatan ekstrakurikuler maupun pembelajaran berbasis proyek. Pemerintah melalui program Merdeka Belajar juga memberikan ruang bagi sekolah untuk melakukan inovasi pembelajaran sesuai kebutuhan zaman. Literasi digital menjadi perhatian serius, mengingat ancaman penyalahgunaan teknologi digital juga terus meningkat di kalangan generasi muda. Menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2023, lebih dari 78% pelajar di Indonesia aktif menggunakan internet, namun hanya sebagian kecil yang memanfaatkan internet untuk kegiatan edukatif. Oleh sebab itu, upaya membangun budaya digital yang kritis, produktif, dan etis di lingkungan sekolah harus menjadi prioritas. Selain itu, penguatan kemampuan berpikir komputasional diperlukan agar peserta didik dapat menyelesaikan masalah secara sistematis, logis, dan kreatif. Melalui artikel ini, penulis mencoba menyajikan pandangan konstruktif mengenai arah masa depan sistem pendidikan Indonesia berbasis teknologi digital. Terdapat tiga subbab utama yang akan dibahas, yaitu penguatan program koding dan kecerdasan artifisial, peran FGTIKKNAS dalam pengembangan pendidikan digital nasional, serta urgensi literasi digital dan berpikir komputasional di kalangan peserta didik.
Program Koding dan Kecerdasan Artifisial sebagai Pilar Kompetensi Digital Abad 21
Program koding dan kecerdasan artifisial (AI) merupakan komponen utama dalam pendidikan digital yang wajib dikembangkan di Indonesia. Kemampuan pemrograman komputer tidak lagi menjadi milik segelintir profesi teknis, melainkan kebutuhan dasar generasi muda di era digitalisasi. Seiring meningkatnya kebutuhan tenaga kerja di bidang teknologi, pemerintah dan sekolah perlu membekali peserta didiknya dengan keterampilan koding dan AI sejak pendidikan dasar. Menurut laporan McKinsey Indonesia (2021), permintaan tenaga ahli digital, termasuk programmer dan AI engineer, diproyeksikan meningkat sebesar 35% pada tahun 2030. Banyak sekolah di perkotaan yang telah mengembangkan kelas koding ekstrakurikuler dan pelatihan AI dasar berbasis aplikasi sederhana. Namun, kesenjangan akses pendidikan teknologi digital di wilayah pedesaan dan 3T masih menjadi tantangan. Kebijakan Kurikulum Merdeka memberikan fleksibilitas bagi sekolah untuk mengintegrasikan koding dan AI ke dalam proyek berbasis tema atau pembelajaran lintas mata pelajaran. Menurut Nadiem Makarim (2022), keterampilan digital seperti koding dan AI harus ditanamkan sejak dini untuk mencetak generasi produktif dan kreatif. Salah satu contoh implementasi efektif program ini dapat dilihat di Kota Malang, di mana beberapa sekolah mitra kampus informatika telah melaksanakan workshop koding bersama siswa SD dan SMP. Selain penguatan program di sekolah, peran komunitas digital lokal juga penting dalam memperluas literasi teknologi di kalangan pelajar. Pemerintah perlu menyediakan infrastruktur digital seperti laboratorium komputer, perangkat jaringan, dan modul AI yang sesuai untuk siswa. Pengembangan kurikulum AI dasar berbasis nilai-nilai etika digital juga sangat diperlukan agar peserta didik dapat menggunakan teknologi secara bijak. Guru sebagai ujung tombak pendidikan digital harus mendapatkan pelatihan berkala tentang pemrograman, AI, dan perkembangan teknologi terbaru. Kolaborasi sekolah dengan perusahaan teknologi, startup, dan universitas informatika dapat mempercepat adopsi program koding dan AI di sekolah. Selain itu, pengembangan aplikasi edukasi berbasis AI untuk daerah 3T menjadi solusi untuk memperluas akses pendidikan digital. Jika implementasi program ini dikelola secara terstruktur dan didukung lintas sektor, Indonesia berpeluang menjadi pusat talenta digital Asia Tenggara. Sejalan dengan amanat Presiden Joko Widodo (2023), bangsa Indonesia harus mempersiapkan SDM unggul yang melek teknologi, kreatif, dan adaptif dalam menghadapi revolusi digital.
PERAN FGTIKKNAS DALAM PENGUATAN PENDIDIKAN INFORMATIKA NASIONAL
Federasi Guru Informatika Nasional (FGTIKKNAS) merupakan organisasi profesi guru informatika yang memiliki peran strategis dalam penguatan pendidikan digital di Indonesia. Organisasi ini aktif menginisiasi pelatihan, seminar, dan workshop teknologi digital bagi guru di berbagai daerah. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, FGTIKKNAS berhasil menyelenggarakan pelatihan koding dan AI dasar bagi lebih dari 10.000 guru di seluruh Indonesia. Selain itu, federasi ini juga menjadi mitra Kemendikbudristek dalam menyusun kurikulum informatika dan panduan pelatihan guru digital nasional. Menurut Ketua Umum FGTIKKNAS, Budi Rahayu, M.Kom (2023), pendidikan digital yang kuat hanya bisa terwujud apabila guru memiliki kompetensi digital yang memadai. FGTIKKNAS turut berperan dalam mengadvokasi penyediaan laboratorium komputer dan akses internet di sekolah-sekolah daerah. Organisasi ini juga aktif menjembatani kerjasama antara sekolah dengan komunitas teknologi lokal, universitas, dan perusahaan IT. Beberapa program unggulan FGTIKKNAS antara lain Indonesia Coding Camp, AI for Students, dan Digital Literacy Teacher Training. Melalui program tersebut, peserta didik dan guru mendapatkan pelatihan intensif mengenai teknologi digital terapan yang relevan. Selain itu, FGTIKKNAS mendorong pengembangan komunitas belajar digital berbasis sekolah, di mana siswa dapat belajar bersama tentang pemrograman dan inovasi digital. Organisasi ini juga rutin menerbitkan jurnal dan publikasi pendidikan digital sebagai referensi bagi guru dan akademisi. FGTIKKNAS secara aktif memberikan rekomendasi kebijakan pendidikan digital kepada pemerintah daerah dan pusat.. Peran organisasi profesi seperti FGTIKKNAS menjadi faktor penting dalam mempercepat transformasi pendidikan berbasis teknologi di Indonesia. Selaras dengan pernyataan Dirjen GTK Kemendikbudristek (2021), kolaborasi antar pemangku kepentingan pendidikan digital harus terus diperkuat guna mewujudkan SDM digital nasional yang kompeten dan berdaya saing.
URGENSI LITERASI DIGITAL DAN BERPIKIR KOMPUTASIONAL DI KALANGAN PELAJAR
Literasi digital dan berpikir komputasional merupakan dua kemampuan kognitif esensial yang harus ditanamkan kepada peserta didik di semua jenjang pendidikan. Literasi digital tidak sekadar kemampuan menggunakan perangkat teknologi, tetapi juga mencakup kemampuan berpikir kritis, analitis, dan etis dalam memanfaatkan ruang digital. Sayangnya, rendahnya literasi digital di Indonesia masih menjadi persoalan. Salah satu strategi efektif adalah integrasi materi literasi digital ke dalam kurikulum lintas mata pelajaran. Selain itu, program edukasi digital berbasis komunitas sekolah seperti kelas edukasi media sosial, pelatihan keamanan siber, dan lomba konten digital positif perlu diperbanyak. Berpikir komputasional juga penting untuk melatih siswa dalam menyelesaikan persoalan secara sistematis dan logis. Keterampilan ini tidak hanya dibutuhkan di bidang teknologi, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Haryanto (2020), berpikir komputasional sebaiknya diajarkan sejak jenjang SD agar anak terbiasa berpikir sistematis. Penerapan metode project-based learning dan problem-based learning terbukti efektif dalam mengembangkan kemampuan berpikir komputasional siswa. Beberapa sekolah di Kota Malang dan Yogyakarta telah mengembangkan kelas simulasi pemrograman dan lomba inovasi digital siswa berbasis berpikir komputasional. Kolaborasi antara sekolah dan komunitas IT lokal sangat membantu mempercepat peningkatan keterampilan digital peserta didik. Guru sebagai fasilitator digital harus diberikan pelatihan intensif dan sumber belajar digital yang mutakhir. Menurut hasil studi Balitbang Kemendikbud (2022), siswa yang rutin mengikuti pelatihan literasi digital dan berpikir komputasional menunjukkan peningkatan signifikan dalam kemampuan analisis dan penyelesaian masalah. Jika diterapkan secara terstruktur, pendidikan literasi digital dan berpikir komputasional dapat menciptakan generasi muda Indonesia yang cerdas digital, kritis, dan berkarakter. Hal ini sejalan dengan amanat Presiden Joko Widodo (2023) bahwa bangsa Indonesia harus mempersiapkan SDM unggul yang menguasai teknologi, beretika digital, dan mampu beradaptasi dalam perubahan zaman.
PENUTUP
Program koding, kecerdasan artifisial, literasi digital, dan berpikir komputasional merupakan fondasi utama dalam pembangunan sistem pendidikan Indonesia di era digital. Keempat aspek tersebut saling berkaitan dan harus diimplementasikan secara terpadu melalui kolaborasi antara pemerintah, sekolah, guru, dan organisasi profesi pendidikan digital. Peran Federasi Guru Informatika Nasional (FGTIKKNAS) sangat strategis dalam mendorong pemerataan pendidikan digital dan penguatan kompetensi guru informatika. Selain itu, program literasi digital dan berpikir komputasional harus diperluas agar generasi muda Indonesia memiliki kemampuan kritis, produktif, dan etis di ruang digital. Pemerintah perlu memperbanyak pelatihan guru, penyediaan infrastruktur digital sekolah, serta program inovasi digital siswa di berbagai daerah. Penguatan kurikulum informatika, penyusunan modul AI dasar, dan penerapan project-based learning menjadi langkah penting dalam mempercepat transformasi pendidikan digital nasional. Jika semua pihak bergerak bersama, Indonesia berpeluang menjadi pusat pengembangan SDM digital unggul di Asia Tenggara. Sejalan dengan amanat Presiden Joko Widodo (2023), bangsa yang menguasai teknologi dan membangun ekosistem digital sehat akan lebih siap menghadapi tantangan masa depan. Oleh sebab itu, investasi di bidang pendidikan digital bukan lagi sebuah pilihan, melainkan keniscayaan demi mewujudkan Indonesia Emas 2045. (*)
*) penulis adalah Mahasiswa Pascasarjana Program Studi Pedagogi Universitas Muhammadiyah Malang, Kepala SD Negeri Rampal Celaket 1 Malang, Wakil Ketua Organisasi Profesi Guru Informatika Nasional ( FGTIKKNAS ). Tulisan ini menjadi tanggungjawab penulis, tidak menjadi tanggungjawab redaksi tabloidmatahati.com.