Pengaruh Pergerakan Nilai Tukar Rupiah-Suku Bunga Terhadap Harga Saham di BEI
Oleh: Dewi Setiawati (202110180311050), Mahasiswa Program Studi Ekonomi Pembangunan, Universitas Muhammadiyah Malang
TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG-Pasar modal merupakan sarana penting bagi suatu perekonomian di suatu negara, dengan melakukan pendanaan maupun mendapatkan dana dari para investor sebagai pengembangan terhadap suatu perusahaan. Dana yang diperoleh tersebut digunakan sebagai alat untuk melakukan peningkatan dan pengembangan mutu perusahaan dengan melakukan penambahan terhadap modal kerja maupun berinvestasi saham. Selain itu, penambahan modal tidak hanya dilakukan oleh suatu perusahaan saja, namun juga dilakukan oleh masyarakat luas yang memiliki dana untuk diinvestasikan. Masyarakat yang memiliki dana dengan tujuan untuk dikembangkan dan memperoleh keuntungan, maka mereka akan menempatkan dana tersebut pada perusahaan dengan risiko dan karakteristik keuntungan masing-masing.
Dalam pasar modal, diketahui perkembangan dan perubahan harga saham setiap harinya dapat dilihat pada Bursa Efek Indonesia, dengan ditunjukkannya respon dari berbagai faktor makro perekonomian dan kinerja suatu perusahaan. Adanya perubahan saham dari Bursa Efek Indonesia tersebut di perlihatkan menggunakan indikator penting bagi para investor yaitu pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). IHSG ini dapat menentukan keputusan bagi para investor untuk membeli, menahan maupun menjual saham mereka. Namun dalam pergerakannya, IHSG tidak selalu berada di titik stabil, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi yaitu tingkat suku bunga dan perubahan pergerakan nilai tukar atau kurs. Hal itu dapat mempengaruhi nilai sekarang dari arus kas perusahaan serta mempengaruhi tinggi rendahnya investasi. Dampak yang ditimbulkan dari kenaikan suku bunga dapat beresiko tinggi terutama terhadap kinerja pasar modal RI, karena hal itu menjadi sentimen negatif bagi negara.
Menurut Boediono (2014:4) suku bunga merupakan salah satu indikator ekonomi moneter di indonesia. Dimana, sesorang menginvestasikan uangnya dengan memperhatikan harga dari penggunaan investasi, yaitu apabila tingkat suku bunga turun maka permintaan akan surat berharga naik, begitu pula sebaliknya. Perubahan terhadap suku bunga juga mempengaruhi indeks harga saham, karena dalam memilih investasi, investor memilih mana yang lebih menguntungkan, apabila tingkat suku bunga menurun maka indeks harga saham akan mengalami kenaikan, dan jika suku bunga mengalami kenaikan, maka indeks harga saham cenderung menurun, terutama Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
IHSG menggambarkan kinerja pasar saham dimana dapat terlihat pergerakan harga-harga saham yang tercatat. Indeks ini digunakan yaitu sebagai acuan dalam melakukan investasi yang dilakukan para investor yang dapat digunakan sebagai pertimbangan atau penentuan investor dalam membeli, menjual dan menahan.
Pada tahun 2023, adanya kenaikan suku bunga yang ditetapkan oleh The Fed memiliki dampak bagi seluruh dunia termasuk Indonesia, sehingga menimbulkan guncangan pada pasar modal dimana nilai tukar mata uang terhadap dollar AS akan secara signifikan mengalami penurunan yang berdampak pada bursa efek Indonesia, dimana terjadi saghai stock exchange atau runtuhnya harga saham.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Bank Indonesia, ditahun 2023 tepatnya pada 18 April nilai tukar rupiah diketahui melemah saat perdagangan sebesar 82 point atau 0,6% terhadap dolar AS, sehingga BI menutup transaksi terhadap nilai tukar rupiah Rp 14.855 per dolar AS. Hal tersebut membuat dolar AS dapat diperdagangkan dengan harga terendah Rp 14.666 dan tertinggi Rp 14.866. selain itu, mata uang yang dimonitor oleh BI, yaitu rupiah terhadap yuang China juga melemah diangka 6,84 poin, rupiah terhadap ringgit Malaysia melemah diangka 8,4 poin, rupiah terhadap won Korea Selatan melemah 0 poin, rupiah terhadap dolar Hong Kong juga ikut melemah diangka 13,73 poin , dan dolar Singapura juga melemah 29,8 poin.
Adanya pelemahan rupiah terhadap mata uang asing tersebut membuat nilai tukar rupiah semakin terdepresiasi terhadap dolar AS, sehingga hal tersebut dapat berpengaruh buruk terhadap IHSG, dimana IHSG akan merosot dan Bursa Efek Indonesia (BEI) akan dapat menghentikan sementara perdagangan saham. Namun, diketahui di tahun 2023 ini pelemahan nilai tukar rupiah tersebut tidak sampai berdampak terhadap perhentian sementara perdagangan saham di BEI.
Selanjutnya, diketahui ketika nilai tukar rupiah melemah pada kamis, 4 Mei 2023, justru suku bunga semakin naik dikarenakan investor asing tertarik untuk menanam sahamnya atau berinvestasi pada perusahaan di Indonesia, karena mereka menganggap risiko yang akan terjadi relatif kecil. Sehingga, hal tersebut dimanfaatkan pemerintah untuk menstabilkan nilai tukar rupiah.
Berdasarkan data yang diperoleh dari keputusan rapat FOMC, Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Fed menaikkan suku bunga acuan diangka 25 dengan basis poin hingga menjadi 5%-5,25%, dengan alasan untuk menjaga stabilitas kondisi pasar tenaga kerja,inflasi dan sektor perbankan. Adanya kenaikan pada suku bunga acuan tersebut berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), dimana IHSG menguat sebesar 0,46% atau 31,3 poin dan naik ke level 6.844,027. Hal tersebut dapat dilihat pada data grafik dibawah ini.
Namun demikian, pergerakan IHSG yang berada ditengah sentimen negatif ini, dapat menaikkan kembali Fed Fund Rate (FFR) menjadi 5,25% atau 25 poin.
Berdasarkan penjelasan pengaruh pergerakan nilai tukar dan suku bunga terhadap harga saham di BEI tahun 2023, dapat disimpulkan bahwa, ketika nilai tukar melemah maka akan berpengaruh terhadap harga saham di Indonesia termasuk di BEI, dimana investor asing akan banyak menanamkan sahamnya di Indonesia. Selain itu, kenaikannya juga akan mempengaruhi harga pada perusahaan. Selanjutnya, ketika terjadi penurunan tingkat suku bunga akan membuat investor yang menanamkan sahamnya beralih ke bursa saham. Sebaliknya, ketika terjadi kenaikan tingkat suku bunga, maka kebanyakan perusahaan akan memilih untuk menginvestasikan uang nya ke pasar uang, dikarenakan tingkat suku bunga naik maka akan menurunkan harga saham.
Artikel ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Internasional dengan dosen pengampu Happy Febrina Hariyani, S.P., M.Si.