Pengaruh Nilai Mata Uang-Kegiatan Ekspor Impor Pada Cadangan Negara
TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG- Cadangan devisa negara adalah cadangan yang dimiliki oleh pemerintah ataupun suatu negara berupa mata uang asing, emas, dan surat berharga. Mata uang asing yang dimaksud disini adalah mata uang yang di akui oleh dunia internasional sebagai alat pembayaran untuk melakukan kegiatan ekspor dan impor, contoh dari mata uang tersebut adalah Dollar Amerika, Yen Jepang, dan Pound sterling.
Cadangan devisa negara ini akan mempengaruhi perekonomian pada suatu negara, hal ini berarti menunjukan kuat lemahnya suatu negara untuk melakukan kegiatan ekspor dan impor. Saat ini ketersediaan cadangan devisa Indonesia tergolong masih sedikit sehingga terdampak pada kegiatan ekspor dan impor pada tahun 2022 nilai ekspor indonesia mecapai 291 979,1miliar USD, dan nilai impornya adalah 237,5 miliar USD. Bila dilihat menurut data nilai ekspor indonesia memang lebih besar dari nilai impornya akan tetapi surplus yang dihasilkan melum cukup besar untuk meningkatkan perekonomian.
Ekspor dan impor seringkali membutuhkan dollar sebagai alat pembayaran barang, bila ketersediaan akan dollar di dalam cadangan devisa negara jumlahnya sedikit maka akan sedikit juga barang yang dapat di beli oleh suatu negara. Penyebab sedikitnya cadangan devisa indonesia ini adalah karena nilai mata uang Rupiah lemah,dan kegiatan ekspor impor. Bila negara memiliki mata uang yang lemah maka niali dari suatu barang yang di ekspor ke negara lain maka akan semakin murah, akan tetapi bila semakin besar nilai uang di suatu negara maka akan semakin mahal harga produk itu. Misalnya Singapura mengekspor jeruk dengan harga 3 USD/ Kg ke Indonesia, bila harga dollar adalah Rp 15.000 maka Indonesia harus membayar Rp 45.000 untuk setiap Kg jeruk, akan tetapi bila Dollar USD berharga Rp 10.000 maka Indonesia hanya akan membayar Rp 30.000 untuk setiap Kg jeruk dari Singapura.
Bila nilai mata uang Rupiah tinggi maka yang didapatkan dari kegiatan ekspor barang akan semakin besar dikarenakan semakin sedikit Rupiah yang di keluarkan untuk 1 USD. Apa lagi bila kegiatan Ekspor ini tidak hanya mengekspor barang mentah. Jika negara bisa menambahkan nilai pada suatu barang mentah lalu mengolahnya menjadi barang jadi ataupun barang setengah jadi contohnya adalah nikel di olah menjadi batrai sebelum di ekspor maka nilainya akan berkali-kali lipat dari pada menjualnya ketika belum di olah.
Bersyukurnya pada era pemerintahaan jokowi beberapa komoditas tambang sekarang telah di upayakan untuk mengolah barang tambang mentah menjadi barang setengah jadi. Apabila hal ini terus di upayakan pemerintah bukan tidak mungkin Negara Indonesia akan menjadi negara superior dalam hal ekonomi dalam beberapa tahun kedepan karena banyak sumber daya yang bisa di dapat di indonesia untuk melakukan kegiatan produksi tanpa mengandalkan negara lain untuk memasok bahan bakunya.
Tentunya permasalahan ekspor impor dan nilai tukar mata uang bisa diatasi bila pemerintah mendorong masyarakat dan produsen untuk lebih broduktif dan inovatif dalam menciptakan produk produk baru dan unggulan karena hanya dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi perekonomian negara akan berkembang yang tentunya mendorong kegiatan ekspor impor menjadi lebih baik lagi, dan sebenarnya kegiatan ekspor impor berkaitan dengan harga mata uang pada suatu negara dan kedua ini akan mempengaruhi cadangan devisa negara.
Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Happy Febrina H, SP, M. Si. yang telah memberikan tugas dalam mata kuliah Ekonomi Internasioanl, karena dengan adanya tugas ini saya dapat mengetahui seperti apa Pengaruh Nilai Mata Uang dan Kegiatan Ekspor Impor Terhadap Cadangan Negara Indonesia. Penulis : Moch. Barik Zulfikar. (*)