Pengaruh Ekspor-Impor Terhadap Perekonomian Indonesia
Oleh: Radella Anggraini mahasiswi dari Universitas Muhammadiyah Malang saya prodi ekonomi pembangunan kelas 4A angkatan 2021 dgn nim 202110180311038
TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG-Tujuan artikel ini adalah untuk menganalisis dan menjelaskan dampak ekspor-impor terhadap perekonomian Indonesia. Artikel akan mengidentifikasi dan menjelaskan bagaimana ekspor-impor dapat berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini akan melibatkan analisis terhadap peran ekspor-impor dalam peningkatan pendapatan, dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan sektor-sektor ekonomi utama. Ekspor dan impor adalah dua konsep penting dalam perdagangan internasional yang memiliki peran krusial dalam perekonomian suatu negara.
Ekspor bisa dipahami sebagai kegiatan menjual produk dari satu negara ke negara lain dengan tujuan mendapatkan keuntungan berupa pendapatan. Dalam istilah ekonomi, ekspor adalah produk dari dalam negeri yang dijual ke luar negeri. Impor, di sisi lain, adalah proses masuk barang atau jasa dari negara lain untuk penggunaan domestik di dalam negeri. Suatu negara umunya melakukan kegiatan impor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang tidak dapat dipenuhi oleh produksi dalam negeri atau untuk membeli barang dengan harga yang lebih kompetitif. Barang impor dapat berupa barang konsumsi, alat produksi atau bahan mentah yang biasanya digunakan untuk kegiatan produksi. Ekspor dan impor saling berhubungan dan mempengaruhi perekonomian negara. Ekspor meningkatkan pendapatan nasional dan menciptakan lapangan kerja, sementara impor memenuhi permintaan domestik dan menyediakan akses ke barang dan jasa dari negara lain.
Untuk mendukung pembahasan yang akurat dan lebih mendetail dalam artikel ini, penulis menggunakan data sekunder berupa nilai ekspor dan impor Indonesia dalam kurun waktu 10 tahun yakni 2012-2022 menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) yang datanya diolah menjadi diagram sebagai berikut :
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Finlandia, telah ditetapkan bahwa pada tahun 2022, nilai impor dan ekspor Indonesia akan mencapai level tertinggi dalam satu dekade terakhir. Pada tahun 2022, nilai ekspor Indonesia mencapai 291,97 miliar USD, naik 26,07% dari 231,6 miliar USD pada tahun 2021. Peningkatan ini disebabkan nilai ekspor nonmigas meningkat 25,8% menjadi 275,95 miliar USD pada tahun 2022. Sementara ekspor migas juga meningkat 30,82% menjadi 16,02 miliar USD. Selain itu, nilai impor dalam negeri akan meningkat sebesar 21,07%, mencapai $237,52 miliar pada tahun 2022. Secara khusus, impor migas meningkat sebesar 58,31% menjadi $40,41 miliar, sedangkan impor nonmigas meningkat sebesar 15,5% menjadi $197,1 miliar.
Neraca perdagangan merupakan indikator penting untuk memahami hubungan antara ekspor dan impor suatu negara. Di Indonesia, kegiatan impor dan ekspor berdampak signifikan terhadap neraca perdagangan.
Surplus perdagangan adalah selisih nilai ekspor relatif terhadap impor. Pada Desember 2022, ekspor bernilai $23,83 miliar sementara impor bernilai $19,94 miliar. Surplus Pada akhir tahun 2022 paling besar berasal dari transaksi sektor nonmigas sebesar $5,61 miliar. Namun, surplus ini sebagian diimbangi oleh defisit $1,72 miliar di sektor minyak dan gas. Pada Januari-Desember 2022, sektor migas mencatat defisit sebesar 24,39 miliar USD, namun sektor nonmigas masih mencatatkan surplus sebesar 78,85 miliar USD. Sehingga berdasarkan data, pada tahun 2022 neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar 54,46 miliar USD.
Dengan demikian, kesimpulan dari kajian pustaka yang penulis lakukan saat menulis artikel ini adalah secara keseluruhan ekspor dan impor berpengaruh signifikan terhadap neraca perdagangan Indonesia. Melalui kegiatan ekspornya, Indonesia dapat menghasilkan surplus perdagangan yang menguntungkan, menambah cadangan devisa dan meningkatkan stabilitas ekonomi. Dengan mengimpor bahan baku, peralatan dan teknologi, sektor industri dalam negeri dapat meningkatkan efisiensi dan daya saing produksi, sehingga memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi. Selama periode tertentu, neraca perdagangan Indonesia dapat surplus atau defisit tergantung dari selisih antara nilai ekspor dan nilai impor. Namun, surplus perdagangan yang terjaga berdampak positif bagi perekonomian, sementara defisit perdagangan yang berkepanjangan harus disikapi dan ditangani dengan kebijakan yang tepat. (*)
Referensi :
Astuti, I. P., & Ayuningtyas, F. J. (2018). Pengaruh ekspor dan impor terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan, 19(1), 1-10.
Hodijah, S., & Angelina, G. P. (2021). Analisis pengaruh ekspor dan impor terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Jurnal Manajemen Terapan Dan Keuangan, 10(01), 53-62.
Hanifah, U. (2022). Pengaruh Ekspor Dan Impor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia. Transekonomika: Akuntansi, Bisnis Dan Keuangan, 2(6), 107-126.
https://www.bps.go.id/pressrelease/2023/01/16/1961/ekspor-desember-2022-mencapa i-us-23-83-miliar–turun-1-10-persen-dibanding-november-2022-dan-impor-desember-2022-senilai-us-19-94-miliar–naik-5-16-persen-dibanding-november-2022.html
https://www.bps.go.id/indicator/8/1754/12/nilai-impor-migas-nonmigas.html & https://www.bps.go.id/indicator/8/196/1/nilai-ekspor.html