Penawaran-Permintaan Ketenaga Kerjaan di Pabrik Gula PT Kebon Agung
Oleh: Radella Anggraini mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan, Universitas Muhammadiyah Malang
TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG-Indonesia merupakan negara yang masyarakatnya masih bertumpu pada sektor pertanian. Hal ini, di buktikan dalam data penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja per Agustus 2018, persentase pekerjaan masyarakat Indonesia pada sektor pertanian sebesar 28,97% (Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia dapat diakses melalui www.bps.go.id, 2018). Keadaan ini menjelaskan bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Laporan keadaan tenaga kerja yang di publish oleh BPS pada Agustus 2018 menjelaskan bahwa sebagian besar penduduk yang berprofesi pada bidang pertanian, perikanan, forestry, dan kehutanan berasal dari pedesaan, dengan jumlah 29.243.339 penduduk.
PT Kebon Agung merupakan salah satu perusahaan pabrik gula terbesar di Indonesia. Sebagai perusahaan besar, PT Kebon Agung memiliki banyak kebutuhan tenaga kerja untuk mengoperasikan pabrik gula mereka. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, PT Kebon Agung mengalami kesulitan dalam mencari tenaga kerja yang berkualitas dan memadai untuk memenuhi kebutuhan produksi mereka. Permintaan tenaga kerja di PT Kebon Agung terus meningkat seiring dengan pertumbuhan produksi mereka yang pesat. Namun, penawaran tenaga kerja di daerah sekitar pabrik tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti minimnya kualifikasi dan kemampuan para pekerja, serta kurangnya minat pekerja untuk bekerja di sektor industri.
Pada Grafik 1 dijelaskan bahwa produksi gula di Indonesia pada tahun 2005-2017 meningkat pesat pada tahun 2015 sebesar 2.534.872 ton. Namun, pada beberapa tahun berikutnya produksi gula di Indonesia mengalami penurunan yang sangat tajam dan terjadi pada tahun 2017 dengan produksi senilai 2.190.979 ton. Hal ini disebabkan oleh kemampuan produksi dalam negeri tidak bisa mencukupi kebutuhan gula masyarakat. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan gula masyarakat, Indonesia melakukan impor gula pada negara Thailand, India, Brazil yang menawarkan gula dengan harga murah. Defisit produksi gula di Indonesia berdampak pada permintaan impor gula yang meningkat.
Dari grafik diatas dijelaskan bahwa konsumsi gula di Indonesia pada tahun 2005-2017 mengalami peningkatan yang pesat. Peningkatan paling pesat terjadi pada tahun 2017 sebesar 5.516.470 ton. Peningkatan ini dinamakan peningkatan fluktuatif yaitu peningkatan yang meningkat secara terus menerus. Konsumsi gula di Indonesia terus bertambah disebabkan oleh naiknya jumlah penduduk di Indonesia. Tingkat permintaan yang tidak seimbang dengan kemampuan produksi gula di Indonesia mengakibatkan naiknya Impor gula di Indonesia.
PT Kebon Agung telah melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan penawaran tenaga kerja mereka, seperti memberikan pelatihan dan sertifikasi kepada pekerja agar memenuhi standar industri dan meningkatkan daya saing mereka di pasar tenaga kerja. Namun, upaya ini masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang terus meningkat. Untuk mengatasi masalah ini, PT Kebon Agung harus melakukan kolaborasi dengan pemerintah dan masyarakat setempat untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kerja di daerah sekitar pabrik. Selain itu, PT Kebon Agung dapat menawarkan insentif dan gaji yang lebih tinggi untuk menarik tenaga kerja berkualitas.
Dalam jangka panjang, PT Kebon Agung juga harus mempertimbangkan untuk mengadopsi teknologi dan otomatisasi untuk mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja manusia dan meningkatkan efisiensi produksi. Dengan cara ini, PT Kebon Agung dapat mempertahankan posisi mereka sebagai perusahaan pabrik gula terbesar di Indonesia dan terus berkembang secara berkelanjutan. Secara keseluruhan, permintaan dan penawaran tenaga kerja di PT Kebon Agung mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh sektor industri di Indonesia. Dibutuhkan kerjasama antara perusahaan, pemerintah, dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan tenaga kerja, serta memperkenalkan teknologi dan otomatisasi untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing industri.
Radella Anggraini mahasiswi dari Universitas Muhammadiyah Malang prodi ekonomi pembangunan kelas 4A angkatan 2021 dgn nim 202110180311038 artikel tersebut di mata kuliah Ekonomi Sumber daya Manusia & Ketenaakerjaan (ESDM&Ketenagakerjaan) dengan dosen pengampu Dra. Arfida Boedirochminarni, M.S.
(*)