Konsep Efektif Ketenagakerjaan
oleh: Khisma Aryani Masruroh, Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Muhammadiyah Malang
TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG-Kenaikan pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada Triwulan I 2023 mencapai nilai 2% dari Triwulan IV 2022. Terlihat pada Triwulan IV 2022 dengan nilai 5,01 y-ony meningkat Triwulan I 2023 menjadi 5,03 y-ony. Hal ini menunjukkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia mengalami peningkatan positif. salah satu indikator pendukung dalam pertumbuhan ekonomi adalah tenaga kerja.
Dalam konteks pertumbuhan ekonomi, peningkatan tenaga kerja dapat memberikan kontribusi positif. Jika jumlah tenaga kerja meningkat, hal itu dapat mengindikasikan adanya peningkatan aktivitas ekonomi, seperti peningkatan produksi barang dan jasa. Peningkatan jumlah tenaga kerja juga dapat berdampak pada peningkatan konsumsi domestik. Dengan adanya lebih banyak pekerja yang mendapatkan penghasilan, dapat meningkatkan daya beli masyarakat. Ini dapat mendorong pertumbuhan sektor ritel dan sektor jasa lainnya. Selain itu, tenaga kerja yang terampil dan produktif juga dapat meningkatkan daya saing industri. Dengan kualitas tenaga kerja yang baik, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi dan inovasi, yang pada gilirannya dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing mereka di pasar global.
Walau dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 belum mengindikasikan, bahwa peningkatan tenaga kerja. Hal ini didasarkan dari data BPS yang diunggah per tanggal Februari sejak tahun 2021 hingga tahun 2023, jumlah penduduk Indonesia yang bekerja dan pengangguran memiliki ketimpangan. Walau persentase pengangguran di Indonesia lebih kecil dibandingkan jumlah penduduk bekerja. Pengangguran di Indonesia meningkat sejak 3 tahun terakhir sebesar 0,6% sementara jumlah penduduk bekerja mengalami penurunan 0,8%. Ini akan menjadi masalah yang akan menganggu pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024.
Pentingnya masalah perbandingan pengangguran dan pekerja di Indonesia ini diperhatikan oleh pemerintah dan perusahaan. Pemerintah memiliki peran penting dalam memperhatikan masalah ini melalui kebijakan dan program yang ditujukan untuk mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan kesempatan kerja. Perusahaan juga berperan penting dalam memperhatikan perbandingan pengangguran dan pekerja. Mereka dapat berkontribusi dengan menciptakan peluang kerja melalui ekspansi usaha, investasi dalam pengembangan sumber daya manusia, dan memberikan pelatihan kepada karyawan. Selain itu, perusahaan juga dapat berperan dalam memperluas akses pekerjaan untuk kelompok yang rentan, seperti pemuda, perempuan, dan orang-orang dengan disabilitas.
Sejak tahun 2020, banyak perusahaan di Indonesia yang menyediakan lapangan kerja bagi para pengangguran. Hal ini terlihat dari data BPS tahun 2022 mengenai data persentase tenaga kerja formal yang berasal dari proporsi lapangan kerja yang disediakan oleh perusahaan di Indonesia dengan rekruitmen karyawan.
Sejak tahun 2020 hingga 2022, persentase tenaga kerja formal berdasarkan tingkat provinsi mengalami peningkatan dari 39,53% di tahun 2020, lalu meningkat menjadi 40,55% di tahun 2021 dan terakhir menjadi 40,69% di tahun 2022. Ini membuktikan bahwa, sebenarnya tenaga kerja di Indonesia tidak mendukung pertumbuhan ekonomi namun juga mempertahankan eksistensi perusahaan dari ketenagakerjaan atau SDM yang dimiliki. Efektivitas ketenagakerjaan dapat diaplikasikan melalui pengembangan karyawan melalui pelatihan dan pengembangan yang berkelanjutan menjadi sangat penting dalam mengatasi tantangan ini. Dengan memperkuat keterampilan karyawan, perusahaan dapat meningkatkan produktivitas dan kinerja mereka. Jumlah penyerapan tenaga kerja sebanyak 3,02 juta orang dalam setahun memberikan gambaran tentang perkembangan ketenagakerjaan di Indonesia. Hal ini menunjukkan adanya pertumbuhan ekonomi yang berdampak pada peningkatan lapangan kerja. Peningkatan jumlah penduduk yang bekerja pada bulan Februari 2023 menjadi 138,63 juta orang menunjukkan bahwa tenaga kerja merupakan aset penting dalam dunia bisnis. Dalam jumlah tersebut, pekerja penuh waktu merupakan mayoritas dengan jumlah 92,16 juta orang. Pekerja paruh waktu berjumlah 36,88 juta orang, sementara setengah pengangguran berjumlah 9,59 juta orang. Tren proporsi pekerja penuh waktu yang terus meningkat dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa lebih banyak orang yang mendapatkan pekerjaan penuh waktu, yang memberikan stabilitas dan pendapatan yang lebih konsisten. Peningkatan ini juga mencerminkan adanya kemajuan ekonomi yang berkelanjutan.
Hal ini menunjukkan, bahwa keefektivitasan dalam ketenagakerjaan di Indonesia semakin penting untuk diperhatikan. Mengingat dampak yang ditimbulkan dari tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi dan bisnis. Keefektifan dalam ketenagakerjaan menjadi faktor penting dalam memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi masyarakat. Dengan adanya peningkatan lapangan kerja dan penyerapan tenaga kerja yang lebih tinggi, ini menunjukkan bahwa upaya untuk mencapai efektivitas ketenagakerjaan di Indonesia semakin pesat. Peningkatan efektivitas ketenagakerjaan juga penting dalam menciptakan kesempatan kerja yang lebih baik dan mengurangi tingkat pengangguran. Ini akan menjadi berdampak positif pada stabilitas sosial dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dra. Arfida Boedirochminarni, M.S. yang telah memberikan tugas dalam mata kuliah ESDM & Ketenagakerjaan. Melalui tugas ini saya dapat mengetahui efektivitas ketenagakerjaan di Indonesia dalam membangun perekonomian dan bisnis secara optimal. (*)