Dikdasmen PP Muhammadiyah Sebut SMK Muhisa Malang Potensial LPK Kuliah-Kerja Jepang
TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG– SMK Muhammadiyah 1 Malang atau populer disebut SMK Muhisa sekolah pusat keunggulan vokasi internasional bidang kerjasama luar negeri mengadakan Sarasehan Internasional Jepang (6/5) yang diikuti sekitar 54 kepala sekolah SMK Muhammadiyah maupun di luar amal usaha muhammadiyah atau SMK swasta yang lain.
Hal ini mendapat apresiasi dari Wakil Ketua I Majelis Pendidikan Dasar Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Dr. Ir. Muhammad Bakhrun, MM, yang mengapresiasi kegiatan karena sejalan dengan tujuan Muktamar Muhammadiyah.
Sebagai praktisi pendidikan nasional, Bakhrun menyampaikan pentingnya pengembangan sekolah Muhammadiyah untuk bisa bersaing dengan sekolah lainnya. Dirinya memiliki fokus untuk menjadikan SMK sebagai lembaga pendidikan keterampilan (LPK).
Selain itu Bakhrun menyemangati semua kepala sekolah yang hadir untuk mengembangkan sekolahnya mencapai keunggulan meskipun tidak harus sama.
“Keunggulan itu tidak sama karena kalau sama berarti tidak unggul, maka carilah keunggulan yang lainnya. Jadi masing-masing harus ada yang difokuskan hingga unggul. Fungsi dari kepala sekolah adalah bagaimana kita mencari partner dalam bekerja. Jangan sampai hanya berdiam di sekolah saja. SMK akan dipercaya masyarakat jika lulusan kerja terserap banyak dan itu bisa melalui kemitraan,” ujar motivator pendidikan nasional ini.
Menurut Bakhrun, acara sarasehan ini sejalan dengan tujuan atau hasil Muktamar Muhammadiyah akhir tahun 2022 lalu. Apa yang dilakukan sekarang ini mencerminkan jalan menuju interanasionalisasi Muhammadiyah dan mengembangkan secara eksplisit kemitraan.
“Maka proses kerjasama ini satu jalur dengan keputusan muktamar Muhammadiyah, jadi jangan ragu lagi karena ini in-line dengan keputusan tertinggi di Muhammadiyah.
Bakhrun berharap hal ini sebagai salah satu celah SMK Muhammadiyah di manapun berada bagaimana mengembangkan internasionalisasi lulusannya sekaligus internasionalisasi Muhammadiyah.
Bakhrun lantas menceritakan pengalamannya ketika berkomunikasi dengan kedutaan Jepang yang sangat membuka diri dan pegawai disana siap untuk membantu pendaftaran Atase.
Sehingga siswa yang akan dikirimkan bisa secara resmi atau ada yang bertanggung jawab mengurus jika terjadi sesuatu. Tinggal bagaimana nantinya kepala sekolah menggunakan kesempatan ini untuk menggali banyak ilmu dan membuka jalan guna memajukan sekolah masing-masing. (hamara/editor: doni osmon)