Batik Gedog Tuban Sebagai Potensi Unggulan Penunjang Perekonomian Daerah
Oleh : Ayu Istiqomah, Mahasiswa Ekonomi Pembangunan, Universitas Muhammadiyah Malang
TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG-Kabupaten Tuban merupakan salah satu Kabupaten yang ada di wilayah administratif Provinsi Jawa Timur dan kota yang memiliki julukan sebagai Bumi Wali, Bumi Ronggolawe dan Tuban juga dikenal sebagai Kota Seribu Goa yang kaya akan obyek wisata, kuliner, dan kerajinan warisan leluhur. Salah satu potensi unggulan di Kabupaten Tuban yang sampai saat ini terus berkembang yaitu Batik Gedog.
Batik ini merupakan batik kuno yang Namanya sendiri diambil dari “Gedog” (suara dog-dog yang berasal dari proses penganyaman kain menggunakan alat manual). Batik gedog juga mempunyai banyak keunikan didalamnya mulai dari nilai estetikanya, dan juga proses prodiuksinya yang menarik. Saat diraba tekstur Batik gedog akan dapat dikenali bahwa batik ini terbuat dari kapas yang dipintal menjadi benang lalu kemudian ditenun, dibatik kemudian diwarnai. Tuban bisa menjadi daerah penghasil batik karena tanah di Kabupaten Tuban yang kurang subur sehingga cocok untuk ditanami kapas. Sentra batik gedog sendiri letaknya berada di Kecamatan Kerek.
Banyaknya jumlah UMKM Batik Gedog yang semakin tersebar saat ini juga dianggap mampu dalam mengembangkan sumber daya manusia dan juga kreatifitasnya. Yang dimana kreatifitas tersebut menjadi faktor penting dalam pengembangan UMKM dan diharapkan mampu mengangkat perekonomian daerah Tuban. Gubernur Jawa Timur (Khofifah Indar Parawansa) pernah menjelaskan bahwa Batik Gedog Tuban memiliki potensi yang besar yang dapat dikembangkan menjadi produk Desa Devisa karena batik gedog ini tersebut dapat dikreasikan menjadi berbagai jenis kerajinan selain menjadi pakaian saja, misalnya seperti sarung bantal dan berbagai kerajinan lainnya.
Khofifah mengatakan bahwa ada beberapa kriteria untuk menjadi Desa Devisa yang telah dimiliki oleh dua desa yang berada di Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban yaitu di Desa Margorejo dan desa Kedungrejo.
Kriteria yang telah ditetapkan oleh LPEI ( Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia diantaranya yaitu bernilai unik dan juga memiliki potensi perluasan pasar yang besar. Dan batik gedog ini merupakan produk yang termasuk unik dengan bahan baku yang hanya ada di kabupaten Tuban saja, apalagi dengan proses pembuatannya yang sudah dijelaskan diatas.
Bupati Tuban sendiri Aditya Halindra Faridzky juga telah mendukung ptogram Desa Devisa di Kabupaten Tuban, beliau menjelaskan bahwa program tersebut hadir untuk semakin menguatkan salah satu industri kreatif di Kabupaten Tuban yaitu batik gedog. Hingga akhirnya pada hari Selasa (1/11/2022) bertempat di Hotel Novotel Samator Surabya pada gelaran East Java Export Festival telah diresmikan enam Desa Devisa baru di Jawa Timur yang dua diantaranya yaitu Desa batik dan tenun gedog Margorejo dan Kedungrejo oleh Gubernur Jawa Timur ( Khofifah Indar Parawansa ) bersama dengan LPEI.
Dengan adanya peresmian enam Desa Devisa baru pada tahub 2022 silam tersebut Khofifah mengatakan bahwa beliau optimis jika mampu untuk meningkatkan kinerja ekspor di Jawa Timur terutama dari para pengusaha berbasis UMKM dan mampu meningkatkan kesejahteraan para pengrajin juga
Saat ini para pengrajin batik gedog Tuban sudah semakin faham dan adaptif terkait perkembangan-perkembangan dalam dunia fashion, sehingga motif hingga bentuk dari karya-karya mereka banyak diminati dan banyak yang semakin tertarik.
Bahkan Anggota Komisi IX DPR sekaligus Diva Indonesia Krisdayanti pernah mengenakan batik gedog Tuban pada saat menghadiri sidang di Gedung DPR, Senayan Jakarta Oktober 2022 silam. Krisdayanti sendiri juga mengenalkan batik gedog khas Tuban tersebut dari Ratna Juwita Sari yang juga merupakan anggota DPR RI dari Dapil Tuban-Bojonegoro Jatim. Ratna Juwita sari juga berharap agar warga Tuban merasa bangga akan tampilan batik gedog yang dapat menarik setiap mata yang memandangnya seperti yang dikenakan oleh Diva Indonesia. (*)
Artikel ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Sumber Daya Manusia dan Ketenagakerjaan yang diampu oleh Dra.Arfida Boedirochminarmi, M.S.