Annisa Mahasiswa S1 Kebidanan UMLA Juara Pertama Essai Internasional
TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG-Kembali kabar baik datang dari Prodi S1 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Lamongan (UMLA). Kabar tersebut langsung disampaikan oleh mahasiswa Prodi S1 Kebidanan UMLA, Annisa Ilmi Nur Vadillah disapa Annisa.
Menurut Annisa -Alhamdulillah- dirinya dalam arahan dosen pembimbing Risya Secha P, S.Keb.Bd, M.Kes, meraih juara satu lomba essai internasional yang diselenggarakan Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri. Bahkan dirinya mampu berkompetisi dengan mahasiswa asal Jiangxy University.
Annisa lantas menjelaskan, materi essai dimaksud tentang kesetaraan gender menjadi salah satu dari lima sub tema yang diangkat dalam kompetisi penulisan esai kali ini. Tema ini dipilihnya berdasarkan masih banyaknya fenomena ketidaksetaraan gender di Indonesia.
Hal ini akibat masih berkembangnya budaya patriarki. Limitation of Access to Education for Women as One of the Impacts of Early Marriage in the Madurese. Kemudian diangkat sebagai judul karya essai. Dalam essai tersebut dirinya mengulas bagaimana dampak pernikahan dini terhadap pembatasan akses pendidikan pada perempuan sedangkan pihak laki-laki (suami) masih memiliki akses terhadap pendidikan.
Pernikahan dini, lanjut Annisa tidak sesuai dengan tujuan dan target SDGs (Sustainable Development Goal’s) tentang kesetaraan gender karena mendiskriminasi dan merugikan perempuan.
Pernikahan dini di suku Madura umumnya diputuskan oleh bapak dari kedua pihak calon pengantin. Calon pengantin, khususnya anak perempuan tidak memiliki hak untuk menolak karena dipaksa patuh terhadap keputusan bapak sesuai kebisaan budaya setempat.
Pernikahan usia dini merupakan bentuk dari diskriminasi gender terhadap perempuan. Para istri yang sudah menikah dituntut untuk mengurus rumah tangga, keluarga, suami serta anaknya. Sedangkan suami masih dapat menempuh pendidikan sesuai dengan keinginannya. Pernikahan dini tersebut memberikan dampak yang merugikan bagi perempuan, sebab pendidikan perempuan akan dikesampingkan dan dibatasi bahkan tidak diberikan kesempatan dalam mendapatkan akses pendidikan baik pendidikan formal maupun informal.
Annisa juga memaparkan solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi ketidaksetaraan gender dalam akses pendidikan tersebut. Diantaranya membuat kelompok belajar dan pemberdayaan wanita dari kader-kader wanita.
Berikutnya memberikan pelatihan bagi perempuan yang ingin belajar seperti dilakukan pelatihan memasak, menjahit serta kecantikan agar mereka dapat menggunakan kemampuan tersebut dan mereka tidak merasa sepenuhnya mendapat diskriminasi. Penyuluhan dan pemberdayaan bagi perempuan yang tidak bisa melanjutkan pendidikan dengan memberikan fasilitas atau pemberdayaan agar mereka bisa membangun usaha sendiri melalui pemberdayaan yang dilakukan terhadap masyarakat sekitar.
Sementara itu, Dosen Pembimbing Risya Secha P, S.Keb.Bd, M.Kes, pencapaian prestasi ini tingkat internasional ini membuktikan bahwa mahasiswa UMLA sangat kompeten dalam bidang karya ilmiah. Penulisan karya ilmiah tidak mudah karena harus disertai dengan solusi. Semoga dari prestasi ini dapat menjadi motivasi bagi mahasiswa lain untuk prestasi di masa datang. (rilis: humas umla/editor: doni osmon)