Analisis BEP Usaha Peternak Telur Ayam Desa Sawentar Blitar
oleh: Dewi Setiawati, Mahasiswi, Prodi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Muhammadiyah Malang
TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG-Usaha peternak telur ayam di Kabupaten Blitar menjadi suatu komoditas bisnis yang menggiurkan karena memiliki sumber keuntungan yang besar, tak heran jika banyak masyarakat hingga skala perusahaan di sana menggeluti bisnis turun temurun ini. Salah satunya, dirasakan oleh Ibu Suprihatin, peternak telur ayam Desa Sawentar, tepatnya di Kecamatan Kanigoro.
Ibu Suprihatin kini berusia 48 tahun, awalnya beliau menjadi seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Negara Hongkong. Namun, setelah selesai dari pekerjaanya, beliau memutuskan untuk mendirikan usaha peternakan telur ayam. Usaha ini sudah dirintis beliau sekitar 10 tahun lalu. Hingga saat ini peternakan tersebut memiliki 1000 ekor ayam petelur, dan terus memproduksi telur setiap harinya.
Diketahui, produksi usaha telur ayam ini semakin meningkat dan memiliki keuntungan dengan jangka waktu yang cepat. Namun, untuk meraih keuntungan tersebut tidak semudah yang dibayangkan. Sehingga perlunya mengetahui bagaimana kondisi pasar petelur, terutama jika harga masih dibawah BEP (Break Event Point), titik impas dimana pendapatan dari suatu usaha sama dengan biaya yang dikeluarkan saat awal mendirikan usaha. Beliau menuturkan modal usaha peternakan yang dirintis olehnya ini menghabiskan Rp 50.000.000 lebih. Rinciannya terdiri dari biaya pendirian kandang Rp 30.000.000, dan sisanya untuk pembelian bibit ayam petelur Rp 20.000.000. Hal ini belum termasuk obat dan pakan yang dibutuhkan untuk awal pendiriannya.
Berikut merupakan biaya yang dikeluarkan dalam menjalankan usaha peternakan telur ayam Ibu Suprihatin:
Usaha peternakan telur ayam ini tidak selalu bisa menargetkan keuntungan berapa persen dalam sebulan maupun setahun, karena dalam hal memproduksi selalu ada faktor-faktor yang mempengaruhi, mulai dari kesehatan ayam petelur hingga perubahan harga telur maupun pakan. Ketika harga telur tinggi, maka keuntungan akan bertambah dan sebaliknya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa keuntungan yang diperoleh dari usaha peternakan telur ayam Ibu Suprihatin semua tergantung perubahan harga pasar.
Dibawah ini merupakan tabel keuntungan yang dihasilkan usaha peternakan telur ayam Ibu Suprihatin perharinya:
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh keuntungan perharinya dengan menghitung mulai dari biaya pakan untuk 1000 ekor ayam sebanyak 100 kg dengan harga per kilonya Rp 5.150, sedangkan untuk produksi telur dihasilkan 26 etre atau 90% produksi perhari ayam tersebut bertelur, dengan harga penjualan Rp 53.000/etre, dan biaya obat vitamin seharga Rp 50.000. Sehingga, diperoleh laba bersih dari keuntungan usaha ini perharinya yaitu Rp 798.000, dan diperkirakan dalam 30 hari usaha peternakan telur ayam ini dapat memperoleh laba sebesar Rp 23.180.000. Dengan demikian, hasil Break Even Point usaha peternakan telur ayam Ibu Suprihatin sudah dikatakan layak dan mendapatkan keuntungan.*
Oleh: Dewi Setiawati – 202110180311050, Artikel ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Sumber Daya Manusia dan Ketenagakerjaan dengan dosen pengampu Dra. Arfida Boedirochminarmi, M.S. (*)