Ratusan Siswa SD Muh 2 Bojonegoro Ikut Kelas Medayoh di RS Aisyiyah
TABLOIDMATAHATI.COM, BOJONEGORO– SD Muhammadiyah 2 Bojonegoro benar-benar komitmen bersama untuk berupaya memetakan bakat, minat dan cita-cita siswa sejak dini. Misalnya dijelaskan Ismaul Kholisah, guru pendamping mengungkapkan jika siswa ingin jadi dokter maka diajak langsung melihat profesi seorang dokter di RS ‘Aisyiyah Bojonegoro.
Itu sebabnya, kata Ismaul tema yang diusung Aku Ingin Menjadi Dokter acara ini dibingkai dengan istilah Kelas Medayoh. Kegiatan yang difokuskan di Ruang Pertemuan Tan’im Lantai 4 RS ‘Aisyiyah Bojonegoro dilaksanakan pada hari Selasa, (19/9) dihadiri sekitar 111 siswa-siswi SD Muhammadiyah 2 Bojonegoro.
Dalam sambutannya, Ismaul Kholisah, menyampaikan bahwa program ini sebenarnya sudah regular dilaksanakan. “Bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar pada obyek asli sesuai dengan cita-cita dimasa yang akan datang. Namun karena pandemi Covid 19 maka kita terpaksa vakum,” ujarnya.
Secara teknis peserta Medayoh dibagi menjadi 3 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 37 siswa bergantian mengikuti acara ini selama kurang lebih 1 jam.
Agar para siswa merasa nyaman dalam mengikuti kegiatan di RS. ‘Aisyiyah Bojonegoro, acara dikemas menarik dan full door prize.
Seluruh peserta Medayoh diajak Hospital Tour, mengelilingi setiap sudut RS. ‘Aisyiyah Bojonegoro agar paham fungsi masing-masing unit menjadi pengetahuan tambahan yang menarik bagi para siswa.
Mulai ruang rawat anak, ruang kebidanan, ruang neonatus, ICU, kamar operasi, instalasi rawat jalan, pengelolaan air limbah dan Hydran. Tak ketinggalan para siswa juga diperlihatkan tampilan interior mobil ambulan dan fungsinya.
Kepala Sub. Bidang Pendidikan dan Pelatihan (Diklat), M. Miftahul Khoiri dalam prolog sambutan berujar bahwa RS. ‘Aisyiyah Bojonegoro sangat terbuka dengan pihak manapun yang akan belajar disini.
“Rumah Sakit ‘Aisyiyah Bojonegoro sekarang tak lagi cuma tentang bagaimana berobat tapi juga lahan belajar untuk semua yang membutuhkan,” jelasnya.
Sementara itu, dr. Firda Nur Laili yang didapuk menjadi narasumber menekankan pentingnya kesiapan diri untuk menjadi dokter. “Menjadi dokter harus sehat jasmani dan rohani. Tidak boleh buta warna, tidak bisu, tidak tuli dan punya anggota tubuh yang lengkap,” terangnya.
“Secara rohani dokter tidak boleh memiliki gangguan jiwa. Tugas utama dokter adalah memeriksa, mendiagnosa, memberikan konsultasi dan mengobati,” imbuhnya. (iwan abdul gani/ hayyin mubarok)