PMM 75 UMM Bangun Infrastruktur-Kesejahteran Lingkungan Perumahan Taman Embong Anyar Mulyoagung Dau, Kabupaten Malang
TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG – Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kelompok 75 gelombang 2, melaksanakan program kerja pembangunan infrastruktur dan kesejahteran lingkungan di perumahan Taman Embong Anyar 2 Desa Mulyoagung, Dau, Kabupaten Malang.
PMM kelompok 75 gelombang 2 UMM ini di bawah pendampingan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Widianto S.T, M.T, dengan anggota mahasiswa atas nama Abdurahman Haris, Habib Alwi Al Haddad, Izzrasyiar Qolbu, Fakri Ramadan, dan Noval Sahori. Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM ) ini adalah untuk mengaplikasikan hilirisasi hasil penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Proker (program kerja) PMM kelompok 75 gelombang 2 UMM menunjukkan komitmennya pengembangan masyarakat, pentingnya keterlibatan aktif generasi muda dalam membangun infrastruktur dan kesejahteraan lingkungan. Hal ini menjadi bukti bahwa pendidikan tinggi tidak hanya berorientasi pada akademik, tetapi juga pada pengabdian dan kebermanfaatan sosial.
Fokus utama dari kegiatan ini adalah pembangunan infrastruktur dan peningkatan kesejahteraan lingkungan di wilayah perumahan tersebut. Mahasiswa berkolaborasi dengan masyarakat setempat untuk membangun fasilitas umum, seperti mengecat beberapa tempat sampah, jalan setapak, dan taman lingkungan yang berfungsi sebagai ruang terbuka. Selain itu, kegiatan ini juga melibatkan edukasi kepada warga mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan memanfaatkan fasilitas yang ada dengan baik. Pendekatan ini menunjukkan pemahaman yang mendalam terhadap kebutuhan masyarakat dan menempatkan keberlanjutan sebagai prioritas.
Keberhasilan program ini tentu tidak lepas dari perencanaan matang dan sinergi antara mahasiswa dengan warga. Para mahasiswa Muhammadiyah telah menunjukkan bahwa mereka mampu berperan sebagai agen perubahan dengan memberikan kontribusi nyata yang berdampak langsung pada kehidupan masyarakat. Sinergi ini juga memperlihatkan bagaimana nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong dapat direvitalisasi melalui kerja kolaboratif yang efektif.
Di sisi lain, kegiatan PMM ini juga memberikan pelajaran berharga bagi para mahasiswa itu sendiri. Mereka belajar untuk berinteraksi dengan berbagai lapisan masyarakat, memahami dinamika sosial di tingkat lokal, dan mengembangkan keterampilan kepemimpinan serta manajemen proyek. Pengalaman ini menjadi bekal penting bagi mereka dalam menghadapi tantangan di dunia kerja maupun kehidupan bermasyarakat di masa depan.
Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) tidak hanya memberikan dampak positif bagi masyarakat, tetapi juga berperan signifikan dalam membentuk karakter dan keterampilan para mahasiswa itu sendiri. Selama proses pengabdian, mahasiswa dituntut untuk keluar dari zona nyaman mereka, menghadapi berbagai tantangan yang ada di masyarakat, serta menerapkan ilmu yang telah mereka pelajari di bangku kuliah. Hal ini memungkinkan mereka untuk tidak hanya memahami teori, tetapi juga merasakan langsung bagaimana teori tersebut diterapkan dalam kehidupan nyata.
Interaksi dengan berbagai lapisan masyarakat dalam program PMM membantu mahasiswa untuk lebih memahami keanekaragaman sosial dan budaya. Berbagai pengalaman yang mereka alami saat berinteraksi dengan masyarakat dari latar belakang yang berbeda membuat mereka lebih terbuka dan menghargai perbedaan. Kemampuan untuk beradaptasi dengan perbedaan inilah yang akan menjadi salah satu keterampilan penting ketika mereka terjun ke dunia kerja atau lingkungan sosial yang lebih luas.
Selain itu, kegiatan PMM juga memperkuat rasa empati dan kepedulian sosial para mahasiswa. Dengan melihat langsung permasalahan yang dihadapi masyarakat, mereka dapat merasakan tantangan hidup yang dihadapi oleh orang lain. Empati ini kemudian mendorong mereka untuk mencari solusi yang kreatif dan tepat guna dalam membantu masyarakat mengatasi berbagai permasalahan yang ada. Empati dan kepedulian ini tidak hanya bermanfaat dalam kegiatan pengabdian, tetapi juga menjadi modal penting dalam membangun relasi dan kerjasama di masa depan.
Keterlibatan mahasiswa dalam PMM juga melatih kemampuan mereka dalam memimpin dan bekerja dalam tim. Dalam mengelola proyek-proyek pengabdian, mereka harus mampu membagi tugas, memotivasi tim, serta mengatasi berbagai konflik yang mungkin muncul. Kemampuan ini sangat diperlukan di dunia kerja, di mana kepemimpinan dan kerjasama tim menjadi aspek penting dalam mencapai keberhasilan.
Manajemen proyek yang diterapkan dalam PMM juga memberikan pelajaran berharga dalam hal perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan. Mahasiswa harus mampu merancang program yang realistis, efektif, dan berkelanjutan, dengan sumber daya yang terbatas. Ini mengasah kemampuan mereka dalam mengambil keputusan yang tepat serta berpikir kritis dan analitis. Keterampilan ini tentu saja akan sangat berguna ketika mereka nantinya harus mengelola proyek-proyek yang lebih besar di dunia kerja.
Selain keterampilan teknis dan sosial, kegiatan PMM juga memberikan dampak positif terhadap pengembangan karakter pribadi mahasiswa. Mereka belajar untuk lebih bertanggung jawab, mandiri, dan berkomitmen terhadap tugas-tugas yang diemban. Kesadaran akan pentingnya kontribusi positif bagi masyarakat ini akan membawa mereka menjadi individu yang lebih berintegritas dan memiliki nilai-nilai luhur dalam kehidupan sehari-hari.
Pada akhirnya, pengalaman yang diperoleh melalui kegiatan PMM tidak hanya membekali mahasiswa dengan keterampilan dan pengetahuan yang berguna di dunia kerja, tetapi juga membentuk mereka menjadi agen perubahan yang lebih siap untuk berkontribusi dalam pembangunan masyarakat. Melalui pengabdian ini, mereka belajar bahwa pendidikan bukan hanya tentang mengejar prestasi akademis, tetapi juga tentang memberikan manfaat nyata bagi orang lain dan lingkungan di sekitar mereka.
Lebih jauh lagi, program seperti ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi institusi pendidikan lainnya untuk mengintegrasikan kegiatan pengabdian masyarakat ke dalam kurikulum mereka. Keterlibatan mahasiswa dalam pembangunan infrastruktur dan kesejahteraan lingkungan dapat menjadi model pembelajaran yang holistik, di mana mahasiswa tidak hanya belajar teori di kelas, tetapi juga menerapkannya dalam kehidupan nyata, sehingga memberikan dampak positif yang lebih luas.
Pada akhirnya, kegiatan PMM oleh Mahasiswa Muhammadiyah di Perumahan Taman Embong Anyar 2 adalah sebuah contoh teladan bagaimana pendidikan tinggi dapat berperan aktif dalam pembangunan masyarakat. Melalui program ini, mahasiswa telah menunjukkan bahwa mereka bukan hanya calon profesional di masa depan, tetapi juga pemimpin yang peduli dengan kesejahteraan lingkungan dan masyarakat sekitarnya. Semoga kegiatan semacam ini dapat terus dikembangkan dan didukung oleh berbagai pihak, sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh lebih banyak komunitas di masa mendatang. (penulis/foto: noval sahori/pmm kel 7 gel 2 umm)