Monitoring-Refleksi Pilot Project PGSD UMM, Analisis Model STAR
TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG – Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang (FKIP UMM) pada Minggu (28/5) baru saja melaksanakan aktivitas terakhir dalam rangkaian program literasi adaptasi.
Yaitu monitoring-evaluasi (monev) pembelajaran dengan integrasi, literasi, dan GEDSI (Kesetaraan Gender Disabilitas dan Inklusi Sosial) di perkuliahan. Disampaikan secara langsung oleh Koordinator Program Literasi PGSD UMM, Dr. Erna Yayuk, S.Pd, M.Pd., bahwa kegiatan terakhir bertujuan untuk merefleksikan hasil dari pilot project yang dijalankan sebelumnya.
Erna menyebutkan dari dua dosen yang menjadi pilot project yaitu Falistya Roisatul Mar’atin Nuto, S.Pd, M.Pd dan Ari Dwi Haryono S.Pd, M.Pd menjadi percontohan pengalaman mengajar literasi. Selain mereka berdua juga ada dosen yang menjadi best practice yaitu Dian Ika Kusumaningtyas, M.Pd (Pembelajaran IPA) dan Abdurrahman Muzakki, M.Pd (Pembelajaran Seni Budaya). Kedua tim dibagi sesuai sasaran mahasiswa yaitu semester empat dan enam.
Rangkuman dari analisisnya disebutkan dengan model STAR atau kepanjangan dari Situasi, Tantangan, Aksi, dan Refleksi. Keempat tahapan perlu diimplementasikan bagi tiap dosen yang akan mengajar. Pada unsur situasi, dosen diharapkan mampu menganalisis situasi pembelajaran yang berlangsung dengan cara melihat karakteristik mahasiswanya.
Selain itu juga melihat situasi lingkungan kelas yang mendukung atau tidak ketika perkuliahan dijalankan. Berikutnya yaitu unsur tantangan, dosen menyebutkan ada beberapa tantangan dalam pembelajaran seperti keberagaman mahasiswa (gender, budaya, tingkat serapan ilmu).
Termasuk juga menemui tantangan seperti jumlah mahasiswa yang banyak rentan untuk tidak kondusif juga tantangan dosen untuk menciptakan pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa.
Sambung Erna, pada unsur berikutnya yaitu Aksi yang dimana dosen harus mampu meningkatkan literasi mahasiswanya. Disini dosen berupaya menjawab menjembatani mahasiswa dengan media pembelajaran literasi.
Dosen juga harus menjawab tantangan seperti dengan pembelajran diferensiasi, menggunakan ice breaking, dan presentasi. Terakhir adalah refleksi, setiap upaya yang dilakukan oleh dosen apakah sudah mencapai tujuannya.
Semisal pada diferensiasi apakah mahasiswa berhasil menciptakan produk yang berbeda. Selain itu juga apakah pembelajaran berjalan efektif dan mahasiswa menyelesaikan projeknya sesuai dengan yang diharapkan. “Harapannya bisa meningkatkan 4 keterampilan, ada critical thinking, creativity, collaboration, dan communication.” Pungkas Erna.
Perlu disampaikan, beberapa tahapan kegiatan program literasi adaptasi PGSD UMM yang sudah dijalankan sejak Januari lalu. Program-program tersebut antara lain yaitu perencanaan, workshop, sosialisai, pembuatan modul ajar, implementasi, dan seminar nasional. (reporter: hamara/editor: doni osmon)