MDMC-Unisa Yogyakarta Orientasi Mahasiswa Magang Keperawatan Anestesiologi
TABLOIDMATAHATI.COM, YOGYAKARTA – Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) sambut mahasiswa Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta dalam giat “Orientasi Penerimaan Mahasiswa Magang Prodi Keperawatan Anestesiologi UNISA Yogyakarta”. Kegiatan ini merupakan kerjasama baik antara MDMC dengan Fakultas Ilmu Kesehatan UNISA Yogyakarta yang bertujuan untuk mendukung program Mandiri Belajar Kampus Merdeka. Sebanyak 20 orang mahasiswa Sarjana Terapan Keperawatan Anestesiologi dilibatkan untuk mengikuti materi dan praktik lapang.
Mengawali pelaksanaan orientasi mahasiswa magang, Ketua Pimpinan Pusat MDMC, H. Budi Setiawan, S.T., sampaikan materi mengenai Fikih Bencana dan Sejarah MDMC. Hal tersebut dianggapnya penting agar mahasiswa magang yang terlibat dapat mengetahui apa tujuan dan dasar pembelajaran yang akan berlangsung selama 1 bulan. “Banyak orang yang senang untuk melakukan aksi kemanusiaan di lapangan namun mereka kurang mengetahui dasar dari aksi tersebut” ujarnya.
Lebih lanjut, Budi mengajak mahasiswa magang untuk mendalami makna yang terkandung dalam surat Al-Ma’un sebagai semangat kemanusiaan yang patut diamini bersama. “Ada banyak lembaga kebencanaan dan kemanusiaan di Indonesia, tetapi Muhammadiyah memiliki ciri dan dasar yang berbeda. MDMC berada dalam tenda besar persyarikatan Muhammadiyah” ujarnya lagi.
Menurutnya, dalam semangat Al-Ma’un pada ayat pertama mendefinisikan bahwa aksi kemanusiaan adalah bagian dari upaya untuk tidak mendustakan agama. Kaitannya dengan adanya program magang ini, diharapkan bahwa jurusan keperawatan anestesiologi di masa depan secara praktik dapat memberikan kontribusinya dalam gerak penanggulangan bencana.
Adapun program magang stase Kampus Merdeka ini akan berlangsung hingga 11 November nanti dengan beberapa rangkaian kegiatan yang wajib diikuti oleh mahasiswa. Rangkaian kegiatan tersebut diantaranya, kebijakan penanggulangan bencana, panorama Rumah Sakit Aman Bencana (RSAB) yang meilputi Hospital Disaster Plan dan Hospital Vulnerability Assessment, manajemen kluster kesehatan dalam situasi bencana, layanan dukungan psikososial, respon kesehatan melalui Emergency Medical Team (EMT) dan diakhiri dengan simulasi bencana. Di setiap materi yang diberikan akan dilakukan penugasan dan praktik lapang yang kemudian akan ada evaluasi dan nilai akhir.(*)