Majelis Tabligh-Ketarjihan PDA Kota Malang Wisuda 36 Guru Alqur’an
TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG – Hari yang ditunggu-tunggu, Jum’at (6/10), di aula PDM Kota Malang diselenggarakannya wisuda guru Al-Qur-an priode ke tiga Metode Jibrail oleh Majelis Tabligh dan Ketarjihan (MTK) Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kota Malang. Hal ini disampaikan oleh Ketua Pelaksana Acara, ustadzah Ir. Yayuk Sulistiningsih, bahwa wisuda kali ini meluluskan lebih banyak yaitu 36 orang.
Lanjut ustadzah Yayuk, sebelumnya, pada wisuda periode satu dan dua, hanya meluluskan sekitar belasan orang saja. Dengan lulusnya 36 orang dari semua perwakilan PCA di Kota Malang akan menjadikan dakwah Al-Quran lebih masif.
Semua wisudawati yang lulus sudah melalui proses pembekalan yang cukup panjang yaitu selama dua bulan dengan pertemuan daring-luring untuk melihat perkembangan bacaan Al-Quran dengan metode Jibrail.
“Ada 48 peserta yang memiliki semangat belajar luar biasa yang mendaftar. Tetapi sekarang ada 36 orang yang layak tersertifikasi, ini merupakan modal yg luar biasa dalam berdakwah kita dimulai dengan kecintaan pada Al Qur’an. Semua wisudawati yang lulus sudah melewati tahap sertifikasi dari para asatidzah.
Di tempat sama, Ketua PDA Kota Malang, Dra. Sri Herawati disapa ustadzah Hera menerangkan Al-Qur’an merupakan sesuatu yang sangat dahsyat pengaruhnya. Perlu bagi Aisyiyah menghayati dan mengamalkan apa perintah dan larangan yang dikandungnya.
Bercerita sedikit, ustadzah Hera melalui pengalamannya mendidik anaknya dengan memperkenalkan huruf Hijaiyah terlebih dahulu ketimbang huruf latin.
Ustadzah Hera mengungkapkan kecerdasan lainnya akan mengikuti dan itu telah dibuktikannya. “Tidak perlu minder dengan apa yg kita punya, kembangkan. Ayo bersama-sama kita belajar baik di ranting, cabang, dan semuanya. Kita tularkan semangat ke keluarga dan sekitar, jangan dipendam sendiri,” pesan tutur ustadzah Hera.
Ustadzah Hera mengatakan Majelis Tabligh dan Ketarjihan (MTK) merupakan jantung dakwah Aisyiyah sehingga Al-Qur’an menjadi begitu penting. Bagaimanapun harus benar-benar dibaca, dipahami, dan di-implementasikan di kehidupan sehari-sehari. Sesuai dengan apa yang menjadi tujuan dan visi Muhammadiyah yaitu menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Maksud sebenar-sebenarnya, lanjut ustadzah Hera adalah yang memiliki fisik kuat, ekonomi bagus, sosialnya indah dalam hidup berbangsa bernegara, dan juga bagaimana mengimplementasikan kepribadian Qur’ani yang menjadi cita-cita bersama sebagai seorang mukmin. (hamim)