Kuliah Pakar Prodi Peternakan UMM, Selami Pakan Ternak-Hasil Optimal
TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG – Progresif menjelang Ujian Akhir Semestern (UAS), Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian-Peternakan (FPP UMM) menggelar kuliah pakar industri membahas nutrisi dan teknologi pakan di GKB III kemarin pagi (5/1). Kaprodi Peternakan, Bayu Etti Tri Adiyastiti, S.Pt, M.Sc, akrab disapa Bu Etti menyampaikan kuliah pakar bisa menjadi wadah bagi mahasiswa menggali lebih dalam tentang pakan ternak.
Dalam sambutannya, Bu Etti mengajak seluruh mahasiswa angkatan 2020 untuk aktif dalam kegiatan terkait mata kuliah prodi peternakan, sebagai pemanasan sebelum menginjak ujian akhir semester. Seperti kegiatan kuliah pakar ini, mengangkat materi yang dibahas berkaitan dengan mata kuliah mahasiswa semester depan tentang kelas peminatan.

“Harapannya dari setiap kuliah pakar mahasiswa bisa mencari tahu lebih dalam di awal ini karena nanti mahasiswa akan terjun langsung dalam industri peternakan di semester depan,” ujar Bu Etti.
Pada kesempatan kali ini , prodi peternakan mengundang dua pakar di bidang pakan yaitu S. Sutardjo dari PT. Lumbung Harta Makmur dan drh. Lely Delima dari PT. Charoen Pokhpand. Kedua pemateri sudah expert dalam hal pakan dan nutrisi ternak.
Materi pertama disajikan oleh Sutardjo tentang Dairy Farm (Sapi Perah) dan membagikan pengalamannya selama menggeluti bidang tersebut. Sutardjo mengaku sudah hampir 20 tahun sejak 2006 bergerak di bidang pakan ternak sapi perah. Hal yang perlu diperhatikan ada lima unsur yaitu Financial and Animal Resource, Reproduction, Animal Health, Feeding, dan Milking. Tetapi terbatasnya waktu saat kuliah pakar ini sebagai pembuka hanya difokuskan membahas pada feeding atau pakan.

Lanjut Sutardjo, dalam hal pakan peternakan harus memiliki sumber pakan yang memadai sesuai kuantitas ternak. Bisa dilakukan dengan menyediakan pribadi atau kontrak dengan petani. Ketika sudah tersedia pakan maka dilakukan silage bagging (mengamankan hasil panen) untuk stok.
Pertimbangannya agar tetap terjaga kualitas dan kuantitas produk. Tiga prinsip, kata Sutardjo, farm harus harus continous (terus menerus), persistence (tekun), dan accurate (akurat) agar menjaga hasil ternak tetap baik dan memberikan profit tinggi.
“Pesan saya yang utama kesempaatan saat ini terbuka lebar di bidang apapun syukur di peternakan, Indonesia fokus sub sektor peternakan, mari kita sambut bersama jangan sampai bangsa lain, saya yakin kalian semua bisa,” pungkas Sutardjo mengakhiri sesinya.

Dilanjutkan materi kedua oleh drh. Lely Delima dari PT. Charoen Pokhpand. Bahasan Lely, tentang Poultry Feed Technology (Teknologi Pakan Unggas). Diawal materi menceritakan bagaimana sejarah domestikasi ayam mulai dari apa yang dimakan oleh ayam, lingkungan hidup ayam, dan bagaimana manusia saat ini memanfaatkan ayam.
Hal ini, tambah Lely, menjadi dasar bagi mahasiswa menelaah wawasan lama mengenai ayam dan menentukan Langkah selanjutnya. “Ilmu unggas tidak berhenti, karena selalu berubah dan ini menjadi challenge (tantangan) bagi kita dengan tetap memperhatikan temuan dan ilmu yang lampau,” tegas Lely memberi motivasi mahasiswa.
Kondisi tersebut dikarenakan keadaan internal dan eksternal unggas yang berubah-ubah. Lely menjelaskan seperti pada perubahan gen ayam yang dilakukan peneliti dalam kurun waktu 4-5 tahun dan selalu memerlukan standar nutrisi pakan yang sesuai agar hasil ternak ayam maksimal. Beberapa panduan yang bisa digunakan antara lain hasil penelitian kampus, NRC (US), Industri Komersial, Asosiasi (ASA), dan SNI Pakan (RI).

Lebih lanjut, Lely menyebutkan beberapa pakan ayam yang biasanya digunakan oleh peternak yaitu jagung, kacang kedelai, dedak, dan biji palem yang ketiganya bisa diturunkan menjadi corn gluten meal, fullfay soybean meal, dan pollard. Setiap bahan pakan perlu diperhatikan agar nutrisi yang terkandung bisa terserap oleh ternak.
Hal lainnya yang menjadi perhatian juga pada tahap pemilihan bahan baku pakan. Bahan baku yang digunakan disarankan mudah didapat dan harga bersaing. Setelah itu baru dilanjutkan pada tahap formulasi dan proses.
Terdapat tiga formulasi yang digunakan yaitu Maximum-Nutrient Formulation, Lowest-Expense Formulation, dan Least-Cost Formulation. Tahap ini bisa dibantu dengan bantuan program yang tersedia secara online seperti Mixit, Spartan, FeedMania, WinFeed dan masih banyak lagi. (reporter: hamara/editor: doni osmon)