Kesenian Tradisional Musik Tong-Tong Sumenep
oleh : Wildan Firdaus
TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG-Apa itu musik tong-tong (musik Ul-Daul) ? Ya, Mungkin salah satu kesenian musik ini masih belum terdengar begitu familiar di telinga kalangan masyarakat Indonesia. Berikut ini saya akan perkenalkan pada kalian semua salah satu kesenian musik tradisional dari daerah saya yaitu musik tong-tong atau yang biasa masyarakat Sumenep sebut dengan musik Ul-Daul.
Musik Tongtong merupakan salah satu kesenian musik tradisional di Madura, khususnya di kabupaten Sumenep. Musik ini telah melalui proses akulturatif. Musik Tong-tong sendiri merupakan cerminan dan representasi dari denyut kultural, perilaku, sikap dan karakter masyarakat Madura khususnya kabupaten Sumenep sendiri. Musik tongtong memiliki filosofi bahwa meskipun irama musiknya berbeda-beda, namun tetap satu bersama-sama yang memberikan nuansa kebersamaan. Harmoni nada yang indah dan merdu, mengibaratkan masyarakat Madura dalam bermasyarakat selalu harmonis. Melalui alunan musik tong-tong ini menunjukkan bahwa budaya Sumenep dan Madura kepada masyarakat luar daerah, jika masyarakat senang bersama-sama meskipun ada perbedaan tidak merusak hubungan yang harmonis dalam hidupnya.
Musik Tradisional Tong-Tong yang dulunya merupakan gentongan kecil yang terbuat dari bambu atau kayu, yang digunakan oleh masyarakat Madura sebagai alat penanda bahaya dan juga saat datang gerhana bulan. Namun, seiring berjalannya waktu tong-tong tersebut mulai ada perkembangan alat musik, tong-tong mulai di kreasikan dan di kolaborasikan dengan alat musik lainnya seperti kendang, gong, kennong (sebutan gong kecil bagi masyarakat Madura), terompet, kalenang (sejenis gamelan), Tram-tam (rebana), bas sok (alat yang terbuat dari tong minyak yang dikasi karung atasnya), saronen (seruling yang terbuat dari kayu) dan lain sebagainya. Sehingga dari kolaborasi alat musik itu lahirlah menjadi Garapan musik yang lebih kreatif dan inovatif. Ritme musik yang dimainkan juga cenderung keras hal itu dikarenakan sesuai dengan kehidupan di Madura yang pola hidupnya keras, karena kondisi geografis di Madura yang cenderung gersang tanahnya.
Selain itu perkembangan tong-tong saat ini juga dikolaborasikan dengan menggunakan kereta dorong yang terbuat dari bangkai mobil yang di rangkai seperti panggung yang berfungsi sebagai tempat para pemainnya untuk memainkan alat musik itu. Tidak hanya itu kereta dorong sendiri dikreasikan dengan menggunakan ornamen ukiran khas yang terbuat dari busa dan aksesoris yang indah dan menarik, yang di padukan dengan lampu yang gemerlap warna warni agar terlihat indah dan meriah.
Busana yang di pakai oleh para musisinya menggunakan pakaian khas Madura dengan kaos merah putih, celana kain warna hitam dan peci hitam di kepala. Musik Tong-tong ini memiliki irama yang energik dan mengunggah semangat para pendengarnya. Musik tradisional tong tong memiliki budaya yang khas yang mencerminkan karakteristik orang madura yang sebenarnya.
Seiring perkembangan zaman, yang biasanya tong-tong ini hanya di jadikan suatu tanda bahaya dan datang gerhana bulan, kini tong-tong mengalami perkembangan yaitu pada saat bulan ramadhan masyarakat Sumenep membangunkan orang untuk sahur dengan cara berpawai memainkan musik tong-tong ini. Banyak warga yang keluar dari rumah untuk menyaksikan pertunjukan musik ini, warga sangat antusias dengan adanya kegiatan ini pada saat bulan suci ramadhan, karena dengan adanya kegiatan ini masyarakat bilang tidak pernah telat untuk sahur karena kerasnya lantunan bunyi yang dihasilkan saat memainkan musik ini.
Selain itu, tiap tahunnya pemerintah kabupaten Sumenep juga menyelenggarakan festival budaya Hari jadi kota Sumenep. Bahkan pemerintah kabupaten Sumenep juga memperlombakannya, dari hal itu bagi para kelompok yang mempunyai musik tradisonal tong-tong ini, tidak hanya berpartisipasi memperingati hari jadi kota Sumenep tetapi sekaligus berlomba-lomba untuk jadi salah satu yang terbaik dari kelompok musik tong-tong lainnya. Sehingga kelompok yang mempunyai musik tradisional tong-tong berlomba-lomba melakukan latihan dan mempersiapkan sebaik mungkin dengan mendandan tong-tong tersebut dengan indah dan semenarik mungkin untuk dapat menghibur masyarakat kabupaten Sumenep dan juga untuk memeriahkan hari jadi Kabupaten Sumenep. Jadi sejarah musik tradisional tong tong ini di kabupaten sumenep tidak dapat di telusuri secara pasti, namun musik tong-tong ini merupakan tradisi yang tak terpisah di kehidupan masyarakat Madura selama berabad-abad. Musik Tong tong tidak hanya memiliki fungsi sebagai hiburan, akan tetapi juga memilki peran sosial dan keagamaan yang penting dalam budaya masyarakat Sumenep.
Selama ini masyarakat Sumenep melestarikan Musik Tong tong ini dengan melakukan pelatihan dan pertunjukan musik, serta memasukkan elemen-elemen modern ke dalam musik tradisional tong tong. Tradisi kesenian Musik tradisional Tong-tong ini musisi dan senimannya berperan penting menjaga ke ahlian musik ini, musisi yang memainkan alat musik tong-tong ini ke banyakan masih kalangan pemuda yang udah di latih oleh para seniman seniman yang ada di Sumenep. Sehingga musisi dan para seniman Sumenep berperan penting dalam menjaga ke aslian musik ini serta memastikan tradisi musik tong tong ini terus turun menurun ke generasi mendatang sehingga dapat di nikmati keindahannya.
Meskipun demikian, saat ini Musik Tongtong ini dihadapkan pada tantangan yang besar karena jumlah pelaku dan pelagonya semakin berkurang. Hanya sekitar 30% dari penduduk Madura yang masih aktif sebagai pelaku Musik Tongtong ini. Untuk itu, kita sebagai pemuda di Sumenep perlu melakukan upaya untuk melestarikan dan mempromosikan Musik Tongtong ini sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia agar bisa lebih dikenal oleh masyarakat luar dan juga oleh warga manca negara. Dengan begitu, kesenian ini dapat terus hidup dan berkembang di masa yang akan datang. (*)