Bukber Lagi, PRM-PRA Carangrejo Jombang Bahas Usia, Harta, Ilmu
TABLOIDMATAHATI.COM, JOMBANG– Ramadhan kajian bukber (buka puasa bersama) kedua di masjid An-Nur Carangrejo, Kesamben, kembali menghadirkan nara sumber ustadz Wahid dari Mojokerto. Kali ini ustadz wahid menjelaskan tentang hadis dari Abu Barzah Al-Aslami, Nabi Shallallahu Alaihi Wa sallam bersabda,
لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ
“Kedua kaki seorang hamba tidaklah beranjak pada hari kiamat hingga ia ditanya mengenai: (1) umurnya di manakah ia habiskan, (2) ilmunya di manakah ia amalkan, (3) hartanya bagaimana ia peroleh dan (4) di mana ia infakkan dan (5) mengenai tubuhnya di manakah usangnya.” (HR. Tirmidzi no. 2417, dari Abi Barzah Al Aslami. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Dijelaksan ustadz Wahid, pengertian umur yang diberikan Allah tidak sama. Hakekatnya seberapa agar manusia mengerti dan seberapa manfaatnya umurnya untuk kemaslahatan umat. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
هُوَ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ تُرَا بٍ ثُمَّ مِنْ نُّطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ يُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوْۤا اَشُدَّكُمْ ثُمَّ لِتَكُوْنُوْا شُيُوْخًا ۗ وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّتَوَفّٰى مِنْ قَبْلُ وَلِتَبْلُغُوْۤا اَجَلًا مُّسَمًّى وَّلَعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ
“Dialah yang menciptakanmu dari tanah, kemudian dari setetes mani, lalu dari segumpal darah, kemudian kamu dilahirkan sebagai seorang anak, kemudian dibiarkan kamu sampai dewasa, lalu menjadi tua. Tetapi di antara kamu ada yang dimatikan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) agar kamu sampai kepada kurun waktu yang ditentukan, agar kamu mengerti.” (QS. Ghafir 40: Ayat 67) Dan orang-orang yang bertaqwa lah yang kelak akan dijadikan utusan yang terhormat.

Berikutnya tentang ilmu dikatakan ustadz Wahid akan dipertanyakan diperoleh dari mana dan diamalkan apa tidak. Dalam sebuah hadis diriwayatkan, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya,
مَنْ سُئِلَ عَنْ عِلْمٍ فَكَتَمَهُ أُلْـجِمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِلِجَامٍ مِنْ نَارٍ.
“Barangsiapa yang ditanya tentang suatu ilmu lalu ia menyembunyikannya, maka ia akan di-belenggu pada hari Kiamat dengan tali kekang dari Neraka.”[HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah)
Orang yang pelit akan ilmu maka di akhirat kelak akan dikekang oleh Allah dengan api neraka. Ilmu tidak akan berarti apa-di dunia jika dalam hidup tidak mengamalkannya.
Begitu juga dengan harta, tambah ustadz Wahid satu dinar yang engkau sedekahkan untuk agamamu maka itu bernilai sedekah, satu dinar yang kau gunakan untuk memerdekakan seorang hamba maka itu bernilai sedekah, satu Dinar yang kau gunakan untuk menafkahi keluargamu maka itu bernilai sesekah dan sebaik-baik sedekah ialah yang kamu gunakan untuk menafkahi keluargamu. Dan berhati-hatilah dengan harta yang haram. (rilis: titik indayani/editor: doni osmon)
