Analisis Faktor Yang Melatar Belakangi Bank Indonesia Untuk Menerapkan Kebijakan Suku Bunga
Arina Rohmatal Ula, Universitas Muhammadiyah Malang, Jalan Raya Telogomas No.246 Telogomas, Babatan, Kec lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur, Arinarohmatalula0103@gmail.com
PEMBAHASAN
Pengertian Suku Bunga
TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG-Suku bunga acuan menurut situs resmi Bank Indonesia merupakan penetapan suku bunga pada setiap bulan nya dari Bank sentral agar bisa menjadi acuan berbagai macam barang pinjaman bank dan macam-macam system keuangan lainnya. Menurut Gubernur Bank Indonesia Perry warjiyo Bank Indonesia memutuskan untuk menaikkan tingkat suku bunga acuan menjadi sebuah langkah front-loaded, pre-emotive, dan forward dengan harapan dapat menurunnya ekspektasi inflasi ataupun iflasi inti. Bank Indonesia memprediksi kenaikan inflasi sampai akhir taun 2022 sebesar 6 %. Dan inflasi inti di perkirakan berada di level 4,6% di sebabkan karena naiknya harga Bahan Bakar.
Rapat para gubernur bank Indonesia menetapkan agar menaikkan suku bunga acuan di angka 50 basis poin menjadi 4,75% pada bulan Oktober 2022. Alasan menaikkan suku bunga ialah salah satu cara mengurangi kenaikan inflasi. Hal ini di sampaikan oleh gubernur bank Indonesia perry Warjiyo setelah selesai rapat para gubernur yang di tayangkan melalui laman YouTube, Jakarta, Kamis (20/10/2022).
“Hal ini sudah menjadi keputusan bahwa naiknya suku bunga menjadi langkah front loaded, forward loking agar bisa mengurangi ekspektasi inflasi yang terlalu tingi dan bisa di pastikan inflasi agar kembali di target 3% kurang lebihnya 1% lebih dulu di awal tahun 2023”
“Hal ini juga bertujuan untuk menjaga keseimbangan nilai tukar uang rupiah supaya setara kuatnya di akibatkan makin kuatnya nilai mata uang dolar AS dan semakin tinggi juga tidak pastianya pasar keuangan global di tengah banyaknya permintaan kata papar perry”
Mengenal Istilah Bunga Untuk Bank
Menyimpan uang atau menabung di bank memiliki banyak keuntungan. Di dukung dengan perkembangan teknologi seperti M banking yang membuat proses kegiatan menabung atau transaksi lainnya menjadi lebih mudah. Menjadi suatu keuntungan yang akan di dapatkan dari menabung di bank ialah di adakan nya bunga tabungan. Sehingga dengan di adakan ya bunga tabungan ini bisa menarik perhatian masyarakat agar menyimpan uang nya di bank.
Sebenarnya sangat penting untuk mengerti apa itu bunga terlbih dahulu. Bunga tabungan memiliki keuntungan dalam jumlah yang berbeda dan di haruskan untuk di bayar dari pihak bank kepada nasabah. Bunga tersebut suwatu bentuk arus balik atas tabungan yang sudah di setorkan di bank tersebut.
Bunga di serahkan ketika waktu yang tidak bisa di pastikan, bisa di lakukan setiap bulan bisa juga setiap taun tentunya ada kesepakatan di awal dan peraturan dari pihak bank tersebut. Tentu di adakan nya bunga ini bisa menjadi keberuntungan bagi nasabah tersebut. Semakin tinggi nilai yang di tabungkan di bank maka semakin tinggi juga nilai bunga yang bisa di dapatkan. Perlu di ketahui bahwa nilai bunga yang di dapatkan setiap na sabar berbeda- beda, bisa di pengaruhi dari nilai total saldo, presentasi bunga juga jangka waktu yang di tempuh. Beberapa orang hanya mengetahui bahwa bunga hanya akan di dapatkan ketika seseorang meminjam uang di bank namun ternyata menabung juga bisa mendapatkan bunga. Bunga tabungan ini tidak jauh dari bunga pinjaman juga.
Factor-factor Yang Mempengaruhi Kenaikan Suku Bunga
Perlu anda ketahui nyatanya penawaran bunga di bank bisa bermacam-macam. Salah satunya kondisi penawaran bunga dari bank bisa naik dan turun. Di bawah di sebutkan beberapa faktor yang memengaruhi naik turunnya suku bunga di sebuah bank:
- Saingan antar bank.
Setiap pelayanan di bank berharap agar mendapatkan banyak nasabah. Semakin banyak nasabah yang bergabung di bank maka menjadi peningkatan yang makin bagus untuk kedepan. Lebih baik lagi jika nasabah banyak yang menyimpan uang di bank. Maka dari itu bank akan melakukan berbagai cara supaya lebih banyak nasabah yang bisa bergabung. Sebagai ajang promosi bank biasnya menawarkan bunga yang tinggi. Dan nasabah juga mencari bank yang menawarkan bunga yang lebih tinggi khususnya untuk keperluan menabung di bank tersebut.
- Dana yang di butuhkan oleh bank.
Suku bunga tabungan dapat di pengaruhi oleh dana yang di butuhkan oleh bank. Ketika bank memerlukan dana yang cepat maka bank akan menaikan suku bunga. Berharap bahwa banyaknya nasabah untuk melakukan simpanan dana di bank. Ketika bank memerlukan dana yang cepat maka bank akan menaikan suku bunga.
- Permintaan pinjaman.
Perlu anda ketahui bahwa bunga pinjaman dan tabungan saling berpengaruh. Sedikit banyaknya permintaan maka akan berpengaruh ke suku bunga. Misal adanya banyak permintaaan pinjaman di bank maka akan banyak juga dana yang di butuhkan oleh bank untuk memenuhi permintaan pinjaman tersebut. Dalam masalah ini bank memerlukan uang dalam waktu singkat maka suku bunga simpanan akan di naikkan untuk menarik banyak nasabah untuk melakukan simpanan dana di bank. Namun apabila permintaan pinjaman menurun suku bunga juga akan di turunkan.
- Kebijakan pemerintah.
Dapat di pastikan bahwa suku bunga bank sangat berpengaruh juga terhadap kebijakan pemerintah. pemerintah bisa menentukan berapa maksimal atau minimal suku bunga, namun bank tidak bisa menetapkan batas minimal maupun maksimal suku bunga melebihi batas yang sudah di atur oleh pemerintah.
- Hubungan nasabah dengan bank.
Suku bunga tabungan yang di tawarkan juga sangat berpengaruh terhadap kondisi hubungan antara nasabah juga pihak bank. Biasanya bank memiliki nasabah yang berbeda seperti nasabah prioritas, nasabah biasa juga nasabah reguler. Tentunya hal tersebut juga berpengaruh terhadap suku bunga yang di tawarkan. Biasanya nasabah prioritas akan di tawarkan suku bunga yang lebih tinggi di banding nasabah reguler.
Dari hasil pengamatan di atas dapat di simpulkan bahwa suku bunga tabungan sangat per pengaruh penting terhadap suku bunga pinjaman. Karena hal ini sangat berperan penting terhadap bank, ketika suku bunga pinjaman naik maka suku bunga tabungan juga akan ikut naik.
Masalah yang di timbulkan dari kenaikan suku bunga.
- Tingginya tingkat inflasi juga di sertai lambatnya pertumbuhan ekonomi global, menariknya suku bunga kebijakan moneter, dan tidak pastinya pasar uang. pertumbuhan ekonomi di 2023 dapat di prediksi bisa mengalami penurunan di bandingkan dengan 2022, hal ini juga adanya resesi di berbagai negara yang sangat tinggi, Seperti Amerika serikat serta eropa. melambatnya ekonomi global dapat di pengaruhi dengan adanya geopolitik, perdagangan investasi juga kebijakan moneter yang semakin di perketat. Pihak asing juga memperkuat tingkat nilai tukar di berbagai negara berkembang salahsatunya Indonesia.
- Situasi likuiditas sistem perbankan membaik dan cukup untuk mendukung broker.
Di bulan Oktober 2022, rasio dana likuid kepada dana dari pihak ke-3 (AL/DPK) bisa terbilang cukup tinggi yakni 29,46 persen sehingga naik terus dibanding bulan sebelum-sebelum nya. Likuiditas perekonomian juga masih tetap longgar, terlihat dari jumlah beredarnya uang masi sangat sedikit (M1) dan meluas (M2) yang akan berkembang sebanyak 14,9% yoy dan 9,8% yoy. Selain itu, sehubungan dengan melakukan perjanjian antara Bank Indonesia dengan menteri Keuangan, Bank Indonesia akan tetap melakukan pembelian SBN dari pasar utama sesuai sesuai apa yang sudah di rencana stimulus ekonomi nasional dan bantuan kesehatan dan kemasyarakatan untuk pembiayaan bagi masyarakat yang terkena efek pandemi Covid-19 sebesar Rp 142,35 triliun hingga 15/11/2022. Likuiditas yang sementara ini longgar juga memperkuat dorongan bagi masyarakat untuk melanjutan memulihan ekonomi.
- Transmisi naiknya suku bunga kebijakan mempercepat kenaikan suku bunga pasar uang, sedangkan suku bunga perbankan sangat dibatasi.
Di pasar uang, kurs Indonesia naik 150 basis poin pada 16 November 2022 dari akhir Juli 2022 menjadi 4,30 persen karena naiknya BI7DRR dan memperkuat perencanaan kebijakan moneter Bank Indonesia. Yield SBN short naik 143 basis poin sementara yield SBN long relatif flat. Namun, naiknya suku bunga perbankan, baik simpanan maupun pinjaman, lebih kecil. Suku bunga deposito satu bulan meningkat dari 3,40% pada Oktober 2022 menjadi 2,89% di bulan Juli 2022, sedangkan suku bunga pinjaman sedikit naik pada Oktober 2022, berkisar antara 9,09% menjadi 8,94% di bulan Juli 2022. naiknya suku bunga yang terbatas setara sama likuiditas yang mudah, dampak dari memperpanjanga dari naiknya suku bunga kebijakan dari suku bunga pinjaman serta tambungan.
- Intermediasi perbankan terus membaik mendukung pemulihan ekonomi. Pertumbuhan kredit mencapai 11,95% (joy) pada Oktober 2022, didukung oleh pertumbuhan semua bagian dari kredit serta hampir semua sektor ekonomi. Aktivitas broker akan pulih di perbankan syariah dengan keuangan yang bertumbuh sebanyak 18,4% (yoy). Dari segi penawaran, intermediasi perbankan yang terus membaik didorong oleh melonggarnya standar penyaluran kredit sejalan dengan membaiknya kemauan perbankan untuk menyalurkan kredit, khususnya di sektor industri, komersial, dan pertanian. Dari bagian permintaan, pertumbuhan brokerage didukung oleh pemulihan bisnis serta perkembangan domestik yang berkelanjutan. Pencapaian perusahaan tercermin dari peningkatan solvabilitas, tingkat penjualan dan investasi, yang terpenting di sektor pertambangan dan komersial. Kinerja rumah tangga terlihat dari peningkatan konsumsi rumah tangga dan investasi setara dengan optimisme konsumen. Di segmen UMKM, pertumbuhan kredit UMKM Oktober 2022 sebesar 17,50% (joy). Untuk Kedepannya, Bank Indonesia akan tetap berusaha mengamati macam-macam resiko makro ekonomi domestik serta global yang akan berpengaruh pada system kinerja keuangan dan menguatkan stratesi dengan KSSK untuk tetap menjaga stabilnya sistem keuangan.
- Fleksibilitas sistem keuangan, di utamakan pada sistem perbankan, akan terjaga baik dari sisi permodalan ataupun likuiditas. Perputaran modal dana dari bank harus cukup (CAR) bulan September 2022 masi tinggi di 25,09 persen. Dikombinasikan dengan modal yang kuat, tetap mengendalikan resiko perputaran atas Non Performing Loan (NPL) di bulan September 2022 yang tertulis sebesar 2,78% (gross) dan 0,77% (net). Likuiditas perbankan akan terus ditopang oleh peningkatan DPK sebesar 9,41% (dPK) pada Oktober 2022, meningkat month-on-month dengan net growth pemerintah. meningkatnya DPK akan terus terjadi oleh kelompok usaha dan rumah tangga seiring terjadinya pemulihan perekonomian di indonesia. Hasil dari percobaan Bank Indonesia memperlihatkan bahwa perbankan bisa tetap fleksibel. Tetapi, kelebihan efek dari beberapa faktor risiko, baik yang terkait dengan situati makro ekonomi domestik ataupun guncangan eksternal, tetap harus diawasi.
Solusi yang dapat di lakukan dari kenaikan suku bunga.
Bank Indonesia akan selalu memperkuat respons bauran peraturan untuk menjaga agar tetap stabil dan kesempatan untuk memulihkan ekonomi menjadi berikut:
- Menjaga keseimbangan kebijakan moneter dengan menaikkan susunan suku bunga pasar uang sejalan atas naiknya indeks BI7DRR untuk mengurangi ekspektasi inflasi serta tetap mengawasi inflasi untuk mempercepat tepat pada sasarannya.
- Mempertahankan keseimbangan nilai penukaran rupiah yang bertahan di pasar untuk mengusahakan agar tetap mengendalikan laju inflasi khususnya inflasi impor, intervensi di pasar valuta asing dan melewati pembelian spot, domestic non-deliverable futures (DNDF) dan penjualan atau pembelian Surat Berharga Negara (SBN) pada pasar sekunder.
- Terus melakukan jual/beli SBN di pasar sekunder supaya terus meningkatkan transmisi apresiasi BI7DRR dengan memperkuat daya tarik yield SBN kepada portofolio luar negeri untuk meningkatkan stabilitas pertukaran nilai rupiah.
- Instrumen Suku Bank Penerbit Indonesia (SukBI) dipergunakan sebagai aset dasar sebagai Efek dari pembayaran Inklusif (termasuk SukBI) dan sudah tercatat sebagai Surat penting Pembiayaan Inklusif (SBPI) sesuai atas perjanjian Bank Indonesia agar tetap melanjutkan pembiayaan inklusif serta mengembangkan untuk mendukung. Ekonomi serta Keuangan Syariah.
- Kami akan terusmelakukan transparansi suku bunga untuk pinjaman terbaik dengan cara melaksanakan penilaian menyeluruh terhadap dampak suku bunga bank dan suku bunga kebijakan.
- Tetap mendorong mesyarakat untuk menggunakan QRIS dan mengembangkan lebih lanjut fungsi dan layanan QRIS, termasuk perluasan layanan QRIS antar negara sejalan dengan pencapaian target 15 juta orang baru yang mengakses QRIS di bulan Oktober 2022.
- Tetap mendukung inovasi terbaru system pembayaran, salah satunya dengan cara meningkatkan keberterimaan BI-FAST oleh pengguna dengan memperbanyak pengguna baru dan fitur layanannya.
Membentuk peraturan dengan pemerintah, dan cabang yang strategis di Tim yang mengendalikan Inflasi Pusat serta Daerah semakin dikuatkan dari Gerakan keseluruhan yang mengendalikan tingkat Inflasi di bidang konsumsi (GNPIP) di beberapa daerah. Sinergi politik Bank Indonesia serta Komite Kebijakan Fiskal serta menstabilkan Sistem Keuangan, Pemerintah akan dikuatkan untuk melindungi stabilitas makro ekonomi serta sistem keuangan dan terus memperbanyak penyaluran kredit/biaya usaha di sektor-sektor yang di utamakan untuk mendukung perekonomian. Bank Indonesia akan tetap berusaha memperkuat kerja sama internasional bersama bank sentral serta otoritas keuangan negara dan memfasilitasi pelaksanaan investasi serta promosi perdagangan di utamakan bagi yang melakukan kerja sama dengan instansi yang terkait.
Penjelasan berdasarkan data.
Menurut data di atas dapat di simpulkan bahwa upaya peningkatan tingkat suku bunga terus meningkat dalam kurun waktu 2021-2022, sehingga dari data table tersebut menunjukkan bahwa Indonesia mengalami inflasi tetapi dalam level yang tidak berat akibat dampak dari adanya pandemic covid-19. Kenaikan suku bunga tersebut diterapkan untuk mengendalikan jumlah uang dimasyarakat agar kondisi inflasi dapat diatasi. Dalam kurun waktu 2021 kondisi inflasi ringan karena dari data tersebut ditunjukkan bahwa tingkat suku bunga stabil yakni rata-rata 3.50. lalu pada tahun 2022 tingkat suku bunga dapat disimpulkan semakin rendah dalam periode waktu satu tahun tersebut, karena dijanuari awal 2022 merupakan masa transisi pasca pandemic covid-19 maka tidak heran jika inflasi terjadi karena tidak bisa dikendalikan semua sektor perekonomian karena ruang gerak terbatas saat pandemic covid-19. Lalu tingkat suku bunga terus menurun dalam kurun waktu mei-desember kondisi tersebut mampu menunjukkan bahwa pemerintah mampu untuk mengendalikan kondisi perkonomian negara sebagai Langkah upaya recovery pereokonomian pasca pandemic covid-19.
Alasan memilih Analisis faktor yang melatar belakangi BI untuk menerapkan kebijakan kenaikan suku bunga.
Menurut saya, pemilihan topik bahasan mengenai alasan bank indoensia menerepkan kebijakan suku bunga sangat relevan sekali dengan kehidupan sehari-hari, mengapa demikian karena didalam kehidupan sehari-hari tidak bisa terlepas dari kegiatan perkonomian dan peran mata uang. Mata uang sendiri sangat memiliki pengaruh yang sangat signifikan karena semua kegiatan manusia sehari-hari pasti memerlukan uang, tidak hanya transaksi jual beli untuk kebutuhan pokok tetapi juga akan kebutuhan barang sebagai penunjang aktivitas sehari-hari.
Maka dari itu penerapan kenaikan tingkat suku bunga berkolerasi dengan kegiatan inflasi dimana inflasi sendiri adalah keadaan dimana kondisi harga komiditi pasar disuatu negara terus meningkat dalam kurun waktu yang tidak bisa ditentukan baik itu jangka panjang maupun jangka pendek. Sehingga jika kondisi tersebut terus dibiarkan akan mengakibatkan pergeseran pada neraca pembayaran suatu negara dan keberlangsungan hidup suatu masyrakat disuatu negara karena masyarakat memerlukan komoditi pasar untuk kehidupan sehari-hari.
Upaya peningkatan suku bunga tidak bisa terlepas dari kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia atau bank sentral di Indonesia, kenaikan suku bunga merupakan salah satu instrument didalam kebijakan moneter, dimana tujuan kebijakan ini adalah untuk mengatur jalannya roda perekonomian negara dan sebagai upaya untuk mengendalikan jumlah uang dimasyarakat agar kondisi pertumbuhan ekonomi tetap stabil dan bisa meningkat dari periode waktu sebelumnya. mengingat kondisi kesejahteraan kondisi masyarakat menjadi tolak ukur untuk keberhasilan suatu pembangunan ekonomi disuatu negara maka segala bentuk aktivitas masyarakat perlu dijaga dan perlu untuk diatur sesuai dengan kebijakan yang akan membantu terwujudnya tujuan pembangunan ekonomi.
Daftar pustaka
Tel.021-131, email : bicara@bi.go.id
Jakarta, 17 November 202
Kepala Departemen Komunikasi
Erwin Haryono
Direktur Eksekutifhttps://www.dbs.id/digibank/id/id/articles/wajib-tahu-ragam-faktor-yang-mempengaruhi-bunga-tabungan