Alumni SMK Muhisa Jadi Rebutan Dua Perusahaan Jepang
TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG – Dua perusahaan ternama di Jepang yaitu PT. Alice Intenational Collage (AIC) dan PT. Shakai Iryo Hojin Ryounkai Grup hadir di SMK Muhammadiyah 1 Malang populer disebut SMK Muhisa sekolah pusat keunggulan bidang kerja sama luar negeri saat sosialisasi program Kuliah-Kerja di Jepang.
Alumni SMK Muhisa jadi rebutan dua perusahaan Jepang ini terungkap saat acara bertajuk Japan Recruitment Invitation digelar di Hall Pusat Keunggulan 2th Floor SMK Muhisa (9/9). Materi sosialisasi yang pertama diberikan oleh Mr. Sato dari PT Alice International Collace (AIC) Jepang. menjelaskan kepada Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah se Indonesia tentang gambaran besar program yang sudah lama dikerjakan bersama dengan SMK Muhisa.
Mr. Sato menjelaskan ada tiga jenis program yang bisa dipilih yaitu Ryugakusei (siswa asing), Tokutei Ginou (magang 5 tahun), dan Ginou Jishuusei (magang 3 tahun). Masing-masing program ada kekurangan dan kelebihan.
Untuk program Tokutei Ginou dan Ginou Jishuusei diperuntukkan bagi WNA yang tidak berencana bekerja lama di Jepang. Konsekuensinya hanya pada waktu yang terbatas dan harus kembali ke negara masing-masing setelah habis masanya.
Sedangkan Ryugakusei tidak terbatas waktunya bahkan bisa tinggal dan hidup di Jepang. Di Jepang setiap tahunnya ada pelaporan untuk perusahaan yang mempekerjakan WNA. Ada mekanisme penyesuaian gaji dengan level kemampuan bahasa Jepang yang harus tepat karena dipantau oleh kementrian dan pajak.
Sehingga penguasaan bahasa menjadi yang terpenting dan harus matang. Satu memberikan contoh, jika ingin bekerja di industri otomotif harus lebih mengenal bahasa profesi mesin di Jepang begitu juga dengan yang lainnya jika ingin bekerja di bidang kesehatan harus lebih paham bahasa profesi kesehatan.
Hal yang tidak enak mungkin adalah mengeluarkan uang untuk biaya kuliah, di Alice International Collage menerapkan beasiswa untuk para mahasiswa yang bekerja dan pasti akan bekerja di perusahaannya setelah lulus. Mengambil contoh dari siswi SMK Muhisa, bernama Cilmi yang mengambil Kuliah Keperawatan yang dimana bahkan biayanya tidak terlalu besar karena mendapat diskon dari kerjasama SMK Muhisa dibawah 50 persen.
Menurut Mr. Sato di Indonesia, kuliah empat tahun dengan biaya kuliah ditanggung orang tua sangat merepotkan, ditambah setelah lulus tidak banyak yang mendapat jaminan diterima perusahaan. Apalagi untuk jurusan keperawatan yang harus mengambil sekolah profesi selama setahun dan menambah biaya lagi.
Berbeda dengan di Jepang dengan waktu empat tahun dan mahasiswa bisa menghasilkan biaya kuliahnya sendiri tanpa membebani orang tua. Setelah lulus bisa dijamin bekerja dengan perusahaan pemberi beasiswa.
“Apabila berminat ada tiga program yang ditawarkan, silahkan pilih yang mana. Tentunya syarat utama program manapun itu dibutuhkan adalah kemampuan Bahasa Jepang.
Di tempat sama, Mr. Inatsugi Masanori dan Inatsugi Mitsuko dari PT. Shakai Iryo Hojin Ryounkai Grup, menjelaskan dirinya berprofesi sebagai dokter Ortopedic dan bedah. PT. Shakai Iryo Hojin Ryounkai Grup memilik rumah sakit dan panti lansia terbanyak di daerah Tokusima, Jepang.
Saat ini, sebut Mr. Inatsugi memiliki karyawan 600 orang dan 35 diantaranya orang Indonesia. “Kami mencari siswa yang semangat keinginan luar biasa yang ingin bekerja di Jepang meskipun tidak terlalu pintar,” ujar Inatsugi.
Inatsugi berharap lulusan SMK Muhisa banyak yang tertarik bekerja dan kuliah di Jepang. Dirinya mempersilahkan bekerja di perusahaannya dengan peluang yang tinggi. Tetapi ada syarat tertentu yaitu setelah lepas kontrak dan balik di Indonesia harus menerapkan sistem seperti yang telah dilakukan Jepang di Indonesia.
“Untuk membiayai kuliah tidak sedikit, tetapi kami berani membiayai seratus persen beberapa siswa yang kuliah di Alice agar siswa-siswi bisa fokus belajar. Banyak kampus yang mengajak kerja sama AIC untuk membiayai kuliah tetapi menurut kami berapapun lulusan yang diberikan ke kami oleh PT Alice akan langsung kami terima karena kampus nomor satu urutan di Jepang untuk lulusan PNS-nya,” pungkasnya. (hamara)