Sumpah Dokter, Dekan FK UMM Pesan Empat Hal Tantangan Global-Internal
TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG-Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang (FK UMM) menggelar upacara pelantikan serta pengambilan sumpah dokter baru angkatan 52 periode dua tahun akademik 2022-2023. Sebagai Dekan FK UMM Dr. dr. Meddy Setyawan, Sp.PD, FINASIM, memberikan selamat kepada 85 dokter baru yang berhasil menempuh dan menyelesaikan studi pendidikan dokter di FK UMM.
Menurut dokter Meddy hingga saat ini FK UMM telah meluluskan serta mengambil sumpah dokter sebanyak 1.848 orang dokter. Proses lulusan calon dokter sangat berat dan berliku, karena tidak hanya cukup menyelesaikan pendidikan profesi dokter di rumah sakit pendidikan saja. Tetapi calon dokter harus lulus ujian CBT (Computer Based Test) dan OSCE (Objective Structured Clinical Examination) untuk menguji skill calon dokter yang dilakukanj secara nasional dan serentak untuk semua calon dokter perguruan tinggi negeri-swasta se Indonesia.
Alhamdulilah-lanjut dokter Meddy lulusan CBT-OSCE FK UMM periode Februari 2023 sebesar 100 persen. Pencapaian ini snagat membanggakan karena mereka yang lulus ini merupakan angkatan transisi pandemi covid19. Sehingga mereka harsu belajar adaptasi aturan yang berubah-ubah antara luring dan daring.
Hal ini disebabkan FK UMM berkomitmen mendidik mahasiswa sebagai seorang dokter. Dokter tidak hanya bisa melihat saja namun harus memegang pasien. Itu sebabnya FK UMM sangat mengutamakan kesehatan nyawa para mahasiswa FK UMM.
Dokter Meddy lantas berpesan kepada para dokter baru ketika memasuki dunia kerja, pertama, untuk mengetahui bahwa tahun-tahun ke depan adalah tahun era kompetitif. Seorang dokter harus mempersiapkan diri serta siap dalam persaingan globalisasi aspek kesehatan-kedokteran yang tidak bisa dihindari. Indonesia sudah meratifikasi semua perjanjian perdagangan dalam UU No 7/2005 sehingga harus siap dalam menghadapi AFTA-NAFTA, APEC, dan GBO.
Kedua, banyaknya jumlah penduduk lebih dari 270 juta jiwa dan perkembangan ekonomi makro yang cukup signifikan membuat Indonesia akan menjadi pasar liberalisasi-globalisasi pelayanan kesehatan. Indonesia baru menawarkan empat pelayanan kesehatan (hospitalisasi, medical specialist clinic, dental specialist clinic, dan nursing service). Indonesia belum menerima jasa liberalisasi perorangan praktek dokter. Namun ke depan pasti akan terbuka peluang tersebut. Sehingga dokter Indonesia harus siap berkompetisi dengan dokter asing.
Berikutnya pesan ketiga, dokter Meddy menekankan lulusan FK UMM harus terus update ilmu kedokteran, hukum berkaitan dengan kesehatan, atau melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Selain tantangan global, seorang dokter juga harus menghadapi tantangan internal Indonesia.
Dimana indikator-indikator tingkat kesehatan masih tertinggal dari negara-negara tetangga. Hal ini disebabkan daerah yang tertinggal serta jumlah penduduk yang banyak dan terbatasnya anggaran. Tantangan ini membuat distribusi dan pengontrolan dokter sangat berat.
Meski begitu dokter Meddy yakin bahwa alumni FK UMM mampu mengatasi tantangan global-internal. Sebab dokter lulusan FK UMM merupakan dokter professional dibentuk dan disiapkan sebagai dokter handal yang memiliki keunggulan kedokteran industri dengan nilai-nilai islami, berkepribadian dan ahklak yang baik serta integritas-daya juang tinggi.
Data menunjukkan dokter alumni FK UMM sukses di masyarakat. Apakah itu sebagai professional, pendidik, peneliti, manajer kesehatan, bahkan entrepreneur –dokter yang sukses mengelola klinik atau rumah sakit-.
Berikutnya pesan ke-empat sebagai penutup dokter Meddy mengingatkan alumni FK UMM untuk terus menjunjung tinggi nama almamater, ingat sumpah profesi dokter, tetap berkomunikasi dengan almamaternya dengan mengisi tracer study, memberikan dan saran membangun untuk peningkatan kualitas dan mutu FK UMM. (doni osmon)