Sayur Sehat Muhammadiyah Harapan Baru Para Petani
TABLOIDMATAHATI.COM, BANDUNG– Acara Gebyar Panen Raya Sayur Sehat mendapat sambutan hangat para petani. Sayur Sehat Muhammadiyah (SSM) menjadi harapan baru para petani dalam memperbaiki kehidupan ekonomi. Para petani pun antusias untuk terlibat langsung dalam program kolaborasi yang dijalankan oleh Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) dan Lembaga Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (LP-UMKM) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Barat.
Seperti diketahui bahwa MPM Bersama LP-IMKM PWM Jabar menggelar Gebyar Panen Raya Sayur Sehat selama dua hari, Jumat-Sabtu (07-08/06/2024), di Pangalengan, Kabupaten Bandung. Di hari pertama diadakan acara ‘Balakecrakan’, obrolan antara para petani dengan pengurus MPM serta LP-UMKM tingkat pusat dan wilayah.
Hari kedua digelar panen raya yang dihadiri oleh Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr H Dadang Kahmad, Ketua PWM Jawa Barat Prof Dr Ahmad Dahlan, Ketua MPM PP Muhammadiyah Nurul Yamin, Ketua LP-UMKM PP Muhammadiyah Toni Firmansyah, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung Ningning Hendarsyah, TNI/Polri, Forkopimcam Pangalengan, unsur Muhammadiyah dari tingkat pusat, wilayah, cabang, dan ranting.
Para petani pun antusias mengikuti kegiatan tersebut. Agus (51) berharap Sayur Sehat Muhammadiyah bisa menjawab persoalan klasik yang dialami oleh para petani. Persoalan tersebut berputar pada ketersediaan benih, obat, dan pupuk. Ongkos produksi yang mahal disebabkan oleh harga kebutuhan pertanian, lalu harga sayuran yang tidak stabil.
“Masalah petani itu biaya tani yang mahal, harga jual sayur yang murah. Persoalan seperti itu terus berlangsung. Kadang-kadang ketika petani butuh (kebutuhan pertanian) barangnya susah dan mahal,” keluh Agus.
Petani dari Kampung Dangdang, Pulosari, Pangalengan, tersebut berharap ada upaya dalam menjaga ketersediaan barang kebutuhan pertanian. Begitu pun dengan menjaga harga sayuran. Jangan sampai setiap kali panen harga sayuran selalu jatuh.
“Kami para petani suka mendengar tentang sebab harga sayuran jatuh setiap panen. Barang yang banyak berbanding dengan kebutuhan atau teori lainnya. Duka atuh nya (tak tahulah), yang pasti tak berselang lama dari panen, harga sayuran normal lagi. Malah naik,” ujarnya.
Permainan harga sayuran sudah berlangsung lama. Menurut Agus, itu terjadi karena proses penjualan masih bergantung pada bandar. Agus pun berharap Muhammadiyah bisa membuka pasar yang baru agar petani tidak hanya menjual pada satu sumber.
Agus telah 20 tahun menjadi petani. Dari menggarap lahan sendiri dan bertani bersama kelompok lain mengolah lahan sewa. Dari hasil keringatnya, Agus mampu membiayai kebutuhan keluarga, bahkan ada salah satu anaknya yang kuliah di Universitas Muhammadiyah Bandung.
Hal senada juga disampaikan oleh Upep Mulyana. Petani yang berasal dari Kecamatan Kertasari tersebut menaruh harapan dari program pemberdayaan yang dilaksanakan oleh LP-UMKM dan MPM PWM Jabar. Upep berharap Sayur Sehat Muhammadiyah bisa mengatasi persoalan permodalan dan tengkulak.
“Alhamdulillah mudah-mudahan bisa sinergi dengan petani, Muhammadiyah mengembangkan pertanian sehat, sehat dalam hal finansial, produk, dan pemasarannya,” ujar pengurus Muhammadiyah Kertasari ini.
Upep yang puluhan tahun bertani kentang tersebut memandang penting program Sayur Sehat Muhammadiyah bisa berkembang ke daerah lainnya. Menurut Upep, pertanian berkemajuan sangat dibutuhkan tidak hanya mengatasi masalah permodalan dan tengkulak, tetapi juga pengembangan.
“Bagaimana program ini bisa juga membuat bibit unggul. Kemudian pupuk dan obat yang tidak menimbulkan kontaminasi. Saya pikir para petani bisa lebih berdaya jika dilibatkan dari pembibitan sampai pemasaran,” ujarnya.
Pada acara Gebyar Panen Raya Sayur Sehat tersebut digelar deklarasi Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM), soft launching greenharvest.id, dan program Tani Bangkit. (rilis: feri)