Riset Dosen Jurusan Gizi Polkesma, Kembangkan Serbuk Umbi Bit Merah Melalui Berbagai Metode Pengeringan
TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG – Maraknya minuman kesehatan yang beredar di pasaran untuk meningkatkan stamina mendorong tim Penelitian Dasar Unggulan Perguruan Tinggi (PDUPT) Tahun 2024 yang terdiri dari Dosen Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Malang (Polkesma) untuk melakukan riset tentang Efek Pengeringan dan Optimasi Ekstraksi Terhadap Antioksidan dan Karakteristik Fisik Serbuk Bit Merah (Beta vulgaris L. var Rubra).
Tim yang diketuai oleh Dr. Eng Yohanes Kristianto, MFT menyampaikan bahwa riset ini dilaksanakan sejak bulan Maret 2024 hingga Oktober 2024. Riset ini berdasarkan dari beberapa riset terdahulu yang memberikan bukti ilmiah bahwa bit merah yang merupakan jenis sayuran umbi ini memiliki kandungan senyawa bioaktif yang bermanfaat bagi kesehatan sebagai antioksidan, anti stres oksidatif, anti inflamasi, dan anti kanker (Clifford dkk, 2015).
Untuk itu diperlukan suatu teknologi pengeringan untuk menghasilkan serbuk bit merah yang dapat mempertahankan kandungan senyawa bioaktif, khususnya Nitrat (NO3–) dan antioksidan.
Serbuk bit merah, kata Yohanes terkenal sebagai makanan super alami yang dapat dicampur dengan air sebagai sari bit merah, juga dapat ditambahkan pada smoothie, bahan dasar kue, dan dapat dijadikan sebagai pewarna alami makanan karena sifat merah kuat menyala dari serbuk bit merah itu sendiri.
Dijelaskan Yohanes serbuk umbi bit merah ini diperoleh dari berbagai macam metode pengeringan, yaitu metode pengeringan Oven (Vacum dan Drying), serta metode pengeringan freeze drying menggunakan alat yang disebut freeze dryer.
Tujuan penelitian ini, dijelaskan Yohanes untuk menemukan metode pengeringan yang dapat mempertahankan kadar Nitrat dan aktivitas antioksidan. Hasil penelitian diharapkan mampu menemukan metode pengeringan yang tepat dengan tetap mempertahankan karakteristik fisik serbuk tanpa mengurangi fungsi senyawa bioaktif khususnya Nitrat dan antioksidan.
Lebih lanjut Yohanes menyebutkan bahwa bahan yang digunakan saat riset ini adalah umbi bit merah yang diperoleh dari distributor bit merah di Kota Batu, Jawa Timur. Kriteria pemilihan disampaikan Yohanes dengan memperhatikan bentuk umbi bit merah yang seragam, dengan berat relatif sama sekitar 200 – 300 gram per biji, telah dibersihkan dari kotoran terutama tanah, dan bebas dari tanda-tanda kerusakan/kebusukan.
Tahapan penelitian yang dilakukan adalah membersihkan umbi bit merah dari kotoran seperti tanah & daun busuk (sortasi), pemisahan kulit dengan daging umbi (pengupasan), perajangan umbi dalam bentuk slice (irisan tipis), disusun di dalam loyang selanjutnya dimasukkan ke dalam oven dengan pengaturan suhu 50 oC.
Umbi bit merah yang dikeringkan menggunakan metode freeze drying setelah dirajang slice, disusun di dalam plastik kiloan kemudian dibekukan terlebih dahulu pada suhu -80 oC selama 24 jam baru kemudian dikeringkan menggunakan freeze dryer selama kurang lebih 70 jam waktu pengeringan dengan temperatur suhu alat -42 oC. Serbuk diperoleh dengan cara menghaluskan bahan yang sudah kering (simplisia) dengan menggunakan blender kering kemudian diayak menggunakan ayakan 80 mesh.
Sekedar diketahui, tambah Yohanes, tim PDUPT Polkesma ini terdiri dari Ketua (Dr. Eng Yohanes Kristianto, MFT), anggota ( Dr. Nur Rahman, STP., MP dan Indri Hapsari, STP., MTP). Pembantu peneliti (Siti Qodriyatus Solikhah, S.Tr.Gz, Ainul Haqqi Robbaniyah, S.Tr.Gz., Yuan Dika Damayanti, S.Tr.Gz., dan Inges Manggar Gading), serta Pembantu lapangan adalah Siska Dwi Sofiani, SST. (tim penelitian polkesma/*)