PPM Polinema, Subtitusi Teknologi Tepat Guna Electric Warmer DOCBantu Peternak Ayam Blitar
TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG – Tim Pengabdian Pada Masyarakat (PPM) Politeknik Negeri Malang (Polinema) sukses melakukan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan membuat Teknologi Tepat Guna (TTG) untuk permasalahan peternak ayam broiler di Desa Sumberejo, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar.

Disampaikan Ketua Tim PPM, Dr. Asrori, ST, MT, pengabdian kepada mitra masyarakat dilaksanakan di salah satu Industri Kecil dan Menengah (IKM) peternak ayam broiler yaitu milik Bapak Mochammad Sodik yang sudah menjalankan usaha selama 17 tahun.

PPM Polinema ini digarap bersama-sama, saat pelaksanaan Asrori, dibantu dengan lima rekan Dosen Jurusan Teknik Mesin dan Teknik informatika Polinema yaitu Dr. Eko Yudiyanto, ST, MT, Dr. Satworo Adiwidodo, ST, MT, Dr.Eng. Cahya Rahmad, ST, M.Kom, Kris Witono, ST, MT, dan Sulistyono, ST, MT, serta lima anggota dari mahasiswa.

“Salah satu tujuan Polinema, yang tercermin dalam kegiatan PPM Kemitraan di Blitar ini adalah melakukan substitusi ipteks, yakni dengan kegiatan yang menawarkan ipteks baru, lebih modern dan efisien kepada usaha kecil dan menengah, masyarakat dengan menggantikan penguasaan ipteks lama,” ujar Asrori.

Apa substitusi ipteks yang dilakukan? Asrori menjawab yaitu dengan pembuatan alat pemanas udara tenaga surya. Sebutan lain dari alat ini adalah Electric Warmer DOC(pemanas listrik DOC). Alat tersebut dirancang guna mengatasi beberapa permasalahan mitra.
Masalah pertama adalah mengenai penggunaan kayu bakar untuk pemanasan ruang yang tidak efektif karena terlalu panas bagi anak ayam. Masalah kedua yaitu penggunaan LPG yang rawan akan kebocoran. Masalah ketiga adalah kualitas dan kadar oksigen yang dihasilkan pemanas konvensional sangat rendah dan menghasilkan CO2 berlebih.

Terakhir yaitu penggunaan listrik yang terkadang terjadi pemadaman dalam jangka waktu lama sehingga sangat merugikan peternak. Hadirnya alat Electric Warmer DOCdiharapkan mampu menjadi solusi bagi mitra saat ini. Keunggulan dari alat tersebut dibanding pemanas konvensional lainnya adalah pada tiga hal.
Pertama alat ini dilengkapi dengan booster fanyang bisa diatur kecepatannya agar panas cepat merata. Kedua, alat ini juga dilengkapi dengan alat control elektronik yang bisa mengendalikan suhu pemasas agar ruangan tetap stabil.

Ketiga, alat ini menggunakan sumber listrik dari panel surya berkapasitas 600 Wp sehingga lebih hemat energi. Dengan begitu peternak ayam tidak perlu mengkhawatirkan lagi kondisi suhu panas ruangan saat proses pembibitan ayam (DOC Breeding).
“Dengan adanya pembuatan alat pemanas sistem kumparan elektrik berbasis tenaga surya untuk aplikasi DOC Brooding bagi peternak di Blitar ini dapat memberikan penguatan Ipteks dan pemanfaatan energi terbarukan dibidang peternakan khususnya ayam,” ucap Asrori.

Asrori menjelaskan alur dari PPM yang dilakukannya. Pada tahap awal dilakukan observasi dan koordinasi dengan mitra yang disasar. Selanjutnya melakukan survei atau pendataan mengenai usaha peternakan seperti kandang, radiasi matahari, titik lokasi penempatan alat, dan lainnya.
Setelah semua itu, Asrori dan tim membuat detail rancangan dari temuan masalah yang ada di lapangan dengan tetap berkoordinasi bersama mitra sasaran. Berikutnya setelah semua siap, alat dirakit, dipasang, dan diuji selama 24 jam untuk melihat apakah ada kendala.
Setelah semua beres, dilakukan sosialisasi (transfer knowledge) kepada mitra dan masyarakat setempat mengenai teknologi yang diterapkan di mitra.
Asrori bersama tim juga membuat luaran lain selain alat dari hasil PPM yang sudah dilaksanakan. Luaran tersebut yaitu rilis jurnal nasional terindeks Sinta 4, publikasi media massa, dan mendaftakan paten sederhana untuk Electric Warmer DOC.
“Semoga hasil dari program PPM yang dilakukan ini dapat menjadi pelopor peternak ayam di daerah tersebut, yang pada akhirnya menjadi sebuah industri peternakan yang dapat berorientasi pasar nasional bahkan global,” pungkas Asrori. (reporter: hamara/editor: doni osmon)