Penutupan PMM Gelombang 7 Kelompok 100, Berpartisipasi Dengan Kebudayaan Warga Desa Tulungrejo
TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG– Kegiatan Penutupan PMM Bhaktiku Negeri Kelompok 100 Gelombang 7 yang dilaksanakan di Desa Tulungrejo, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar. Kegiatan Pengabdian Masyarakat Oleh Mahasiswa (PMM) Universitas Muhammadiyah Malang merupakan suatu agenda yang wajib dilakukan bagi semua mahasiswa yang sedang aktif di universitas tersebut. Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Desa Tulungrejo, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar dimana desa tersebut terkenal akan budaya serta sektor pariwisata yang baik. Dalam penutupan PMM ini kelompok kami berkesempatan untuk menunjukan kebudayaan yang ada dalam Desa Tulungrejo, yaitu tari jaranan dan bantengan.

Tari jaranan dan bantengan yang ada di Desa Tulungrejo ini dikenal sebagai kebudayaan yang hingga sekarang masih diminati oleh kalangan anak muda di desa tersebut, tidak hanya pemuda bahkan anak kecil juga ikut serta dalam pelestarian kebudayaan kuda lumping dan bantengan.
Masyarakat desa Tulungrejo juga sangat memperhatikan kebudayaan agar tidak punah dimasa seperti sekarang. Yang membuat kami kagum dengan desa ini adalah masyarakat yang masih hidup secara sederhana dan tidak terlalu memikirkan bagaimana dunia sekarang berubah. Bahkan kebudayaan seperti kuda lumping masih sangat banyak peminat di era sekarang, yang dimana kebanyakan orang memilih untuk bermain gadget, megupdate fashion, dan menirukan kebudayaan luar negeri.
Hal lain yang membuat kami kagum terhadap desa Tulungrejo adalah cara berkomunikasi dengan tetangganya juga masih menggunakan Bahasa yang sopan, banyak juga dijumpai perbedaan agama dalam desa Tulungrejo, tetapi hal tersebut tidak membuat masyarakat desa Tulungrejo menjadikan masalah karena adanya perbedaan, mereka malah saling menghargai dan membantu. Ketika ada agama lain yang sedang melaksanakan kegiatan keagamaan atau hari raya mereka saling menghargai dan ikut mengamankan suasana.
Bantengan dan Kuda Lumping di Desa Tulungrejo sering juga dijadikan sebagai tontonan masyarakat desa tersebut, hal tersebut membuat anak kecil juga ikut melestarikan kebudayaan tersebut. Maka dari itu ketika penutupan PMM kami membuat acara berupa pertunjukan pentas seni, dimana kami juga mengundang masyarakat, pihak sekolah, dan bapak kepala desa Tulungrejo.
Dimana ketika pentas seni peserta didik ada yang menampilkan tarian tradisional, tari kuda lumping atau biasa disebut jaranan dor, dan juga bantengan. Masyarakat juga berantusias ketika penutupan PMM kami, karena adanya pentas seni yang diselenggarakan.

Bahkan menurut kami anak anak yang masih dibawah umurpun juga sangat menguasai penampilan serta geraka pada tarian tersebut. Maka dari itu besar harapan kami kepada pihak Desa Tulungrejo untuk tetap melestarikan kebudayaan, dimana di masa sekarang banyak orang memilih untuk mengikuti zaman dan melupakan kebudayaan sendiri, bahkan anak-anak yang masih duduk di bagku SD sebisa mungkin juga diperhatikan potensi yang ada pada diri mereka, karena menurut kami tampilan tari kuda lumping kemarin sangatlah dikuasai dengan gerkan yang tidak sembarangan.
Kami juga berterimakasih kepada Bapak. Suwadi selaku kepala desa Tulugrejo, dan Bapak. Solikhan, M.Pd selaku kepala sekolah SD Negeri Tulungrejo 01, dimana kelompok PMM kami diterima dengan baik dan didampingi selalu untuk menjalankan program kerja hingga selesai, tak lupa kami juga mengucapkan terimakasih kepada masyarakat desa Tulungrejo, karena berkat mereka program kerja kami juga dapat terlaksana dengan baik dan selesai dengan tepat waktu. (rilis: PMM Bhaktiku Negeri Kelompok 100 Gelombang 7)